Sabtu, 24 Maret 2018

Injil: Ibarat Orang-Orang Upahan di Kebun Anggur

 basmalah naskhi

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang

(Al-Fatihah 1:1)

salam naskhi

Dan keselamatan itu dilimpahkan kepada orang yang mengikuti petunjuk.

(Thaha 20:47)

S Capegala puji bagi Allah yang telah menurunkan Kitab Injil melalui perantaraan Roh Kudus kepada Nabi Isa Al-Masih putra Maryam yang berisi petunjuk dan cahaya yang menerangi bagi Bani Israil.

Salawat serta Salam ke atas Junjungan yang Mulia, yang kehadirannya sebagai rahmat bagi alam semesta, Nabi Muhammad s.a.w., keluarga, para sahabatnya, dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Juga Salam ke atas Nabi dan Rasul-Nya, Isa Al-Masih putra Maryam yang telah menyampaikan Kabar Baik kepada Bani Israil tentang kehadiran seorang Penghibur bagi alam semesta yang bernama Ahmad, serta ke atas Maryam binti Imran, bundanya.

Kemarin, Jumat, 5 Rajab 1439 a.h., sampailah pembacaan saya pada Kitab Injil Riwayat Matius bab 20. Bab ini bercerita tentang Nabi Isa Al-Masih a.s. yang bersabda kepada para muridnya, para Hawari, perumpamaan sebagaimana tertulis begini:

Ibarat tentang Orang-Orang Upahan di Kebun Anggur

matthew-20-1-16-kk

1. “Kerajaan Surga itu seperti seorang tuan rumah yang pergi keluar ketika hari masih pagi. Ia hendak mengupah orang-orang yang mau bekerja di kebun anggurnya.

2. Setelah ia membuat perjanjian dengan para pekerja, yaitu bahwa mereka akan memperoleh gaji satu dinar sehari, disuruhnya mereka pergi ke kebunnya.

3. Kira-kira pukul sembilan ia keluar lagi. Dilihatnya beberapa orang lain sedang berdiam diri saja di pasar, tidak bekerja.

4. Lalu, ia berkata kepada mereka, ‘Pergilah ke kebun anggurku, dan aku akan memberikan kepadamu upah yang pantas.’ Maka, mereka pun pergilah.

5. Setelah itu, ia keluar lagi, yaitu kira-kira pukul dua belas siang dan pukul tiga sore, dan melakukan hal yang sama.

6. Kira-kira sampai pukul lima sore, ia masih juga keluar. Lalu, didapatinya beberapa orang lainnya yang sedang berdiam diri, dan bertanyalah ia kepada mereka, ‘Mengapa seharian kamu berdiam diri di sini dan tidak bekerja?’

7. Jawab mereka, ‘Sebab tidak ada seorang pun yang mengupah kami.’ Lalu, berkatalah ia kepada mereka, ‘Pergilah ke kebun anggurku.’

8. Setelah magrib, tuan si pemilik kebun anggur itu berkata kepada mandornya, ‘Panggillah para pekerja itu dan bayarlah upahnya, mulai dari orang yang datang paling akhir sampai yang datang paling awal.’

9. Lalu, datanglah para pekerja yang masuk pukul lima petang, dan masing-masing menerima upah satu dinar.

10. Ketika orang-orang yang masuk paling awal datang, mereka menyangka bahwa mereka akan menerima upah lebih banyak. Tetapi, ternyata mereka masing-masing juga menerima upah satu dinar.

11. Setelah mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan pemilik kebun anggur itu.

12. Kata mereka, ‘Orang yang masuk paling akhir hanya bekerja selama satu jam, tetapi Tuan menyamakan upah mereka dengan upah kami, yang sudah menanggung lelah seharian penuh di bawah panas matahari.’

13. Tetapi, jawab tuan itu kepada salah seorang dari antara mereka, ‘Hai sahabat, aku tidak bersalah terhadapmu. Bukankah upah satu dinar itu merupakan kesepakatan kita bersama?

14. Sekarang ambillah bagianmu dan pergilah. Kepada orang yang datang paling akhir ini, aku hendak memberikan upah yang sama dengan upahmu.

15. Tidak bolehkah aku memutuskan apa yang hendak kuperbuat dengan hartaku sendiri? Atau irikah engkau karena kemurahan hatiku?’

16. Demikianlah jadinya, orang-orang yang terakhir akan menjadi yang pertama, dan yang pertama akan menjadi yang terakhir.”

- Injil Riwayat Matius 20:1-16 KSI -

Setelah membacanya, saya merasa bahwa perumpamaan seperti ini tidak asing di telinga. Setelah mengingat-ingat dan mencari maka didapatilah bahwa Nabi Muhammad pernah bersabda begini:

hadis 2

D Caps.an Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dan [Zuhair bin Harb] keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Al A'masy] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kita (umat Muhammad) adalah yang terakhir (datang ke dunia), tetapi yang terdahulu (diadili) pada hari kiamat. Kita adalah yang paling dahulu masuk surga, padahal mereka diberi kitab lebih dahulu dari kita, sedangkan kita sesudah mereka. Lalu mereka berselisih, kemudian Allah memberikan petunjuk kepada kita, yakni kebenaran dari apa yang mereka perselisihkan. Inilah hari yang mereka perselisihkan, sedangkan Allah telah menunjukkannya kepada kita." Beliau bersabda lagi: "Maka hari ini (Jum'at) adalah untuk kita. Esok (hari Sabtu) untuk kaum Yahudi, dan lusa (Ahad) untuk kaum Nasrani." H.R. Muslim No. [1980] 20 – (…).

dan juga,

hadis 1

T Capelah menceritakan kepada kami [Musaddad] dari [Yahya] dari [Sufyan] Telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Dinar] ia berkata, Aku mendengar [Ibnu Umar] radliallahu 'anhuma, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Sesungguhnya perumpamaan jaman kalian dan jaman umat-umat sebelum kalian, hanyalah bagaikan jarak atara shalat Ashar dan terbenamnya matahari. Sedang perumpamaan kalian dengan ummat Yahudi dan Nashrani, adalah seperti seorang yang memperkerjakan beberapa orang pekerja seraya berkata, 'Siapa yang berkerja untukku hingga pertengahan hari, maka baginya adalah satu Qirath.' Maka kaum Yahudi pun beramal. Kemudian sang juragan itu pun berkata lagi, 'Siapa yang bekerja untukku dan sejak pertengahan hari hingga Ashar, maka baginya satu Qirath.' Maka orang-orang Nashrani pun bekerja. Lalu kalian bekerja dari sejak Ashar hingga Maghrib tiba dengan ganjaran dua Qirath. Maka mereka pun protes, 'Kamilah yang paling banyak bekerja, akan tetapi ganjaran kami paling sedikit.' Sang juragan pun berkata, 'Apakah aku menzhalimi hak kalian barang sedikit pun? ' mereka menjawab, 'Tidak.' Ia berkata, 'Itulah kelebihan-Ku, yang Aku berikan kepada siapa saja yang Aku maui.'" H.R. Bukhari No. 5021

Sekian catatan hari Sabat, 6 Rajab 1439 a.h.

Keberuntungan bagi umat ini, umat terakhir tetapi dihisab pertama.

Semoga bermanfaat. Wallahu a'lam.