Kamis, 15 Desember 2016

Syukur

 RISALAH SRI SUSUHUNAN MAGELANG HADININGRAT

KEPADA

JAMAAH TILAWAH

ASSALAMUALAIKUM

Assalamu’alaikum wr wb

Bismillahirrohmanurrohimu.

Alhamdulillahirobbil ‘alamien. Wa bihi nasta’inu ‘ala umurid dun-ya waddien. Ashsholatu wassalamu ‘ala Muhammadin, wa ‘ala alihi, wa shohbihi, wa man tabi’ahu bi ihsanin ila yawmiddien. Wa ba’d

S Capetelah kita semua memuji atas ni’mat yang diberikan Alloh kepada kita semua, dengan pujian yang agung sesuai dg keagungan Alloh. Maka, Alloh membanggakan kita dihadapan makhlukNya (para malaekat), lalu Alloh mengatakan :” HamidaNy ‘abdy”…hambaKu telah memujiKu..”..

Syariat bersyukur telah masyhur pada kita semua, maka kita ingat akan kisah nabiyulah Musa a.s, ketika berdialog dengan Alloh swt. Apalah istimewanya dari ummat akhir jaman? Jika dilihat dari segi fisik tentu kalah dengan ummat Musa. A.s, dari segi usia jauuh kalah, usia ummat Muhammad saw sekitar 60 an tahun. Sedang usia ummat Musa a.s sampe ratusan tahun, bahkan dipergunakan untuk beribadah saja. Lalu Alloh memberikan penjelasan, bahwa diberikanlah keistimewaan terhadap ummat Muhammad saw, apabila mereka melaksanakan ini maka akan didapat jaminan Alloh berupa maghfirahNya. Apa itu? Jikalaulah kita simak, dan resapi. Mungkin kita akan sedikit memandag kecil amalan itu, namun justru di mata Alloh hal itu sungguh sangat bernilai besaar. Ya, jika ummat Muhammad memulai pekerjaan dengan menyebut asma Robb, dan menutupnya dengan pujian kepada Robb, maka gugurlah dosanya. Semisal jika kita makan saja, dimulai dengan kalimat bismillah, dan doa yg masyhur…lalu pada pungkasan kita berdoa, alhamdulillah…maka gugur dosa kita, subhanalloh..seketika Musa a.s meminta untuk dijadikan ummat Muhammad saw yg penuh dengan fadhilah ini. Akan tetapi taqdir Alloh laen, adalah jatah kita semua menjadi pengikut rasul saw, menjadi penyempurna ummat terdahulu dengan syariat yg sangat sempurna. Alloh berfirman dalam qs, al maidah…alyawma akmaltu lakum dinakum, pd hari ini…tlh Aku sempurnakan untuk kalian agama kalian…dan seterusnya. Maka apakah kita tidak akan bersyukur? Kata Alloh..”bal aktsaruhum laa ya’lamuuna”..akan tetapi kebanyakan dari mereka (ummat akhir jaman) tidak mengetahui ini ( fadhilah agung tsb). Sehingga banyak dari mereka yg meremehkan kalimat ringkas dan mudah ini, bismillah…walhamdulillah…ya..betapa sangat agung kalimat ini. Bayangkan saja, apabila ada seekor sapi dg nilai belasan juta rupiah…jika disembelih dengan nama selain Alloh..menyebut kalimat selain bismillah…maka sudah tentu diharamkan bagi kita untuk mengonsumsinya. Maka sapi senilai belasan juta rupiah ini, menjadi nol rupiah..sampah saja.

Maka kalimat bismillah, menjadi pintu dan kunci untuk memulai segala perkara yang baik, apapun itu. Sungguh, banyak dari kita tidak mengetahui, sekedar lalu saja kita beraktivitas, tidak dimulakan dg bismillah, dan ditutup dg hamdallah, padahal jikalau mengetahui berapa besar pahala yg diberikan Alloh, tiada mampu kita memikulnya. Rasul sempat bersabda:” setiap perkara penting, yang tidak dimulai dg bismillah, maka dia terputus”.

Satu saat seketika sholat berjama’ah, seorang sahabat betul2 khusyu’, sehingga ketika rasul yg menjadi imam kala itu, beri’tidal dan berucap :” sami’a Allohu liman hamidaHu”…Alloh mendengar siapa saja yg memujiNya”…spontan sahabat tadi menyahut:

”Robbanaa lakal hamdu, hamdan katsiron thoyyiban mubarokan fiih”

….hingga sampe pd saat setelah sholat, rasul menegur terhadap jama’ah:” siapakah tadi yang berucap demikian?”..sahabat berkata :” saya ya rasul, “. Maka rasul berkomentar :” aku telah dikabari Alloh, bahwa malaekat takjub terhadap kamu, dan mereka berpuluh2 ribu malaekat (menurut ustadz Abdullah bahreisy, 30 ribu malaekat) berebut mencatat amal bacaanmu tadi”. Sungguh, jika kita perhatikan disini, tidaklah gampang mengatakan seseorang sbg ahlu bid’ah, jika yg dilakukan belum tentu rasul lakukan. Maka tidak mudah seorang muslim akan menyakiti muslim lain, dengan memberikan tuduhan2 keji dan munkar, yang tentu akan menyakiti perasaan dan kehurmatannya, khususnya dg harkatnya sbg muslim. Astaghfirullohal ‘adzim.

Maka ketika Abdullah ibni umar rodhhiyallohu anhuma mengerti hal ini, lantas beliau mengatakan :” aku setelah mendengar hal tsb, setiap I’tidal aku membaca kalimat tsb”.

Suatu ketika, ada seorang hamba Alloh, ketika diberikan ni’mat, ia berucap :

Robbanaa lakal hamdu, kamaa yanbaghy lijalali wajhiKa, wa ‘adhimi shultonik”

…maka malaekat bingung mencatat amal dan pahalanya, lalu para malaikat menghadap Alloh dan menanyakan nya:” ya Robb, bagaimana kami hendak mencatat pahala dari amal hambaMu yg satu ini. Dia telah mendapat nikmat, dan memujiMu sebesar keagunganMu. Maka kami kebingungan menetapkan pahala, karena pujiannya terhadapMu, bobotnya sungguh amat agung.”. Alloh menjawab :” Aku yang akan menetapkan sendiri pahala hambaKu itu”. Subhanalloh…

Sebagaimana diperintahkan Alloh kepada Musa a.s untuk bersyukur, maka Musa a.s bertanya :” bagaimana caraku bersyukur kpdMu Robb?”. Alloh memberikan jalan yakni dg mengingatnya. Lalu alloh berkata :” fa idzaa dzakartany faqod syakartany”…maka apabila engkau berzikir kepadaKu, sungguh kau telah mensyukuriKu”.

Alhamdu diwani

Kita ingat kembali nabi Dawud a.s, ketika di perintah bersyukur kepada Alloh. Nabi Dawud berkata, :” bagaimana aku hendak bersyukur ya Robb?”…maka Qulilhamdulillah…katakan olehmu , segala puji bagi Alloh. Lalu nabi Dawud a.s berkata :” jika aku berkata “Alhamdulillah” maka sungguh itu merupakan nikmat pula bagiku. Maka sungguh syukurku tiada sebanding dengan nikmatMu yg besaar”…itulah hakikat syukuur, merasai diri sungguh kecil dibanding dg nikmat Alloh. Dikatakan dalam satu ayat :” wa in ta’udduu ni’matallohi laa tuhshuuhaa”..jikalau kalian hendak menghitung2 ni’mat Alloh, niscaya tidak akan mampu menghitungnya”. Bagaimana tidak, sungguh masuk akal bagi kita, ketika nabi Dawud a.s berfikir, jika beliau berucap “alhamdulillah” itu merupakan bentuk nikmat. Kita ambil logisnya, jika lidah kita kaku…atau bisu..maka apakah kita akan mampu berucap alhamdulillah..atau jika kita tiba2 tidak bisa bersuara..seperti serak yg sungguh berat..sehingga sakit untuk berkata2…sungguh…itu nikmat yg besaar…qulilhamdulillah….puji milik Alloh yang menggerakkan lidahku untuk mensyukuri nikmatNya.

Mulai dari setiap nikmat yg diberikan Alloh, bersyukur “Alhamdulillah”….segala puji bagi Alloh..Nabi Muhammad bersabda:

”man lam yasykuril qolil, lam yasykuril katsiir”

..siapa saja yg tidak mau bersyukur dikala mendapat nikmat yang sekecil apapun, maka dia tidak akan bisa bersyukur ketika mendapat nikmat yg banyak”.

Hingga jika manusia itu mempunyai satu ladang emas, tentu ia akan mencari ladang yg kedua dan ketiga dst…barulah puas nafsu manusia itu, jikalau mulutnya telah disumpal dengan tanah. Artinya baru puas setelah mati..astaghfirulah

Dalam ayat lain, Alloh memberikan firmanNya :

”fadzkuruuNy adzkurkum….wasykuruuly walaa takfuruun”…

”maka ingatlah oleh kalian akan Aku, niscaya akan Kuingat kalian, dan bersyukurlah untukKu, dan janganlah kalian kufur

..gandengan kalimat..syukur adl kufur, tipis sekali sekat pembeda antara syukur dan kufur, ditegaskan dalam ayat lain QS. Ibrahem.insyaloh.coba buka :

”Lain syakartum laazidannakum, wa lain kafartum , Inna ‘adzaby la syadiid”..

jikalau kalian bersyukur, maka betul2 akan Kutambah (nikmat) untuk kalian. Tapi jika kalian kufur (nikmat) sesungguhnya siksaKu amat dahsyat”.

Coba kita bertegun sejenak, bayangkan kita ketika hendak tidur. Apa yg terfikir? Mungkin sebagian besar dari kita ga mikir apa2…atau malah ngelamun?sama kalo gitu…astaghfirulloh

Baca bismillah…selebihnya terserah andaJ terbangun….melihat keadaan kita masih utuh, melihat hidung masih nancep di muka, melihat tangan masih bisa uthik2, melihat kaki masih bisa berjalan, subhanalloh…banyak dari saudara kita, ketika bangun tidur mulutnya bisu, tangannya kaku, kakinya lumpuh.ada yg kena stroke dll.Allohu akbar…maka apa ucapan kita setelah bangun tidur?.pertama kali..bersyukur atas dikembalikannya ruh kita, yg semalam nglencer entah kemana, syukur atas badan yg sehat , syukur atas utuhnya iman. Maka ucap” alhamdulillah”…selebihnya terserah andaJ,,,yang penting tidak lupa..bersyukur…

Saya jadi inget ayat dalam QS; yaasiin…

”qooluu man ba’atsanaa min marqoodinaa?..

coba deh buka2 ya..terus renungi..:)

Sudah dulu ya…cape ngetik…walhamdulilahirobbil’alamien.

Afwan minkum

Wassalamu’alaikum wr wb

KASUHUNAN MAGELANG HADININGRAT

SRI_SUSUHUNAN_SIX_EAT

NAYAKA PRAJA INDRAPURA

L

Kamis, 08 Desember 2016

Mengaji Bersama dengan Al-Masih, Isa putra Maryam, Rasulullah

AL-MASIH: TEGURLAH DIA! (MATIUS 18:15 KSI)

Saya: Wahai Tuan Guru, ada seseorang yang mengaku sebagai pengikutmu tapi postingannya selalu nyinyir kepada orang-orang mukmin; kepada orang-orang yang beriman kepada Allah, beriman kepada Roh Kudus yang dengannya engkau diperkuat, beriman kepada Kitab Suci Injil yang diturunkan kepada engkau, beriman kepada engkau sebagai hamba Allah, rasul-Nya, kalimat-Nya yang Dia sampaikan kepada Maryam, bunda engkau, dan ruh dari-Nya. Ada apa dengannya?

Al-Masih: Segala sesuatu yang keluar dari mulut (baca: segala postingannya) berasal dari hati, dan itulah yang menajiskan orang. Karena dari dalam hati keluar pikiran-pikiran yang jahat, seperti pembunuhan, percabulan, perzinaan, pencurian, saksi dusta, dan hujahan. (Matius 15:18-19 KSI)

Saya: Ooo, begitu. Lalu apa yang harus saya lakukan, Wahai Tuan Guru?

Al-Masih: Karena itu, jika saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia secara pribadi. Jika ia mau mendengarkanmu, maka engkau telah mendapatkannya kembali.(Matius 18:15 KSI)

Saya: Hmm. Bagaimana jika dia tidak mau mendengarkan teguran saya, Wahai Tuan Guru?

Al-Masih: Jika ia tidak mau mendengarkanmu, ajaklah bersamamu seorang atau dua orang lagi supaya dengan dua atau tiga orang saksi hal itu menjadi sah. (Matius 18:16 KSI)

Saya: Jika dia juga tidak mau mendengarkan mereka, bagaimana?

Al-Masih: Jika ia tidak mendengarkan mereka, ajukanlah hal itu kepada jemaah. Jika ia masih juga tidak mau mendengarkan jemaah, anggaplah ia sebagai orang yang tidak mengenal Allah atau sebagai pemungut cukai. (Matius 18:17 KSI)

Saya: Ooo, baiklah. Lalu, apa yang harus saya sampaikan kepadanya, Wahai Tuan Guru?

Al-Masih: Pada hari kiamat setiap orang akan dimintai pertanggungjawaban atas setiap kata sia-sia yang pernah diucapkannya (baca: dipostingnya). Karena ucapanmu (baca: postinganmu) engkau akan dibenarkan, dan karena ucapanmu (baca: postinganmu) pula engkau akan dihukum. (Matius 12:37KSI)

Saya: Hmm. Jujur saja, Wahai Tuan Guru, saya malas sekali menegur dia. Jika dia mau menerima teguranku, itu tidak menjadi masalah. Jika tidak? Yang ada malah dia menyemprot saya kembali. Sok begini dan begitu. Dia menjadi lebih galak daripada saya. Dia malah berkata, "Nerakaku bukan urusanmu, apalagi surga belum menjadi tempatmu." Lalu, bukankah dia juga sudah tahu apa konsekuensi dari perbuatannya? Biarkan saja dia tersesat dengan segala perbuatannya itu. Kita mengurus urusan masing-masing saja. Sepanjang dia tidak mengganggu urusan saya dan saya juga tidak mengganggu urusan dia, biarkan saja. Apakah saya memang benar-benar harus menegur dia? Jika saya tidak menegurnya, bagaimana?

Al-Masih: Apa yang tertulis di dalam Kitab Suci Taurat? Apa yang kaubaca di situ? (Lukas 10:26 KSI)

Saya: Di dalam Kitab Suci Taurat, Ya? Hmm. Saya pernah membaca bahwa ada tertulis di dalam Kitab Suci Taurat itu begini: Jangan kaubenci saudaramu di dalam hatimu. Tegurlah sesamamu dengan terus terang sehingga engkau tidak terbawa dosa karena dia. (Imamat 19:17 KST); O iya, Allah juga pernah berfirman kepada Nabi Yehezkiel a.s. sebagaimana ada tertulis di dalam Kitab Nabi Yehezkiel begini: Kalau Aku berfirman kepada orang fasik, ‘Engkau pasti mati,’ dan engkau tidak menasihati dia atau berbicara mengingatkan orang fasik itu mengenai jalan hidupnya yang fasik supaya ia tetap hidup, maka orang fasik itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi darahnya akan Kutuntut dari tanganmu. Sebaliknya, kalau engkau mengingatkan orang fasik itu, dan ia tidak juga berbalik dari kefasikannya atau dari jalan hidupnya yang fasik, maka ia akan mati dalam kesalahannya, tetapi engkau telah menyelamatkan nyawamu. Kalau seorang yang benar berbalik dari kebenarannya dan melakukan kezaliman, lalu Kuletakkan batu sandungan di depannya, maka ia akan mati. Ia akan mati dalam dosanya apabila engkau tidak mengingatkan dia, dan perbuatan-perbuatan kebenaran yang dilakukannya tidak akan diingat lagi, tetapi darahnya akan Kutuntut dari tanganmu. Sebaliknya, kalau engkau mengingatkan orang benar itu supaya jangan ia berbuat dosa, dan ia benar-benar tidak berbuat dosa, maka ia akan tetap hidup sebab ia mau menerima peringatan, dan engkau telah menyelamatkan nyawamu. (Yehezkiel 3:18-21 KSTZ)

Al-Masih: Jawabanmu benar. (Lukas 10:28 KSI)

Saya: Jika ternyata dia juga tetap tidak mau mendengarkan saya, apa yang harus saya lakukan? Haruskah saya paksa dia?

Al-Masih: Jika ada orang yang tidak mau menerima kamu dan tidak mendengarkan perkataanmu, kebaskanlah debu dari kakimu ketika kamu pergi dari rumah atau kota itu. Sesungguhnya, Aku berkata kepadamu, pada hari kiamat, azab atas Sodom dan Gomora akan lebih ringan daripada azab atas kota itu. (Matius 10:14-15 KSI)

Saya: Baiklah, Wahai Tuan Guru.

L

Selasa, 06 Desember 2016

Ma'na Syahadat

RISALAH SRI SUSUHUNAN MAGELANG HADININGRAT

KEPADA

JAMAAH TILAWAH

Hamdalah

Alhamdulillahilladzy kholaqo Muhammadan li umaatihi, ashsholatu wassalamu ‘alaihi wa alihi wa ashabihi. Wa ba’d

“ shollu ‘ala nurilladzy arojas Sama’a-----Ya fawza man sholla ‘alaihi wa sallama”

(masih terbawa suasana kesedihan ketika membayangkan rasul dalam kedukaan, tapi ta;jub dengan pelipur lara yang diberikan Alloh kepada beliau saw, diajak piknik ke langit, sidratil muntaha lagi…ga kebayangJ

Jadat Sulayman bilwisholi takarruman,,,fa saros Sururi ila fuady wa khoyyaman

Ya husna man jadat bihi biwasliha…intaha….

(maaf, terlalu larut dalam syair ini…mengingat nabi deh)

Thoyyib ikhwah, mulai bahasan baru.

S Capetelah kita semua berislam, berikrar syahadat, testimony dalam bahasa kerennya. Maka, konsekuensinya macam2 pula. Mungkin tidak banyak dari kalangan umum mengetahui ma’na yang terkandung dalam kata syahadat itu. Baik, mari kita coba ingat….yah…barangkali bisa menambah wawasan spiritual kita, dan semoga menambah kedekatan kita dengan kemanfaatan dan kebaikan, yang tentunya akan semakin mempererat hubungan kita dg Alloh, yang istilah bekennya “Taqorrub”. Tapi tentulah taqorrub disini dengan sesuatu yang masyru’iyah, dituntunkan dalam syariat, ga nyimpang…ntar dikira bikin2 bid’ah…hehehe

Sebab ada orang2 yang ngeyel juga, padahal hal yang mereka lakukan untuk taqorrub ini jauh dari masyru’, yah..ga jauh2 lah…dalilnya ya :” ini sudah menjadi tradisi bapak 2 kami, pelestarian budaya”…trus kalo di benerin dg baik malah membantah, seperti orang2 kafir dahulu..” ma na’budu illa liyuqorribuna ilallohi azzulfa”..kira2 terjemah bebasnya..ini semua kami lakukan/ ibadah kecuali untuk mendekatkan diri kpd Alloh sedekat2nya.

Thoyyib, kita tidak akan berpanjang lebar dengan masalah itu, pokus kita sekarang adalah makna terkandung dalam syahadat tadi…saya kira ikhwah tilawah mah uda pada paham, paham puaham buanget…kalo kata nahwunya..make “qod tahqiq”…melekat pada fi’lu madhy, fungsinya menegaskan kelakuan. Jadi…”qod fahima”…puaham buanget gitu looh..

Al-awwalu….ma’naHa …al ‘Ilmu:

Ilmu, mengetahui..pengetahuan( ini mashdarnya), kalo begitu, seorang syahid / yg bersyahadat…itu tentu tahu..apa yg ia syahadati. Kata lainnya adalah persaksian, syahadah…wagu kan, kalo orang yang ga tahu permasalahan kok jadi saksi…?

Beginilah Cara Mengenalkan Syahadat & Syahadatain Pada Anak - Umroh.com

Jadi, kita bersyahadat itu konsekuensinya adalah..tahu dan mau tahu apa yg menjadi kewajiban setelah bersyahadat dan berislam…tahu dan sadar mengakui ALloh sebagai Tuhan kita, Muhammad pembawa risalahNya, bagaimana cara mengetahuinya itu?..hehehe..pertanyaan yang klasik, tapi futuristic …bingung tho.gini, klasik karena pertanyaan itu dari dulu uda ada, futuristic karena berkaitan dengan masa depan kita di alam kekal..Ya jelas jawabane…” Uthlub al Ilma”…carilah alat(…ilmu.).sulit sekali ya, pa lagi jaman modern seperti sekarang. Banyak sarana mencari ilmu, tapi kita2 nya yang kesulitan waktu untuk mencari ilmu. Bahkan, untuk sekedar membuka2 permasalahan tentang keilmuwan itu saja kekurangan waktu, tentu Ilmu yang saya maksud disini adalah ilmu yang manfa’at. Segala ilmu yang mendekatkan diri, taqorrub menuju Alloh..itu ilmu yang perlu kita cari.

Ats-tsany…..Iqror

Mengenal Bendera Rasulullah Bertuliskan Kalimat La Ilaha Illallah |  Republika Online

Pengakuan, dengan sadar …lisan berucap :” Laa Ilaaha Illa Alloh, Muhammadun Rasulullohi” …..tidak ada sesembahan, kecuali Alloh, Muhammad utusan Alloh. Ga malu ngucap gitu, karena iqrar itu merupakan bentuk fisik syahadat. Seorang yang syahadatnya bener, ga akan malu bilang…ana muslim”..itu ikrar,,, dan tentu ikrar itu diperlukan, sebuah pengakuan. Bagaimana seorang saksi akan dipakai dalam peradilan, jika dia tidak mau berikrar, ngomong make lisan. Kesulitan kan, ngomong ama orang bisu? Itupun ikrar orang bisu, masih bisa make bhs isyarat. Lha kalo orang uda bisu, ga mau ikrar make isyarat juga…weh weh…itu namanya pengeyelan.

Ats-Tsalits….” Al Qosamu”

Berjanji, janji mau menerima apa saja konsekuansi bersyahadah. Janji suci, berkaitan dengan aqidah, dari katanya saja “aqidah”…artinya adalah simpul/ bundelan mati, tak bisa diotak atik. Jadi betul2 telah terpatri dalam sanubari, kokoh tak terkoyak ombak liberalisasi, dan paham 2 yang nyeleneh…apalagi Cuma dituker make sarimi dan sembako lainnya..uda pindah agama..weh weh

Ar- Rabi’…………” al-mitsaq/ al-‘ahdu”

Sama saja sebenernya arti dg qosam, janji…sumpah…namun lebih mendalam, istilahnya empatinya betul2 sampai dasar qolbu. Terpatri di lubuk hati, terdalam. Perjanjian dengan Alloh, jadi Pihak pertama kita dan pihak keduanya Alloh…dalam satu akad, ada tanda tangan kita. Tanggung jawab kita, bagaimana kita bisa akan menjalankan kontrak itu selama diberi waktu. Bagaimana pula kita mempertanggungjawabkan kontrak itu setelah kontrak usai. Bagaimana kita menghadapi inspektorat jenderal Alloh kelak, ini menjadi pemikiran terus menerus bagi kaum2 berakal.

Kalo kata ustad mu’thy, dari ma’had an-najah magelang. Kok misalkan ada orang yang ga pernah risau akan akhir hayatnya, apa khusnul khatimah ataukah su’ul khatimah. Orang yang kaya gini uda bener2 keluar batas, kebangeten. Apa lagi missal ada orang bilang” aah..kita mah uda tentu masuk surga. Paling di neraka cuman bentar!!!”..eiiit..ati2 ngomong gini…kaya sipatnya bany Israel ajah…mereka bilang…kalo mereka itu bangsa yg diberi kemuliaan Alloh, trus berani mengklaim Cuma bentaran di neraka. Sekali2 tidak begitu….perhitungan Alloh itu teliti pooollll…(Allohumma hasibna hisaban yasiron”) amien..

Saya berlindung dari perkataan yang tak termalkan.

Al-‘Afwu minkum

Walhamdulillah

KASUHUNAN MAGELANG HADININGRAT

SRI SUSUHUNAN SIX_EAT

NAYAKANING PRAJA INDRAPURA

L

Senin, 05 Desember 2016

Jawa

 RISALAH SRI SUSUHUNAN MAGELANG HADININGRAT

KEPADA

LUTFI PUTRA SYARIFUDIN PUTRA SAHAK PUTRA JAMAL AL-BANJARI

SALAM

Assalamu’alaikum wr wb

Kados pundit pawartosipun dimas Lutpi????

(apa kabarmu ya lutpi- kaifa halak ya lutpi?)

Sedikit ane menulis hal2 tentang bahasa jawa yang ane masih terngiang atas nya.

B capahasa Jawa adalah bahasa yang menjunjung tinggi pola penghurmatan terhadap siapa saja, Sehingga ditemukanlah beberapa tingkatan bahasa dalam penggunaannya. Hal ini dapat di temukan dalam berbagai dialog antar person di lingkungan jawa tentunya. Anta bisa dengan mudah menemukannya di daerah yang masih kental dengan nuansa kejawaanya, missal Jogja – magelang (Rp.7.000,- aja kok..hehee ). Di sana masyarakat umumnya masih memakai kaidah2 bahasa yang sesuai dengan sintaksis jawa.

Beberapa tingkatan dalam sintaksis jawa yang ane tahu antara lain :

- bentuk biasa/ bahasa kebiasaan / kasar/ pasaran/ NGOKO: yaitu bahasa jawa yang cenderung kasar, namun tidak meninggalkan estetika / rasa hurmat yang diajak bicara. Lugat ini dipakai antara teman sebaya yang telah biasa/ kenal, dan orang di bawah kita (status social atau usia dsb). Misal seorang kakak akan memakai lughat ini ketika bicara dengan adiknya, seorang juragan akan memakai lughat ini ketika bicara dengan bawahannya, dsb. Contoh “ Dhimas, tulung aku jupukke keris kuwi” (adik, tolong aku diambilkan keris itu), “Pak kardiman, bapak njaluk digawakke keris kuwi” (pak Kardiman/ pembantu, bapak minta dibawakan keris itu)..dsb

- bentuk sedang / kromo madya : tingkatan bahasa yang lebih halus dari pada ngoko. Dan biasanya menggunakan kata2 yang halus untuk yang dihurmati. Misal “Pak kardiman, bapak dhawuh menawa ana Rudi supaya di kon mlebu wae”..Pak kardiman, bapak tadi perintah, kalau ada Rudi agar langsung disuruh masuk”..di sini unsure yang di hurmati adalah bapak. Lagi “Mas, Panjenengan wingi lhak wes dhahar roti tho?”...Mas, kamu kemaren khan udah makan roti kan?...kata Panjenengan dan dhahar adalah halus, karena digunakan untuk Mas, lebih dituakan/ dihurmati.

- Bentuk kromo inggil: dalam lughat ini digunakan istilah krama semua, namun tetap memperhatikan kaidah/ sintaksis ketata bahasaan. Misal “Kala wingi bapak mboten tindak dhateng peken kok”..kemaren bapak ga pergi ke pasar kok....bandingkan “kala wingi dimas mboten kesah dhateng peken kok” ... ”..kemaren adik ga pergi ke pasar kok.....kata “tindak dan kesah punya satu arti, tapi penggunaannya beda,,,,,,hati2 kalau ngomong jawa. Banyak wong jawa sendiri tidak paham lho....Ntar dikira menghina....

- Bentuk jawa kawi : lughat ini hanya kalangan tertentu saja yang mengerti dan menggunakannya. Bahasa yang digunakan sangat sastrais ,,,,biasanya kalangan pedhalangan, atau para juru paniti laksana/ pranata cara, dsb. Misal : “Sura dira jaya ningrat lebur dening pangestuti” artinya kekuatan , keangkuhan, kewenang2an akan hancur oleh kebaikan/ kesabaran/ doa”.....atau semboyan Dep.KEu sendiri “Nagara Dhana Raksa”....artinya Pengelolaan Harta Keuangan Negara....

Nahh, selamat mempelajari bahasa jawa....silahkan mencari literartur atau sarananya...Met berjuang moga2 berhasilll. Wassalamu’alaikum wr wb

L

Sabtu, 03 Desember 2016

Dasar2 Islam

 RISALAH SRI SUSUHUNAN MAGELANG HADININGRAT

KEPADA

JAMAAH TILAWAH

Hamdalah

Alhamdulillahilladzy kholaqo Muhammadan li umaatihi, ashsholatu wassalamu ‘alaihi wa alihi wa ashabihi. Wa ba’d

PEMAHAMAN DASAR ISLAM

Pengertian umum,

I. islam menurut bahasa ada tiga :

  1. dari asal kata “ salima -à yaslamu----sehingga berarti sejahtera, kebahagiaan.
  2. dari kata “ aslamaà yuslimuà islaman…bermakna kepasrahan atau ketundukan.
  3. dari kata sullamun “ berarti tangga.

D Caps.ari tiga kosakata itu dapat secara logis kita tarik kesimpulan, bahwa islam adalah satu pedoman yg mengajarkan kepada pemeluknya tentang jalan menuju kebahagiaan, kesejahteraan lahir dan bathin, baik sejahtera dunia maupun sejahtera di akherat kelak. Serta islam itu adalah sebuah wadah dan sarana (valensi) berserah diri kepada Yang Maha Kuasa, karena segala sesuatu itu tidaklah lepas dari pengaturan Alloh swt, sebagai Robb ( pemelihara) mahlukNya. Sedang dalam proses pembelajaran dan penerapan keislaman itupun tidak lepas dari usaha, maka tidaklah serta merta 100% jadi, ada tahapan2 nya, dari mulai awal ..pertengahan sampai pd level tinggi. Itulah sekedar penjabaran dari makna Islam secara loghat( bahasa).

II. sedang islam secara ishtilah, dapat kita maknai sebagai bentuk ujud keyakinan, terhadap apa yg dibawa oleh Rasul Muhammad saw, sebagai pembawa risalah dari Tuhan YME, dengan perwujudan mengikuti perintah2nya sesuai dengan kadar kemampuan optimal masing2 kita, dan menjauhi perkara yg dilarang Alloh.

SUMBER HUKUM ISLAM

Secara garis besar ada 2 hal:

  1. al Qur’an :” merupakan wahyu dari Alloh yg tidak bisa dipalsu dan direvisi. Murni dan tetap dijaga olehNya, banyak cara Alloh menjaga kemurnian Al qur’an, missal dg adanya penghapal2 Qur’an dan ulama bidang Al Qur’an. Dan Alloh sendiri yg berjanji untuk menjaganya, sebagaimana firman :” Sesungguhnya Kami yg telah menurunkan adz dzikra ( Qur’an) dan Kami pula yg menjaganya”.
  2. As sunnah :” adalah setiap perilaku rasul Muhammad saw, baik dari segi lisaniyah (hadits), ataupun segi af’aliyah (akhlaq). Dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi, semua ada contoh dari baginda rasul Muhammad saw. Andaikan kita mampu melaksanakan setiap perilaku diri kita, sama dengan nabi, maka semua bernilai ibadah.

Lalu, ada beberapa sumber lagi yg sebenarnya intinya adalah dari Al Qur’an dan Sunnah itu sendiri. Namun, kadang kita banyak jumpai beberapa kasus tentang hukum2 baru, yg kadang memerlukan penafsiran dan penelaahan dari para ulama, untuk menjatuhkan hokum pada perkara itu, yang nota bene kurang jelas diperinci dalam Al Qur’an ataupun sunnah. Kita bisa jumpai adanya operasi face off, pada dasarnya mengubah bentuk fisik dari ciptaan Alloh itu haram, tapi para ulama menjatuhkan operasi face off, dengan alasan rehabilitasi, mengembalikan kesehatan pasien, itu mubah (boleh) adanya. Maka kita kenal ada ijma’ ulama , yaitu merupakan kesepakatan para ulama ahli ijtihad/ mujtahid ( ulama yg berkecimpung dalam penelaahan hukum2 pd perkara baru), pada suatu masa setelah tidak adanya Rasul saw, dan pada suatu tempat. Ada juga Qiyas, yaitu analogy hokum/ dalil.

Maka tidak jarang kita jumpai ada yg memasukkan hokum Ijma’ dan Qiyas tadi sebagai dasar sumber hokum islam, sehingga menjadi 4, namun intinya kembali kepada akar Al Qur’an dan sunnah.

RUKUN ISLAM

Segala sesuatu yg harus dilakukan, oleh seorang calon muslim agar ia bisa menjadi seorang muslim secara baik, dapat kita sebut sebagai rukun Islam. Dalam pandangan kaum ahlus sunnah wal jama’ah, rukun Islam mencakup 5 hal

  1. syahadat : yakni pengucapan dua kalimat persaksian bahwa tidak ada Tuhan sesembahan kecuali hanya Alloh, dan bersaksi bahwa Muhammad bin abdillah adalah utusanNya.
  2. sholat : yakni suatu jembatan penghubung antara seorang mahluk dg Penciptanya, dan tata caranya sudah ditentukan oleh Rasul.
  3. zakat . yakni satu bentuk penyucian diri dan harta , dengan memberikan seukuran makanan pokok untuk diserahkan kepada yg berhak.
  4. puasa, yaitu bentuk pengibadahan kepada Tuhan dengan sedikit mengatur pola konsumsi kita, ada satu waktu dilarang untuk makan dan minum hingga tiba waktu diperbolehkan kembali.
  5. haji, merupakan ibadah dengan menziarahi baytulloh/ makkah. Disana kita akan mendapati situs2 masa lampau nabi2 kita, dalam kesempatan haji itu juga mengandung unsure napak tilas ( mengenang untuk diambil manfaatnya dari sejarah nabi2 terdahulu).

Penjabaran khusus pd syahadat.

Melihat krusialnya topic ini, saya sangat menaruh pokus untuk lebih mengulas syahadat. Mari di simak.

Ma’na syahadat : ada 4

  1. Ilmu, mengetahui..pengetahuan( ini mashdarnya), kalo begitu, seorang syahid / yg bersyahadat…itu tentu tahu..apa yg ia syahadati. Jadi, kita bersyahadat itu konsekuensinya adalah..tahu dan mau tahu apa yg menjadi kewajiban setelah bersyahadat dan berislam
  2. Iqror :Pengakuan, dengan sadar …lisan berucap :” Laa Ilaaha Illa Alloh, Muhammadun Rasulullohi” …..tidak ada sesembahan, kecuali Alloh, Muhammad utusan Alloh. Ga malu ngucap gitu, karena iqrar itu merupakan bentuk fisik syahadat. Seorang yang syahadatnya bener, ga akan malu bilang…ana muslim”..itu ikrar,,, dan tentu ikrar itu diperlukan, sebuah pengakuan. Bagaimana seorang saksi akan dipakai dalam peradilan, jika dia tidak mau berikrar, ngomong make lisan. Kesulitan kan, ngomong ama orang bisu? Itupun ikrar orang bisu, masih bisa make bhs isyarat.
  3. Al Qosamu. Berjanji, janji mau menerima apa saja konsekuansi bersyahadah. Janji suci, berkaitan dengan aqidah, dari katanya saja “aqidah”…artinya adalah simpul/ bundelan mati, tak bisa diotak atik. Jadi betul2 telah terpatri dalam sanubari, kokoh tak terkoyak ombak liberalisasi, dan paham 2 yang nyeleneh…apalagi Cuma dituker make sarimi dan sembako lainnya..uda pindah agama, tidak.
  4. .Sama saja sebenernya arti dg qosam, janji…sumpah…namun lebih mendalam, istilahnya empatinya betul2 sampai dasar qolbu. Terpatri di lubuk hati, terdalam. Perjanjian dengan Alloh, jadi Pihak pertama kita dan pihak keduanya Alloh…dalam satu akad, ada tanda tangan kita. Tanggung jawab kita, bagaimana kita bisa akan menjalankan kontrak itu selama diberi waktu. Bagaimana pula kita mempertanggungjawabkan kontrak itu setelah kontrak usai. Bagaimana kita menghadapi inspektorat jenderal Alloh kelak, ini menjadi pemikiran terus menerus bagi kaum2 berakal.

RUKUN IMAN

Rukun iman ada 6 :

  1. iman kepada Alloh, adanya Alloh dan segala sifat2 dan keagunganNya.
  2. iman kepada adanya mahluk Alloh yang bernama malaikat, dan jumlahnya tak terhitung kecuali oleh Alloh. Yang berhak kita ketahui adalah 10, menurut kesepakatan. JIbril, Mikail, Israfil, Malik, Ridlwan, Izrail, Roqib, Atid, munkar dan nakir. Dan sifat malaikat ini, adalah senantiasa patuh dan tunduk kepada perintah Alloh. Sebagaimana disebut dalam Qur’an “ Tidaklah mereka (malaikat2) membangkang kepada Alloh (untuk melaksanakan) perintahNya. Dan senantiasa mengerjakan apa yang diperintahkan”. Maka salah satu dari iman kepada malaikat adalah dengan memposisikan para malaikat pada tempatnya, yakni bahwa malaikat tidak bisa dimintai tolong, kecuali atas ijin Alloh. Sebagaimana Jibril tidak bisa dengan mudah menemui Rasul saw, jika tidak diperintah ALloh. Dan dialog Jibril tergambar :” ana ma’murun!” saya ini Cuma diperintah (Alloh).”. jadi sangat tidak benar, jika ada oknum yang mengaku2 sebagai orang alim kemudian ia bisa mendatangkan bantuan malaikat dengan perintahnya sendiri, hal ini bisa membahayakan aqidah/ keimanan kita.
  3. iman kepada kitab2 yang diturunkan kepada para nabi dan rasul, oleh Alloh swt. Baik itu suhuf, ataupun kitab. Semisal terhadap adanya taurat, injil dan zabur, ummat muslim harus percaya bahwa Alloh telah menurunkannya kepada nabi/ rasul yang bersangkutan. Namun, perlu diketahui bahwa Al Qur’an adalah penyempurna dari isi kitab2 terdahulu, sehingga kita sekedar wajib mengimani turunnya kitab2 tersebut, bukan kita mencari dan mengamalkan isi kitab2 tersebut. Sudah jelas bahwa Qur’an adalah pungkasan kitab yang paling lengkap. Alloh menfirmankan :” Pada hari ini, telah kusempurnakan atas kalian akan agama kalian (Islam), dan pula telah Kusempurnakan atas kalian akan nikmatKu, dan Aku redho Islam bagi kalian sebagai agama”. QS. Al Maidah.
  4. Iman kepada Rasul2 Alloh. Sebagai muslim sejati, maka segala bentuk tingkah peribadatan sudah ditentukan oleh rasulnya, dicontohkan. Missal seperti ibadah puasa, yakni dari terbit fajar shadiq hingga terbenam matahari. Tidak diperbolehkan untuk puasa selain cara itu, bahkan selain cara demikian bisa dihukumi bid’ah ( membuat hokum/ cara baru dalam ibadah tanpa ada contoh muthlaq dari rasul ). Dan tentu bid’ah ini adalah sesat, dan tempat yang paling tepat bagi orang yang melakukan kesesatan adalah neraka, na’udzubillah. Demikian juga ummat2 terdahulu, telah dituntun oleh rasul2 mereka dalam setiap peribadatan. Maka fungsi dari rasul adalah, penyambung risalah dari Tuhan untuk disampaikan kepada ummatnya, guna mencapai kebahagiaan sejati.
  5. Iman kepada taqdir . Segala kepastian mahluk, telah ditentukan garisnya oleh Tuhan semenjak di lauhul mahfudz ( tempat ruh), baik itu bahagia ataupun kecewa, baik itu sedih maupun suka. Namun, semuanya tidak secara dhohir kita tahu bentuk taqdir kita, dan tidak boleh malas, tanpa berusaha, karena berusaha itu adalah salah satu cara menapaki jalan taqdir kita. Jadi tidak dibenarkan berpangku tangan tanpa berikhtiyar. Secara tegas difirmankan oleh Alloh :” Tidaklah (Alloh) akan mengubah keadaan suatu kaum, sehingga (kaum itu) mengubah keadaanya sendiri”. Secara dhahir, kita perlu usaha, dan doa. Namun, secara hakiki, Allohlah penentu segala sesuatu. Jadi perlu digaris bawahi, bahwa kedua unsure ini penting, usaha dari mahluk disertai doa memohon perkenannya Tuhan untuk redlo.
  6. Iman kepada hari Qiyamat / akhir. Selama satu minggu, hari yang tidak pernah kita jumpai adalah hari Qiyamat, dari senin sampai senin kembali. Makanya iman kepada hari Qiyamat ini bukan ujian yg sederhana bagi kita, kalau sekedar percaya kematian, semua orang insyaloh pasti percaya. Tapi kalo iman kepada hari akhir, adalah merupakan added value/ nilai tambah bagi seorang muslim. Bagaimana tidak, salah satu cirri orang yang muttaqien (bertaqwa), yang paling menempati urutan nomor satu menurut Alloh adalah orang yang beriman kepada perkara ghoib. Dan perlu kita ingat, hari Qiyamat ini sampai sekarang insyaloh termasuk perkara ghoib, dan wajib kita imani akan kebenarannya. Alloh memberikan firmannya untuk kita pedomani :” Alif laam Miim . Itulah al kitab (Qur’an) tidak ada keraguan di dalamnya. Yaitu sbg petunjuk bagi orang bertaqwa. Yakni mereka yang beriman pd perkara ghoib, dan mereka yg mendirikan sholat, dan mereka yang menafkahkan / infaqkan dari rejeki yg kami berikan kepada mereka. QS. Al baqoroh

Insyaloh lanjut besok…uda capek…

Walhamdulillah..

L

Jumat, 02 Desember 2016

(Basmalah)

 RISALAH SRI SUSUHUNAN MAGELANG HADININGRAT

KEPADA

JAMAAH TILAWAH

SALAM

Assalamu’alaikum wr wb

Bismillahirrohmanurrohimu.

Alhamdulillahirobbil ‘alamien. Wa bihi nasta’inu ‘ala umurid dun-ya waddien. Ashsholatu wassalamu ‘ala Muhammadin, wa ‘ala alihi, wa shohbihi, wa man tabi’ahu bi ihsanin ila yawmiddien.

Untuk penjelasan variasi “basmallah”

bismillah naskhi

  1. BismillahirrohmanIrrohimI -à kenapa lafadz “arrohmanI dan arrohimI”..pada akhir harakat memakai kasrah?...yakni kita tahu. Bahwa dalam ilmu nahwu, kasroh disini menunjukkan I’rob khofadz/ jar. Hal itu disebabkan karena ada lafadz di depannya yg juga di khofadz/ jar, yakni lafadz “ Allohi”, karena lafadz Allohi disini di khofadzkan oleh sebab lafadz ini sebagai “ mudhof ilaih” dari mudhof “ismun”, sehingga dalam keumuman ilmu nahwu, bahwa hukum mudhof ilaih itu di I’roby khofadz/ jar. Sedang lafadz “arrohmanI dan arrohimI”..itu disebut dg sifat/ na’at. Sedang yg disifati adalah lafadz “Allohi”, atau disebut maushuf. Sehingga dalam ilmu nahwu, isim sifat ini dikategorikan isim yg taba’iyah, artinya I’robnya mengikuti maushufnya/ man’utnya. Kita lihat bahwa man’ut/ maushufnya dii’roby dengan khofadz, maka otomatis isim sifat/ na’atnya juga khofadz, dan khofadznya dengan kasroh.
  2. BismillahirrohmanArrohimA--à kenapa lafadz “arrohmanA dan arrohimA”..pada akhir harakat memakai harokat Fathah? ?...yakni kita tahu. Bahwa dalam ilmu nahwu fathah disini menunjukkan I’rob nashab, jika kita teliti lebih detail, ternyata ada lafadz yg dilesapkan disana, yakni lafadz / lebih tepatnya kalimat (jumlah) yang posisinya sebagai fi’il, karena menganut system jumlah fi’liyah. Yakni kalimat “amdahu”—yg artinya “aku memuji..”, maka lafadz  “ArrohmanA dan ArrohimA” di posisikan sebagai maf’ul bihi, sehingga harus dinashabkan dengan fathah. Kalau menurut saya pribadi, bisa juga lafadz “ArrohmanA dan ArrohimA” di posisikan sebagai na’at / sifat dari lafadz “ Alloha” yang dilesapkan dan merupakan maf’ul bihi, jadi lafadz  “ArrohmanA dan ArrohimA”tetap menjadi isim taba’iyah dengan I’rob sesuai man’utnya yaitu lafadz “ Alloha”. Tapi pendapat kedua ini Cuma sekedar pendapat saya, sedang dalam kitab2 nahwu saya jumpai seperti pada pendapat pertama..
  3. BismillahirrohmanUrrohimU -à kenapa lafadz “arrohmanU dan arrohimU”..pada akhir harakat memakai “dhommah”? .yakni kita tahu. Bahwa dalam ilmu nahwu dhommah disini menunjukkan I’rob rofa’, jika kita teliti lebih detail, ternyata ada lafadz yg dilesapkan disana, yakni lafadz/ isim yang posisinya sebagai mubtada’, karena menganut system jumlah ismiyah. Sedang kita semua sepakat, bahwa dalam jumlah ismiyah terdiri dari susunan isim2, dan disebut sebagai mubtada’ dan juga khobar, yang keduanya dii’roby rofa’. Kalimat mubtada’nya adalah dikira2kan “Huwa (Allohu)”, sehingga secara nyata dapat di tulis” Huwa arrohmanU…”, maka posisi “ArrohmanU dan arrohimU” adalah sebagai khobar, dengan I’rob rofa’ yang memakai harokat dhommah. Dengan demikian, tidak serta merta berbeda itu adalah langsung vonis sesat, atau bid’ah..semua perlu ilmu yang mendasarinya.

Walhamdulillah…afwan minkum…wassalamualaikum wr wb

Sri_Susuhunan_six_e@t

L

(Tauhid)

 RISALAH SRI SUSUHUNAN MAGELANG HADININGRAT

KEPADA

JAMAAH TILAWAH

SALAM

Assalamu a’laikum wr wb

Ahmaduhu swt hamdan yaliqu bijalalihi wa a’dzimi shulthonih

Azka sholaty wa salamy a’la rasulihi wa alihi wa ashabihi wa man tabi’a thoriqotihi

Wa ba’d

Qolu subhanaka la ‘ilma lana illa ma a’llamtana innaka anta al a’limu al hakim (2: 32)

Allohummarhamna bil qur an amieen

Qola rasulullohi saw “ man ata ‘arrafan aw kahinan fashoddaqohu ma yaqulu faqod kafaro bima unzila ala muhammadin saw

Wa qola aydhon “ Inna ar ruqo wa at tamimata wa at tiwalata syirkun

Shodaqo rasuluhu annabiyu al karim

T Capauhid merupakan inti dari ajaran agama yang haq. Mengajarkan bahwa setiap manusia mempunyai kewajiban terhadap yang membuat alam. Kita akan memakai istilah alam sebagai persamaan dengan kata mahluk, sebagaimana juga dipakai dalam Al qur an pada Surah luth. Artinya bahwa Alloh swt mengutus rasulnya dari mulai jaman awwal sampai jaman akhir, yaitu semenjak jaman Adam sampai Muhammad (alayhima assolatu wa salam), dengan satu misi mengemban amanat yang agung, amanat yang tidak boleh ternodai oleh unsur2 kotor, yaitu ajaran ketauhidan yang haq.

Pengertian sekilas tentang tauhid dapat kita artikan dari katanya “ tawahhada .....tawhidan”...mensatukan, artinya meyakinkan hati akan satunya Tuhan, Robb semesta alam. Bahwa tiada Tuhan yang patut disembah kecuali hanya satu, yaitu Alloh.

Berbagai dimensi tauhid telah Kami uraikan pada artikel terdahulu, mulai dari tauhid uluhiyah (ketuhanan), tauhid rububiyah (keperkasaan dalam pemeliharaan) dan tauhid asma wa ash shifat (segala nama2 Sifat keagungan yang hanya dimiliki Robb). Maka urgrensi tauhid adalah sebagai kunci pokok tiap2 ajaran yang diemban oleh masing2 rasul alayhimus salam.

Termasuk dalam kaitannya bahwa Al qur’an menuntunkan di dalam surat al an’am :82 “alladzyna amanu wa lam yalbisu imanahum bi dzulmin ulaika lahum al amnu wa hum muhtadun”...orang2 yang beriman dan tiada mencampuradukan keimanan mereka dengan perbuatan dzolim, bagi merekalah (jaminan) keamanan (keselamatan) dan merekalah orang2 yang diberi petunjuk.....

Ketika ayat ini turun, rasul menguraikan kepada para sahabat, sekonyong2 para sahabat gelisah dan pening, dengan asumsi bahwa tiadalah orang yang belum pernah melakukan kedzoliman atas iman mereka, maka mereka menanyakan perihal ini atas rasul saw “Ya rasulalloh, ayyu man la dzolama nafsahu????”..ya rasul, mana orang yang tida berbuat dzolim atas dirinya???......

Selanjutnya melihat kegundahan hati para sahabat rasul memberikan penafsirannya terhadap ayat ini, dengan ayat ke-13 dari surat Luqman “.....inna asy syirka ladzulmun a’dzim”...Sesungguhnya syirik adalah penganiayaan/ kedzoliman yang BESAR . Maka seketika itu para sahabat menjadi sejuk hatinya, tiadalah kiranya para sahabat berani berbuat yang berbau syirik.

What is Grimoire vs Book of Shadows? How to create an amazing Spell Book?  Practical guide + 55 witchcraft topics to research! ⋆ Witch Journal

Syirik adalah perbuatan yang baik disengaja, ataupun tidak, diketahui ataupun tidak, disadari ataupun tidak menjadikan sautu mahkluk / barang/ benda2 sebagai kesertaan Tuhan, atau sebagai sesembahan selain Tuhan. Hal ini sangat pelik di masyarakat, banyak praktek2 yang telah menjerumuskan masyarakat dan ummat kepada jurang kesyirikan yang berakibat fatal, yaitu neraka selama2nya. Bahkan kesyirikan ini cenderung bersifat mengelabuhi , bukan terang2 an, inilah bahaya laten dari syirik khofy/ samar. Yaitu berkedok dengan topeng2 islamy, dengan jalan mengamalkan hal2 peribadatan yang sungguh tidak ada contoh dari rasul saw ataupun sahabat, baik tabi’in ataupun tabiut tabi’in. Alasan mereka sangat klasik, katanya guruku dulu seperti ini, ustadku/ kyaiku dulu mengajarkan ini, ulama2 dulu juga mengamalkan ini....tragiss sekali realita ini. Ikhwah, jangan kita memandang sebelah mata terhadap masalah ini, karena hal ini menyangkut hajat hidup ummat diakhirat kelak, bayangkan ketika ummat dirajam, dila’nat Alloh swt hanya karena mereka melakukan ritual2 ibadah yang menurut mereka sesuai syari’at namun pada dasarnya kosong, tiadalah tuntunan atasnya baik dari nabi ataupun sahabat, tabi’in wa at tabiut tabiin. Inilah amalan yang disebut bid’ah, yang cenderung lebih dicintai syetan daripada perkara haram, ikhwah coba kita fikir bahwa pelaku bid’ah jelas tidak sadar dan pasti akan mencari dalil ini itu untuk melegalkan ritual ibadah yang tidak berdasar itu. Makanya hal yang haram telah jelas, dan seluruh manusiapun tahu kalau itu haram, tapi tentang hal bid’ah, hal inilah yang menjadi celah kesenangan syetan, kita dielus2 oleh kata syaithon” Ayo lakukan...ini ibadah kok...dulu para ulama juga mengamalkannya...buktinya mereka menjadi orang tenar..dsb”. Ingat ikhwah, bahwa tidak semua ulama itu berakhlak karimah, ingat sabda nabi saw “Kecelakaan bagi ummatku dari (akibat perbuatan) ulama yang jelek (jahat). Mereka memperdagangkan ilmu ini, mereka menjualnya kepada para penguasa di masa mereka, dengan maksud untuk keuntungan diri sendiri. Semoga Alloh tidak memberi keuntungan pada perdagangan mereka itu” *HR. Hakim

Ikhwah, menanggapi kenyataan pedih ini kita juga harus waspada, maka wajib bagi kita membentengi ummat dengan bekal ilmu. Sedikit hal yang bisa Kami lakukan adalah dengan memberikan sumbangsih pikiran dalam karya kecil ini. Demikian akan Kami urai tentang ciri2 ulama su’/ ulama bobrok :

  1. Memberi fatwa sesat kepada ummat

Hal ini bisa terjadi, dengan alasan bahwa keinginan atau ego dari ulama itu ataupun syetan yang merasukinya. Suatu contoh, hal yang jelas2 diharamkan oleh Alloh dan rasulNya akan ia fatwakan halal. Misal, bahwa Alloh telah mengharamkan zina, namun dengan berbagai alasan,suka sama suka maka gugurlah haramnya zina. Hal ini diterapkan di Indonesia, dalam KUHP / Kitab undang2 Hukum pidana, jika dua orang lain jenis melakukan hubungan atas suka sama suka maka hal itu tidak dikategorikan zina, naudzubillah....Satu lagi contoh, missal dalam hadist jelas disebutkan “Inna ar ruqo wa at tamimata wa at tiwalata syirkun” (hadist atas riwayat Abu Dawud dan Imam Ahmad), artinya “Sesungguhnya mantra/ japa dan jimat2 dan guna2 itu syirik”

Maka dengan kelihaiannya ulama su’ tsb meramu kata2 dan penghias bibir supaya ummat mau menerima hujjahnya untuk menggunakan mantra2 tertentu, atau azimat2 atau guna2 dsb. Hal itu sungguh telah ingkar sunnah baik secara al qur an ataupun hadist. Maka apakah kita masih terpaku atas ego dan fanatisme kita terhadap ulama seperti itu???sungguh, betapa bodohnya kita jika masih tergiur ulama su’ tsb. Mari, kita lebih kritis dalam hal ihwal ibadah.Mari kita simak ayat berikut: “Ketika orang2 yang diikuti itu berlepas diri dari orang2 yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa. Dan ketika segala hubungan diantara mereka terputus sama sekali. Dan berkatalah orang2 yang mengikuti, seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami.” Demikianlah Alloh memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka . Dan sekali- kali mereka tidak akan keluar dari api neraka “(Al Baqoroh: 166-167), dan bisa antum lihat QS. Al Ahzab:66-68

  1. Mengajarkan fanatic buta

Waspadalah ikhwah. Fanatik terhadap kebenaran islam adalah haq, namun fanatic akan satu tokoh saja adalah sangat tidak masyruiyah, kecuali fanatic atas nabi Muhammad saw. Uswah kita adalah Rasul, bukan pak ini pak itu, ustad ini ustad itu, kyai ini kyai itu....Kita dituntut kritis dalam setiap fatwa yang sebagian ulama fatwakan (maksudnya ulama secara parcial/ personal bukan MUI). Dalam Al qur’an surat Al Hujurat :6 dituntunkan “Ya ayyuhalladzina amanu in ja a kum fasiqun binabain fatabayyanu an tushibu qowman bijahalatin fatushbihu ala ma fa’altum nadimin”..Hai orang2 yang beriman jika dating seorang Fasik kepadamu dengan kabar, maka telitilah/ kritisilah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. Biasanya ulama su’ ini jika dikritisi jawabanya seperti telah diurai al qur’an “ Dan bila dikatakan kepada mereka “ikutilah apa yang telah diturunkan Alloh “..jawab mereka “ (Tidak) tetapi kami hanya mengikuti amal2 dari nenek moyang/ bapak2 kami.” (apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk (2:170), lihat juga Az zukhruf:23, Al maidah: 104, Luqman :20-21

  1. Menyebarkan fitnah

Biasanya ulama su’ akan menfitnah ulama yang baik, yang berpegang kepada al qur an dan sunnah, yang consist terhadap agama islam. Alasannya banyak, bisa karena politik, ataupun keluarga atau organisasi, tapi yang jelas memanfaatkan ummat yang fanatic buta, yang tidak tahu apa2, ummat yang seperti ini sungguh kasihan. Mereka digunakan tameng, perang maju duluan, mati juga duluan, traggisnya lagi tidak tercatat sejarah .ngenes bukan???? Kita perhatikan hadist riwayat imam baihaqi “ Akan tetapi bagi manusia akan ada suatu jaman, sedemikian rupa agama islam tidak tinggal kecuali hanya namanya saja, dan tidak tinggal dari al qur an kecuali hanya huruf dan tulisannya saja. Masjid2 mentereng dan megah, tetapi sunyi dari petunjuk. Ulama mereka adalah manusia paling jahat (jelek) diantara yang ada di bawah langit. Dari mereka (ulama itu) muncul fitnah dan (fitnah) kembali ke dalam lingkungan mereka.”

  1. Menjual agama

Biasanya dengan alasan ini itu, ulama itu mendekati penguasa, merongrong kewibawaan islam dengan menjilat penguasa. Sekedar mencari ketenaran dunia dan gemerlapnya.hadist ““ Kecelakaan bagi ummatku dari (akibat perbuatan) ulama yang jelek (jahat). Mereka memperdagangkan ilmu ini, mereka menjualnya kepada para penguasa di masa mereka, dengan maksud untuk keuntungan diri sendiri. Semoga Alloh tidak memberi keuntungan pada perdagangan mereka itu” *HR. Hakim

  1. Ulama rusak moral

Bila telah terjadi hal ini, maka siap2lah ummat untuk berhijrah menuju hal yang terbaik, tinggalkan tipe2 ulama tsb. Hadist dirawykan oleh Ibnu baththah al akbury dan ibnu abdilbarr “ Yaa rasululloh, siapakah sejelek2 manusia?”Maka jawab Nabi “ Yaa Alloh, Ampunilah dosa2 kami. Sejelek2 manusia adalah ulama, apabila mereka itu telah rusak / bejat moralnya”

Ikhwah semua, salah satu usaha menjaga kejadian2 tsb kita harus berusaha mendalami ilmu2 agama secara baik. Berguru pada ulama yang baik, mengatakan yang haq adalah haq dan bathil itu bathil. Tanpa tendensi apapun, kecuali ridlo Alloh semata, mau menghidupkan sunnah Nabi, menghindarkan diri dari amalan tanpa tuntunan, karena siapa saja yang benci terhadap sunnah rasul maka ia telah keluar dari koridor ahlussunnah. Termasuk seperti kegiatan memakmurkan masjid, menghidupkan semangat berta’allum, termasuk juga hal ihwal memberantas kesyirikan seperti ruqyah syar’iyah misalnya. Namun juga harus memperhatikan cara dakwah. Tetap melihat kondisi ummat, siap atau belum. Hanya doa kita semua, semoga Alloh membuka mata hati kebenaran tiap ummat. Amieen

Magelang Hadiningrat

L

Kamis, 01 Desember 2016

(Gaib)

 RISALAH SRI SUSUHUNAN MAGELANG HADINIGRAT

KEPADA

JAMAAH TILAWAH

ASSALAMUALAIKUM

Assalamu’alaikum wr wb

Bismillahirrohmanurrohimu.

Alhamdulillahirobbil ‘alamien. Wa bihi nasta’inu ‘ala umurid dun-ya waddien. Ashsholatu wassalamu ‘ala Muhammadin, wa ‘ala alihi, wa shohbihi, wa man tabi’ahu bi ihsanin ila yawmiddien.

Qola Allohu ta’ala fil Qur’anil Karim. A’udzubillahi minasy syaithonirrojim. :

” Innalloha ‘indaHu ‘ilmus sa’ah’ wa yunazzilul ghoits’ wa ya’lamu maa fil arham’ wa maa tadry nafsun maa dzaa taksibu ghoda’ wa maa tadry nafsun biAyyi ardlin tamuutu’Innalloha ‘Alimun Khobir”. 

( QS. Luqman :34 ).

Allohummarhamnaa bil Qur’an, amien.

M Capaka setelah kita diperintahkan oleh Alloh swt, untuk senantiasa bertaqwa, sebagaimana keumuman taqwa yang telah kita maklumi. Yaitu menjalanakan perintah sesuai kadar kemampuan, dan menjauhi laranganNya. (saya bermohon kepadaNya agar termasuk didalam golongan muttaqien, dan dijauhkan dari perkataan yg tak teramalkan ). Sebagaimana telah diperintahkan secara textual dalam QS. Luqman : 33, yang memuat tuntunan tindak lanjut mukmin, di sana disebutkan…Yaa Ayyuhannas ittaquu robbakum!..wahai sekalian manusia, takutlah kalian/ taqwalah kepada Robbmu!, Alloh memakai kata “Robb”, artinya bukan sekedar memiliki mahluk, namun Ia juga sebagai penjamin segala kebutuhan mahluk, tiada lain adalah menunjukan sifat pemeliharaan Tuhan terhadap hambaNya, tanpa kecuali, baik itu mukmin atau kafir. Ingat, bahwa terhadap kaum kafir pun Alloh tetap memberikan keadilanNya, tetap diberikan rizki. Kita lihat pada keumuman nyata, betapa ada saudara seiman dg kita, yang dalam kehidupan dunianya kurang begitu berhasil, alias kurang sukses, mencari nafkah kesulitan dsb. Sementara kita lihat ada orang kafir yg begitu sukses dalam usaha nya, dan tercukupi kebutuhan hidupnya, bahkan berlimpah. Semua itu bukan berarti bahwa Alloh pilih kasih, justru menjadi batu ujian bagi mukmin. Namun, semoga kita semua diberikan sukses dunia juga akherat, amien. Sifat Alloh semacam ini tergambar dalam kalimat “ Arrohman”…sedang keadilan Alloh terhadap keimanan seseorang, akan ditunjukan secara nyata dan secara tegas, khususnya pada hari dimana tidak akan ada pertolongan selain dari Alloh. Maka dalam kalimat lanjutan ayat 33 tadi sbb:

”yawman laa yajzy walidun ‘an waladihi, wa laa mawludun huwa jazin ‘an walidihi syai’an”

..sebagai terjemahan bebas kita ..:

” takutlah kalian yaitu pada hari dimana tidak bisa memberi tolong orang tua kepada anaknya, dan pula tidak bisa menolong seorang anak kepada orang tuanya sedikitpun”..

maka pada saat itu semua kita akan memikul pertanggungjawaban kita, umur dan sbg nya yg diamanatkan kepada kita. Saat itu, semua dibangkitkan dari Qubur, telanjang bulat kembali lagi seperti keadaan semula, bagi lelaki masih berkulup sebagaimana belum dikhitan. Saking sibuknya mereka mengurus dan memikirkan diri sendiri, tidak akan bisa menghirau orang lain, digiring…di belakang neraka, di depan neraka..semua menunduk malu, takut..cemas dengan vonis keadilan Alloh. Saat itu yang mukmin diberi jaminan ampunan dan kasih rahmat ALloh, mereka yg berhasil menjalani managemen hati, selamat dari noda dan penyakit hati, berupa ujub, takabbur, iri, hasud, sipat 4 S( Susah melihat orang lain Senang, dan Senang melihat orang lain Susah), sipat yg suka mencibir orang yang berusaha membenahi diri untuk menjadi baik, yg mendholimi sesama muslim, mencaci, memaki, bahkan sampai menyakiti perasaan dan harkat diri sebagai sesama muslim, mengeluarkan statemen yg tidak pantas keluar dari seorang muslim thd saudaranya sesama muslim, astagfirulloh…termasuk yg paling rugi adalah mereka yg suka berghibah..mengumbar mulut membicarakan kejelekan orang lain..(saya mohon maap jika ada dari antum yg sempat saya ghibah), apalagi yang hobi nggosip, katanya kalo ga nggosip sehari saja, dunia rasanya hampa. Hati2..rasul menghukumi orang seperti ini sebagai orang paling merugi (muflis). Ketahuilah oleh kita, bahwa orang yg paling rugi, adalah ia yang ketika menghadap Alloh membawa pahala shiolatnya, puasanya, hajinya, sodaqohnya, tahajudnya, dhuhanya, tilawahnya, dsb…namun satu sisi seketika dia hendak masuk surga, datanglah saudaranya yg dahulu terdholimi, yang dahulu mungkin sering dihujat, dicaci dan dimaki, dihinakan di khalayak, dicap sesat tanpa ada rekomendasi secara haq oleh Jumhur Ulama, saat itu meminta keadilan Alloh terhadap nya, sehingga untuk menggantikan dosa terhadap sang madhlum (yg dizalimi), ia harus mengakumulasikan dg pahala yg dia bawa tadi. Sehingga jika tiada cukup pahalanya untuk diakumulasikan dg dosa kedholiman yg diperbuatnya, maka..dosa dari sang madhlum tadi dilimpahkan kepada orang yg berbuat dholim tadi, begitu seterusnya…na’udzubillah….

Maka, Alloh menegaskan..

”Takutlah kalian pada hari dimana tidak bisa memberi tolong orang tua kepada anaknya, dan pula tidak bisa menolong seorang anak kepada orang tuanya sedikitpun”..

Bahkan Alloh juga memberi rambu2 kita pada ayat lain juga, yaitu insyaloh QS:2 ; 48,

dan Takutlah kalian akan hari dimana tidak seorangpun bisa membela orang lain sedikitpun, dan tidak diterima SYAFAAT, dan pula tidak diambil (diterima) gadai/ tebusan daripadanya, dan mereka tidak akan ditolong.”

Dalam huruf cetak capital ada kata syafa’at, yaitu pertolongan dari nabi kepada hamba tertentu untuk meringankan beban / azab dengan ijin Alloh ( kalau percaya- ga percaya ya sudah..asal jangan ngomong ahlu bid’ah). Dan juga kata “Adlun…yaitu gadai, tebusan. Mungkin dalam waktu dunia ini, jika ada yg terkena sanksi hukum pidana, dan terpaksa menginap di hotel prodeo, masih bisalah ada jaminan tebusan, sehingga saat itu kita siapapun bebas. Namun, akankah sama halnya jika kelak di akhirat?...jawabnya adalah ayat tadi,,,Maka, secara kacamata mukmin, harta dunia yang mungkin sangat membanggakan bagi kita, rumah mewah, mobil bertumpuk, rekening seabrek..asal bukan rekening listrikJ..perusahaan yg hebat…dsb…membuat kita lelap dari aktivitas spiritual..lalai mengkaji indah dan luasnya lautan ilmu Alloh, menyelami indahnya laut ilmu islam..woow…maka dunia yg melimpah ini nantinya tidak menjadi tebusan di akherat. Lain halnya jika tidak lalai thd kewajiban seorang hamba, missal sudah jadi businessman sukses, istri empat, (empat mata…hehehe..), anak2 saleh salihah, punya pesantren, punya panti asuhan, masih meluangkan waktu untuk mengkaji ilmu Islam, bahkan menjadi ujung tombak dalam berdakwah, woow…sukses dunia akherat betull..Dan hal spt itu bukan mustahil, sebagai kita telah tahu, AA Gym missal..beliau menjadi sosok fenomenal kesuksesan tersebut..kita berdoa semoga istiqomah..amin..

Dakwah perlu adanya sosok yg kaya, intelektualis, spiritualis, kita perlu jiwa2 seperti Abu Bakar jaman modern, utsman Bin Affan modern, Umar Bin Khottob modern dll. Sehingga kokohlah Islam sebagai agama aman, damai, sejahtera dunia akherat. Contoh2 diatas merupakan cerminan positip bagi mereka yg tak tergiur dunia, sehingga jaminan sukses akheratpun tercapai. Alloh melanjutkan ayatnya yang ke- 33 dari QS. Luqman, :

”..Inna wa’dallohi haqqun. Fa laa taghurronnakumu al hayatud dun-ya. Wa laa yaghurronnakum billahil ghorur” (33).

Ketahuilah oleh kita, bahwa semua janji Alloh diatas tadi adalah haq, bukan maen2 saja. Dilanjutkan peringatan bagi kita supaya jangan tertipu oleh gemerlap dunia, dan jangan sampai kita tertipu oleh penipu2 ulung dunia, baik itu berupa apa saja…kadang ada dari manusia sekeliling kita, yang mencoba merongrong ghirah kita dalam berbuat baik, baru juga mau menjadi orang baik alias berbenah, uda dikata2in sok…mbok yao dilakoni…mbok yao ojo di pamerke…dsb…padahal prinsip islam itu bukan sholeh secara individualis, islam menuntun kita menjadi sholeih, diri dan lingkungan, bebarengan menjadi orang baik…ingat itu…oke?...adalah kurang tepat, jika kita berfikir, :” aah..biarin orang lain mau macem2..kan yang penting aku sholih…”..lhoo..ini..kurang pas…Alloh sudah mencontohkan Nabi Yunus a.s, lama berdakwah tapi masih pada ngeyel tuh kaumnya, sehingga nabi Yunus agak ngambek, ditinggalkan itu kaum. Lalu atas scenario Alloh, nabi Yunus a.s diperingatkan lewat dipertemukannya dengan Ikan yg gede di laut..di makan deh tuh nabi Yunus tercinta, disana di dalam perut ikan, nabi Yunus sedih, meratap kepada Alloh, bermuhasabah…:

”Laa ilaaha Illaa Anta..! Subhanaka inny kuntu min adhdhoolimin”…

Robb, tiada Tuhan selain Engkau! Maha suci Engkau sesungguhnya aku telah masuk dalam golongan yang berbuat dholim”.

Sehingga Nabi Yunus sadar, kembali berdakwah.

Duuh…panjang banget kajiannya…padahal lom masuk point mukadimah nya..:)

Thoyyib, ayat ke- 34 dr QS : 31

:” Innalloha ‘indaHu ‘ilmus sa’ah’ wa yunazzilul ghoits’ wa ya’lamu maa fil arham’ wa maa tadry nafsun maa dzaa taksibu ghoda’ wa maa tadry nafsun biAyyi ardlin tamuutu’Innalloha ‘Alimun Khobir”. 

( QS. Luqman :34 )

…artikan sendiri ya…kita urai dikit2..insyaloh

Alloh memulai dg kalimat penegas.. ”inna” ..sesungguhnya., .berarti mengungkapkan perkara yg pasti. Bahwa sungguh pasti Allohlah yg mengetahui ilmu ttg hari akhir, Alloh yang menurunkan hujan..kan bumi jadi subur..ya ga?

Alloh mengetahui perkara dalam rahim. Sebagai kita ketahui secara science, bahwa rahim itu sangat sempit..disana bayi mengalami perlindungan 3 lapis, semuanya adalah karena pertolongan Alloh, kebesaran Alloh…Bayangkan saja, seorang ibu yang hamil, dia tidak akan mengeluarkan( afwan) air ketuban ketika buang air, dsb. Semua itu adalah tanda kekuasaan Alloh bagi kaum berfikir. Maka dalam banyak ayat Alloh bertanya secara retoris kepada kita :” Alam taro?”..apa kamu ga mikiir?...apa kamu ga liat…?itu semua dibeber sama Alloh, kuasa siapa kalo bukan Dia? Alam taro..?..mikir atuuh.. Maka bagi kaum berakal, tentu tidak akan mikir panjang lagi dg perkara yg dibawa Muhammad saw, wong jaminan Qur’an kok..Muhammad ga akan pernah ngapusi..suatu saat, ada sahabat yg segala gerak laku dan sabda nabi Muhammad saw ditulisnya. Ternyata melihat kelakuan sahabat ini, kaum kafir berceloteh :” hei, kamu ini gimana? Wong Muhammad itu manusia biasa saja. Masa setiap tingkah lakunya mau kamu tiru, setiap katanya mau kamu ikuti. Dia itu seperti kita, kadang bisa ngaco ngomongnya, bisa ngingau dsb”. Lalu kejadian ini disampaikan kepada baginda rasul saw, beliau saw bersabda agar tulislah/ ikutilah apa yg ada padaku!...nabi adalah sosok ma’shum/ terpelihara dari dosa. Dan tidak ngelantur…

”Maa dlolla shohibukum wa maa ghowa!”…

jaminan dari Alloh..nabi ga akan nyasar2…beress… Suatu saat nabi diuji oleh sekelompok orang yahudi..terkenal dengan tukang tipu nih yahudi. Mereka tahu, hanya seorang nabi saja yg bisa jawab soal mereka. Ada 4 soal yg mereka utarakan kepada nabi saw :

1. apa makanan yang diharamkan oleh nabi ya’kub untuk dirinya sendiri?

2. Apa bedanya nuthfah pada lelaki dan perempuan, dan bagaimana bisa menjadi anak laki2 dan anak perempuan?

3. apa tanda nabi akhir jaman?

4. siapakah malaekat yg turun kepada kamu?

Ada perjanjian dari nabi dan para jahudi ini, yakni jika nabi berhasil menjawab seluruh pertanyaan mereka, hendaklah mereka masuk kedalam Islam. Dan disetujuinya..namun karena jahudi tukang tipu..ya semua ngeless..saja..ga ada bekasnya…

(jika ada dari antum yg bisa jawab pertanyaan itu. Silakan hub. Si***.yu******@pa***.go.id)

Lanjut, dan kalimat berikutnya menyatakan bahwa, tidak ada satupun mahluk yg tahu dg nasib nya yg akan terjadi pada hari besok. Maka, hal ini menjadi bantahan bagi para peramal…seperti kita kenal dg maraknya sms astrologi, dan macam2 lah..ada madam ini..mama itu....weeh..berarti dapat kita petik kesimpulan. Bahwa jika kita ikut2an ramal2 an kaya gitu yg ga jelas.,.telah menyimpang dari ayat ini. Pernah ada sabda rasul saw :

”man ata arrofan aw kahinan, fasa’alahu an syai’in. lam tuqbal lahu sholatan arba’ina yawman..

gitu ya?…..intaha” (hihihi..ga apal..lafadznya). wes pokoknya gini insyaloh artinya..:

”barang siapa yg datang kepada peramal, atau dukun. Dan meminta/ bertanya sesuatu padanya. Maka tidak diterima sholatnya..selama 40 hari .”arba’ina yawman”.

Bahkan lebih pedas lagi :” :

”man ata arrofan aw kahinan fashoddoaqohu bima yaqul..faqod kafaro bima unzila ala Muhammadin saw”

..kira2 gitu ya?insyaloh…

barang siapa yg datang ke peramal atau dukun, dan membenarkan/ percaya apa yg dikatakannya. Maka betul2 dia telah kafir dari ajaran nabi/ al qur’an dan islam”….

Dan tidak ada yang tahu, dimana mahluk itu akan mati. Yg Maha tahu itu ALloh, yang mengetahui kematian dsb itu ALloh, tapi..hak Alloh hendak memberi tahu siapa saja yg dikehendaki. Jangan protes dan ngata2in lhoo. Saya menjadi teringat ketika rasul saw hendak wafat, beliau berpesan kepada putrinya, sayidatina fatimah (insyaloh). :” hari ini abah ga nerima tamu!”. Lalu tiba2 datang seorang tamu mengetok pintu. Dibukakan oleh fatimah dan dikatakan bahwa rasul saat ini tidak menerima tamu. Lalu tamu itu berkata:” katakan, ini akuu yang datang”..Lalu fatimah memberitahukan kepada Rasul saw perihal tamunya yg tetap ingin bertandang itu. Lalu rasul senyum dan berkata untuk dipersilakan masuk. Dan, ternyata tamu itu adalah malaikat Izrail, pencabut nyawa. Hendak mencabut nyawa rasul saw, saat 2 seperti itu, rasul bertanya :” dimana Jibril ?” dijawab oleh malaikat maut :” ada ya rasul”..lalu ditanyakan :” apa yg sudah disiapkan untukku oleh Alloh?”…tentulah kemuliaan diakhirat. Saat spt itu rasul masih menawar, masih memintakan perhatian kepada ummatnya..malah beliau memintakan supaya ummatnya untuk bisa masuk surga semua. Bayangkan, orang2 yg tidak mau bersholawat kepadanya?..apa ga mikiir?

Allohumma sholli wa sallim wa barik ‘ala nabiyyina Muhammadin wa alihi wa ashabihi”.

Lanjut..Alloh mengakhiri dengan kalimat :

”Innalloha ‘aliimun khobiir”..

sesungguhnya Alloh itu maha Mengetahui dan maha mengenal”…

Subhaanaka laa ‘ilma lanaa illaa maa ‘allamtanaa..

Walhamdulilahi

Wassalamualaikum

KASUHUNAN MAGELANG HADININGRAT

SRI_SUSUHUNAN_SIX_EAT

NAYAKA PRAJA INDRAPURA

L

Rabu, 30 November 2016

(Islam untuk Semua)

 RISALAH SRI SUSUHUNAN MAGELANG HADININGRAT

KEPADA

JAMAAH TILAWAH

SALAM

Assalamu’alaikum wr wb

Bismillahirrohmanurrohimu.

Alhamdulillahirobbil ‘alamien. Wa bihi nasta’inu ‘ala umurid dun-ya waddien. Ashsholatu wassalamu ‘ala Muhammadin, wa ‘ala alihi, wa shohbihi, wa man tabi’ahu bi ihsanin ila yawmiddien.

S Capeagaimana kita tahu, bahwa syariat islam itu adalah universal. Artinya merambah rata kepada siapa saja. Alloh swt mengutus rasul kita tercinta, panutan dan teladan terbaik kepada seluruh ummat akhir zaman. Bukan hanya kepada satu bangsa saja, yaitu arab. Namun, semua bangsa tanpa kecuali. Dan kepada siapa saja dan dengan kepercayaan apa saja, baik itu yang yahudi, ataupun nasrany dsb.

Sebagaimana Alloh telah mengutus rasul2 terdahulu, untuk membimbing kaum2 nya. Para rasul mengemban misi penting, yakni pengibadahan hanya kepada Alloh Yang Maha Satu. Coba kita lihat dari nabi nuh dst..hingga sampai kepada nabi Musa, yang diutus kepada bany Israel. Seketika bany Israel menganggap bahwa diri mereka unggul dibanding yang lain, dikarenakan mereka adalah pewaris trah kenabian, yaitu mulai dari Nabi Ya’cob a.s hingga sampai Musa a.s, maka mereka sering bertindak sesuai mau mereka saja. Padahal kemuliaan yg mereka elu2kan itu tiada lagi akan mereka dapati, jikalau mereka tidak menurut terhadap garis syari’at Alloh yg dibawa nabi mereka. Bahkan terkenal mereka dengan pemutar balikan fakta kebenaran, kitab 2 yg dibawa para rasul mereka ubah seenak perut mereka saja. Sebagaimana Taurat yg kemudian mereka selewengkan, dan banyak masalah yg ditimbulkan oleh mereka. Sehingga untuk memurnikan ajaran Musa kembali Alloh mengutus Rasul pula.

uzairKarakteristik bany Israel ini betul2 kurang baik, setiap ada rasul yg hendak membimbing mereka, justru malah mereka bantai, mereka tolak mentah2. nabi Uzair, yang sejatinya adalah orang shaleh pd jamannya, mereka pertuhankan layaknya Alloh. Mereka anggap sebagai anak Alloh, sungguh hal yg kelewat batas. Ada kisah menarik dari nabi Uzair, ya seperti ashabul kahfi. Ketika Nabi Uzair hidup dalam pakungan rusaknya akidah, Alloh memberikan keistimewaan kepada beliau untuk terlelap hampir ratusan tahun lamanya. Sehingga sampai pada suatu zaman yang aman, damai. Sehingga ketika dibangunkan beliau terkejut dengan keadaan sekitar yg telah berubah. Ditanya sama malaikat :” Berapa lama engkau tertidur Ya nabi?”. Beliau jawab :” sehari atau sebagian nya”. Malaikat berkata :” tidak! Kau telah tidur lama sekali…” Lihatlah sekitarmu!. Beliau melihat bekal makanan yg dibawa, masih bagus, utuh. Lantas malaikat menyuruh melihat kepada hewan kendaraannya (mungkin sejenis himar), rupanya telah wafat..sebagaimana telah membangkai lama sekali. Lalu beliau kembali kerumah yg dahulu beliau huni. Di sana beliau dapati seorang nenek tua, lalu berkata :” Aku ini Uzair!”. Nenek itu tidak percaya, sekali lagi beliau berkata :” Aku Uzair!”. Lalu nenek itu berkata :” tidak mungkin, Uzair sudah lama menghilang / wafat”. Rupanya nenek itu adalah pembantu keluarga Nabi Uzair, yg dahulu masih kanak2 tinggal bersama keluarga nabi Uzair. Lalu dikatakan oleh nenek itu :” Jika Kau memang Uzair, maka doakanlah aku supaya mataku bisa melihat kembali. Karena Uzair adalah anak yg paling terkenal akan mustajabahnya doa”. Ternyata nenek itu buta, dan dari kata2 nenek itu, dahulu Nabi Uzair adalah seorang yg masyhur akan keampuhan doa beliau, didengar Alloh swt dan dikabulkan. Betul, seraya didoakan oleh Nabi Uzair, maka sembuh dengan ijin Alloh penyakit mata nenek itu.dan percayalah bahwa orang yg datang itu adalah Nabi Uzair. Ternyata orang2 Yahudi mempercayai kelebihan (yg tentu dengan ijin Alloh) dari nabi Uzair ini sebagai pengkultusan yang keterlaluan, nabi Uzair dipercaya sebagai anak Tuhan. Dan dikatakan juga, bahwa ketika itu musnahlah para penghapal kitab2 Alloh, dan perpustakaan dsb. Sehingga hanya nabi Uzairlah yg dengan ijin Alloh mampu menghapal semua isi kitab itu. Sehingga makin menjadi2 pengkultusan kaum yahudi terhadap Nabi Uzair.

Lanjut topic lain, bahwa ketika syariat Musa a.s telah dikacau balaukan oleh kaum jahudi, terutama mereka yg mempunyai kedudukan di kalangan kaumnya, maka diutuslah nabi penyeru kepada jalan lurus kembali. Ada nabi Isa dg injilnya. Namun sebagai kita ketahui bahwa karakteristik yahudi itu adalah tukang tipu, dan tukang plagiat juga penyeleweng isi kitab. Maka, serta merta Isa a.s pun di hujat habis2 an, bahkan hendak dibunuh. Sehingga timbullah isu dibunuhnya Isa a.s, insyaloh begitu.

Namun, sebagaimana kita tahu, ada juga kaum 2 yang mengkultuskan Isa a.s seperti halnya nabi Uzair, bahwa nabi Isa dipercaya sebagai anak Tuhan. Ini betul2 keluar dari garis syariat yg dibawa nabi Isa a.s sendiri, bahwa beliau adalah penyeru kepada jalan selamat, jalan Tuhan Yang maha Satu. Kaum ini kita kenal dengan sebutan kaum nasrany, karena mengaku sebagai pengikut Isa Bin Maryam, yang lahir di daerah nasara atau nazareth, sehingga disebut sebagai pengikut nasrany.

Sama juga, ternyata ajaran nabi Isa ini juga telah dijungkirbalikkan oleh para pemuka agama nasrany, dengan sedikit demi sedikit mengubah isi kitabnya, jika kita hendak mengkaji perubahan2 ini, dapatlah kita pelajari ilmu kristology, namun disini kita tidak akan jauh kesana, karena kita lihat dari sisi pandang islam. Karena kita tahu, bahwa kitab yg paling autentik dan asli adalah hanya Al Qur’an saja, yang masih eksis hingga kini. Sebagaimana firman Alloh :

” Innaa nahnu nazzalna Adzdzkro, wa innaa lahuu lahafidhun”…”

Sesungguhnyalah Kami yang telah menurunkan Adz dzikr (Qur’an), dan sesungguhnya Kami yang akan menjaganya”.

Banyak cara Alloh menjaga kemurnian Qur’an ini, tentu kita tahu dengan banyaknya para huffadz, para ulama dibidang Qur’an dsb. Sedikit saja ada perbedaan dalam qur’an, maka langsung diketahui. Lain hal dengan kitab2 yg telah diubah2 seperti kaum2 di atas tadi. Boro2 mau menghapal, wong materinya diubah2 terus.

Lanjut, bahwa kedatangan islam adalah merupakan pukulan telak bagi para pengubah ajaran Tuhan ini, sejatinya islam hendak meluruskan pemahaman mereka. Namun karena mereka sudah gengsi, tertutup kepentingan dunia semata, takut kedudukannya tergeser dsb, maka ditolak pulalah isi Al qur’an itu. Islam sebenarnya menempatkan kedudukan para nabi dan rasul sbg pembawa risalah Alloh secara proporsional. Nabi dan rasul adalah hamba yg diberi amanah untuk membimbing ummat, bukan sebagai duta Tuhan yg dipercaya anak darah daging Tuhan, sekali2 tidak. Kita mempunyai landasan murni, satu Tuhan, tidak butuh Tuhan lain. Coba renungi QS. Al Ikhlash ….:

”Qul! Huwa Allohu ahadun (1) Allohu Ash shomadu (2) lam yalid wa lam yuwlad (3) wa lam yakun laHu kufuwan Ahadun(4)…..:”

katakanlah! Dia, Alloh itu adalah satu (1) Alloh adalah tempat meminta/ bergantung (2) Dia tidak beranak, dan tidak pula dilahirkan (3) dan tidak ada sesuatupun yang setara denganNya (4).

Sebenarnya kedatangan islam ini, jika memang kaum2 terdahulu itu memegang teguh ajaran nabi2 mereka, tentu akan disambut dengan baik. Dapat kita ambil contoh mereka yg memegang ajaran kitab nabi2 mereka yg masih asli. Suatu saat, sahabat nabi sewaktu dia belum islam, yakni Abu dzar al ghifary. Beliau diberi perkataan oleh kakeknya yg juga seorang nasrany, yg memberi isyarat bahwa akan ada nabi akhir zaman di daerah hijaz, kalo sekarang terkenal dg jazirah arab. Karena tekad yg kuat terhadap ajaran Tuhan yg benar, maka berangkatlah Abu dzar ini, ke negeri Hijaz itu. Lalu bertemu seorang nasrany pula, yang masih teguh dg ajaran sejati Tuhannya, yakni ajaran injil sejati dari Alloh. Dan dikatakan bahwa cobalah cari di daerah makkah / baytulloh. Dengan ijin Alloh maka bertemulah Abu dzar al ghifary dengan Sahabat Ali bin Aby Tholib r.a, ditanyakan kepada Ali :” aku mendengar di daerah sini ada nabi akhiruz zaman. Dimanakah kira2 aku bisa menemuinya?” lalu dijawab oleh Ali r.a :” Jika Kau bertemu dg Nabi itu, hendak apa yg kau lakukan?” dijawab oleh aby dzar :” Aku hendak mengikutinya”. Lalu akhirnya diajaklah dengan diam2 menuju kediaman rasul, dan betul. Disitu didapatilah rasul Muhammad saw, dan berikrar syahadatlah Abu dzar. Lalu berkata pada rasul saw:” Ya rasul, apa yg harus aku lakukan setelah aku bersyahadat?” lalu disuruhlah oleh rasul untuk berdakwah di luar hijaz, tapi karena asasul inqilab (asas perubahan diri karena syahadat), yg terjadi pada jiwa Abu dzar, dg semangat malah Abu dzar berteriak keras di baytulloh :

”Asyhadu an laa ilaaha illallohu. Wa asyhadu anna muhammadan Rasulullohi”

…kira2 begitu ya..

Dan kontan, Abu dzar dipukuli rame2 oleh kaum kafir kala itu. Untung datang melerai sahabat Abu baker dan berkata :” ketahuilah bahwa dia ini dari suku ghifar. Tempat kalian lewat jika berdagang, jika kalian aniaya dia, maka kalian bisa saja dibalas di jalan sewaktu melewati daerah ghifar”…dan hal itu diulangi kedua kali oleh Abu dzar :” :

”Asyhadu an laa ilaaha illallohu. Wa asyhadu anna muhammadan Rasulullohi”

..kontan di gebuki lagi deh..dilerai pula kembali oleh Abu bakr..gitu …

Jadi,. Intinya Islam itu datang untuk membawa kembali ajaran nabi2 terdahulu yg sudah dirusak….untuk semua..untuk kaum jahudi..untuk kaum nasrany…berfikir jernih…insyaloh akan menerima Islam…tapi kalo jahudi..?

walhamdulillah

Afwan minkum..

Wassalamualaikum wr wb

KASUHUNAN MAGELANG HADININGRAT

SRI_SUSUHUNAN SIX_EAT

NAYAKA PRAJA INDRAPURA

L

Selasa, 29 November 2016

Optim(is)

 RISALAH SRI SUSUHUNAN MAGELANG HADININGRAT

KEPADA

JAMAAH TILAWAH

Hamdalah

Alhamdulillah al qoil “ kullu nafsin bima kasabat rohinah”...wa qola aydlon “ alladi kholaqo al mawta wa al khayata liyabluwakum ayyukum ahsanu a’mala”. Sholawatuhu linabiiyi al kirom, wa salamuhu aydlon lahu saw. Wa alihi ashabihi ajmai’n...wa ba’d

I Capngin rasanya melihat diri menjadi tenteram, tenang tiada beban. Menjadi tambah iri jika melihat kelebatan anak kecil, bebas mengekspresikan nurani mereka, terlepas dari beban pikiran dan penatnya hati. Sering terbersit dibenak, hmm..ya itulah suratan, suatu saat anak –anak itu juga akan mengalami hal seperti kita. Tidaklah perlu disesalkan, yang terbaik adalah bagaimana menyikapinya dengan arif, bijak tanpa ada rasa keluh kesah. Ya, optimis dan optimis untuk mewujudkan target itu, menjadi seorang hamba Alloh yang betul- betul mengetahui dan menjadikan diri sebagai hamba yang bersipat hamba, sebagai hamba yang tahu kedudukannya sebagai hamba, sebagai hamba yang tidak pongah akan predikat kehambaannya, bahkan mencoba mengajak lingkungan tentunya setelah mengajak diri mengerti arti makna kehambaan.

Apa saja predikat kita dalam masyarakat, sejatinyalah hanya hamba. Tiada yang lebih dimuliakan, namun sangat prihatin sekali kadang kita sendiri merasa harus diperlakukan selayaknya tuan, dimana kita seharusnya sebagai figure pelayan malah menempatkan diri sebagai posisi yang tidaklah pantas. Kadang kita menggerutu dengan apa yang diberikanNya kepada kita, atau bahkan sering mengkufuri pemberianNya dengan perkataan yang tidaklah pantas terucap dari mulut seorang hamba. Ketahuilah ikhwah, bahwa kita dititahkan di dunia adalah untuk menempuh uji dan cobanya dan menyikapinya sebagai nilai ibadah, segala peluh akan terasa nikmat jika kita lewati dengan ikhlas dan penuh harap atasNya. Keringat yang menetes dari tubuh akan menjadi saksi kelak, bagaimana usaha dan usaha kita mencapai ridloNya, sehingga dalam segala kegiatan apapun akan bisa menghasilkan nilai yang akhirnya mampu mengangkat derajat kehambaan yang pandai bersikap, pandai bersyukur, pandai memanfaatkan dan menempatkan nikmaNya pada tempat yang layak. Ikhwah, dalam asasnya kita telah digariskan untuk bekerja berusaha memperoleh hasil untuk diri kita, seorang muslim dituntunkan mencari dan mencari, berusaha dan berusaha guna mencapai citanya. Bukan dengan berpangku tangan menunggu datangnya bagian, atau malah seenaknya menggunakan hasil usaha orang lain dengan tanpa usaha, atau malah menyerobotnya tanpa adat kesopanan. Demi Alloh, AL qur an berkata

“ Kullu nafsin bima kasabat rohinah”

..tiap- tiap nafs/ orang/badan itu atas apa yang ia gadai/ usahakan’....

ayat ini memberi gqambaran bahwa kita harus melakukan usaha, usaha untuk pencapaian cita kita, khususnya dalam pencapaian akhlak dan hasil yang akan kita petik kelak kemudian hari, apatah lagi hasil yang akan kita nikmati jauuh kedepan, yakni untuk masa depan dan investasi akhirat nanti.

Investasi, kata itu yang harus dipompakan kedalam jantung sanubari kita. Investasi, energi positif yang kita keluarkan, InsyaAlloh akan menjadi tabungan investasi kelak kita. Lalu dikaitkan dengan landasan yang pokok, yaitu ikhlas lillahi Ta’ala tiadalah tendensi duniawi semata sebagai pengontrol, namun jiwa iman islam menjadi motornya. Bergerak arif dan sigap dalam mempersiapkan diri menuju masa depan yang pasti.

Kita persiapkan diri menjadi seorang muslim yang amil, artinya senantiasa memberikan daya upaya untuk kesejahteraan Islam, minimal bagi islam dirinya sendiri, umumnya bagi islam secara luas. Hingga nantinya mampu memberikan aroma yang mendorong semerbaknya wewangian ruhiyah islamiyah dalam tiap jiwa sekitar kita, subhanalloh, figure seperti ini yang dikatakan oleh hadist” khoiru an nas, anfa’uhum linnas”..sebaik- baik manusia adalah ia yang mempunyai andil manfaat bagi manusia lain. Artinya mampu memberikan kontribusi keimanan bagi setiap anggota masyarakat muslim, mampu memberikan kekokohan kepada pondasi diniyah tiap- tiap muslim, bahkan mampu mewarnai jiwa tiap- tiap muslim sekitar kita dengan hiasan yang sungguh mengundang dan menarik mardlotillah....wahh figure ini tidak lain adalah uswah tambatan sanubari kita, Rasul saw...beserta sahabat beliau...bagaimana? optimis untuk bisa meniru mereka....majuu pantang munduur...say...”We believe our selfs”..........Qul “ Amanna anfusana”...percaya atas diri dan kemampuan menuju ketaatan sejati, songsong cinta ilahy..mariii..bareng- bareng friends...ikhwah,...

kisah-bijak-para-sufi-cara-menangkap-kera-aezWajarlah tiap manusia lemah seperti kita bergelimang dosa, wajarlah manusia biasa seperti kita beraroma ma’ashy, namun adalah sangat tidak wajar jika kita tiada mendekatiNya, memohon belas ampunNya, menangis meratap atas dosa kita di hadapanNya memohon maghfirohNya, mengharap belas kasihNya. Jikalau ada orang yang tidak demikian, maka ialah si congkak, si pongah, bagaimana ia akan menghadap Alloh kelak dengan wajah ceria, sedang di dunia saja tiadalah ia menebar suka dan senyum kepada saudaranya, sedang di dunia saja ia enggan menerima tetesan air hidayah yang terus menghujam batu hatinya. Maka orang seperti ini dicap oleh Al Qur’an “Qosat Qulubuhum”....telah mengeraslah hati- hati mereka. Adalah bisa terpecahkan andai batu yang senantiasa diteteskan air diatasnya dengan mudawamah/ istiqomah. Namun, jikalau hati yang telah menjadi qosat/ kesat, maka hidayahpun tiada ia pedulikan. Inilah cap bagi mereka dengan title “ Qirodatan khosiin”..kera yang nista. Tahukah ikhwah tentang kera yang hina sebagai telah ditulis dalam Al Qur’an??menurut ahlu tafsir, yang masyhur adalah wajar jika seekor kera bertingkah sebagai kera, maka tidaklah ia hina, karena memang kodratnya sebagai kera bertingkah seperti itu. Namun, bagaimana jadinya jika seorang manusia dengan bentuk dan wujud umum manusia, namun tingkahnya laksana kera saja, maka ia akan lebih hina daripada kera “ ulaaika kal an’ami bal hum adlollu”..merekalah itu laksana hewan, bahkan jauh lebih sesat. Sebagai kita teladani, seorang Rasul yang termulia sajalah ia mengatakan dalam hadist, bahwa sehari ia meminimalkan pertobatan dan permohonan ampunnya kepada Alloh swt, dengan perkiraan hitungan 70 kali, justru ia adalah orang yang ma’shum dan terjamin baginya surga. Lalu apa hendak kita buat jika kita tidak meneladani sipat dan sikap beliau saw itu???Dialah contoh dalam segala lini hidup,

“laqod kana lakum fi rosulillahi uswatun hasanah liman kana yarjulloha wal yawmal akhiro wa dzakarolloha katsiron”.

Teladan hidup yang tiada akan tersalahkan selama- lamanya bagi kita saja yang mengharap ridlo dan belas Alloh, yang beriman kepada hari akhir dan pembalasan, dan senantiasa ingat dalam segala tingkah akan diawasi dan diperhitungkan kelak.

Penulis berlindung atas segala kemurkaan ALloh dan ketidak sesuaian dengan yang telah ane tulis disini. Amieen

Walhamdulillah

Sri_susuhunan_six_eat

Kasuhunan Magelang Hadiningrat

Bersemangatlah ikhwah tilawah....songsong masa depan dengan ruh tilawah,

Senin, 28 November 2016

beda agm (beda agama)

 RISALAH SRI SUSUHUNAN MAGELANG HADININGRAT

KEPADA

JAMAAH TILAWAH

ASSALAMUALAIKUM

Assalamua’laikum wr wb

Alhamdulillahilladzi nazzala al qur’ana arabiyyan lijaa’lana mina al mutafakkirin. Tsumma usholly wa usallimu sholatan wa tasliman katsiron a’la Muhammad saw wa ahli baytihi wa ashabihi akta’in. wa ba’d

M Capohon maaf kepada ikhwah tilawah yang kemaren telah ane buat bingung tentang topic pernikahan dengan wanita dari ahlu kitab, yaitu jahudi dan nasrani. Sebenarnya bukan maksud bersilat lidah, karena dulu ane pernah mengirim sebuah artikel disebabkan karena permintaan seorang ikhwan dari jam’iyah ghurfat tilawah juga, yang menanyakan perihal keharaman menikah dengan beda agama. Kebetulan saat itu ikhwan kita menanyakan perihal menikahnya seorang muslimah dengan seorang hindust, jadi dengan dalil yang terdapat dalam al qur’an ane ambil simpulan bahwa hal itu jelas2 haram, dan tidak sah pernikahan itu.

Namun, kasus yang mencuat kemaren hari, itu berbeda ikhwah. Bahwa kasus di sini menempatkan seorang muslim menikahi seorang wanita ahlu kitab (jahudi dan nasrani). Jadi dalil yang kita pakai adalah sbb:, eiit..maaf, namun sebelum itu mari kita sama2 sadarkan iman dan diri kita, bahwa konsekuensi testimony yang telah kita ikrarkan adalah mengimani dan meng”iya”kan apa kata al qur’an, dan sabda nabi saw bukan???harus dijawab “ YA”,,,oke?

Baik, dalil nya sbb : silahkan antum buka QS: Al maidah :5, artinya “ pada hari ini dihalalkan bagi kalian yang baik2. makanan sembelihan orang2 ahlu kitab itu halal bagi kalian dan makanan kalian halal bagi mereka. (dan dihalalkan mengawini) wanita2 yang menjaga kehurmatan di antara wanita2 yang menjaga kehurmatan diantara orang2 yang diberi alkitab sebelum kalian, bila kalian telah membayar maskawin mereka dengan maksud menikahinya, tidak dengan maksud zina dan tidak pula menjadikannya gundik2. barang siapa yang kafir setelah beriman maka hapuslah amalannya dan dia di akhirat termasuk orang2 yang merugi.”

Dalam kaitannya kita sebagai seorang muslim, tentulah kita akan dengan pasrah berkata” saya dengar, saya lakukan”..artinya bahwa apa yang dikatakan al qur’an itu benar adanya, sedikit mengurai kata”muhshonat” yaitu wanita2 yang menjaga kehurmatan, diartikan juga untuk wanita 2 yang menjaga kesucian dirinya sebagaimana firman Alloh swt “ Dan Maryam Binti Imran yang menjaga kesucian kemaluannya”. Baik, sekiranya belum jelas juga, sedikit ane utarakan sebuah hikayat.

Said bin Manshur meriwayatkan dalam kitab sunannya, dengan sanad yang sahih sampai kepada Wail, dia berkata bahwa Hudzaifah menikahi wanita yahudi. Lantas Umar r.a menulis surat padanya dengan maksud memerintahnya untuk mencerai istrinya itu, lalu dibalas oleh Sahabat Hudzaifah dan menanyakan” kenapa, apakah wanita itu haram untuk dinikahi?” Umar tidak menjawab haram, karena al qur an menghalalkannya, Umar hanya menjawab” Tidak, tetapi aku khawatir kamu mendapat wanita pezina di antara mereka”. Demikian, jelaslah dalil kehalalannya.

IMG_20190803_080207Lebih jauh lagi kita selami arti kehalalan wanita ahlu kitab di sini. Bahwa yang dimaksud ahlu kitab adalah ia yang diberi al kitab (taurat ataupun injil) selain al qur an. Yaitu secara jelas adalah kaum yahudi dan nasrani, kita ingatkan sejenak, bahwa inti dari kedua kitab itu adalah menyeru kepada pengabdian mutlaq atas Ketuhanan Yang Esa, yaitu Alloh. Dan sudah jelas tentunya bahwa dikabarkan dalam kitab2 tsb bahwa akan datanglah seorang nabi yang pungkasan, penyempurna syariat yaitu Muhammad bin Abdulloh saw. Maka ketika para ahlu kitab itu betul2 beriman kepada taurat ataupun injil, sungguh mereka akan terpesona dan mengakui kebenaran kalam Alloh terakhir yaitu al qur’an. Dan pada akhirnya pun aqidah mereka tetap satu, Allohlah Maha Esa. Tuhan Yang tiada berbilang seperti otak atik aqidah kaum Kristen dan jahudi sekarang. Bukan menafikan ada atau tidaknya ahlu kitab yang seperti ini pada jaman sekarang, namun yang jelas firman Alloh tentang kehalalan mereka adalah haq. Adapun akan sangat aman dan tidak beresiko jika kita menikah dengan sesame islam, semoga paham dan mengerti sehingga tidaklah meninggalkan suatu ganjalan dalam benak antum. Amiien

Untuk selanjutnya ane harap antum kaji kalam Alloh swt QS: Al Baqoroh: 62- 66. lalu antum cermati dan buatlah artikel kecil, kemudian coba crosscheq dengan ane suatu waktu, jangan lupa...insyalloh . nafa’anallohu bil qur’an amiien

Sri susuhunan badhe cuti

Kasuhunan magelang hadiningrat

L