RISALAH SRI SUSUHUNAN MAGELANG HADININGRAT
KEPADA
JAMAAH TILAWAH
Alhamdulillahilladzy kholaqo Muhammadan li umaatihi, ashsholatu wassalamu ‘alaihi wa alihi wa ashabihi. Wa ba’d
PEMAHAMAN DASAR ISLAM
Pengertian umum,
I. islam menurut bahasa ada tiga :
-
dari asal kata “ salima -à yaslamu----sehingga berarti sejahtera, kebahagiaan.
-
dari kata “ aslamaà yuslimuà islaman…bermakna kepasrahan atau ketundukan.
-
dari kata sullamun “ berarti tangga.
ari tiga kosakata itu dapat secara logis kita tarik kesimpulan, bahwa islam adalah satu pedoman yg mengajarkan kepada pemeluknya tentang jalan menuju kebahagiaan, kesejahteraan lahir dan bathin, baik sejahtera dunia maupun sejahtera di akherat kelak. Serta islam itu adalah sebuah wadah dan sarana (valensi) berserah diri kepada Yang Maha Kuasa, karena segala sesuatu itu tidaklah lepas dari pengaturan Alloh swt, sebagai Robb ( pemelihara) mahlukNya. Sedang dalam proses pembelajaran dan penerapan keislaman itupun tidak lepas dari usaha, maka tidaklah serta merta 100% jadi, ada tahapan2 nya, dari mulai awal ..pertengahan sampai pd level tinggi. Itulah sekedar penjabaran dari makna Islam secara loghat( bahasa).
II. sedang islam secara ishtilah, dapat kita maknai sebagai bentuk ujud keyakinan, terhadap apa yg dibawa oleh Rasul Muhammad saw, sebagai pembawa risalah dari Tuhan YME, dengan perwujudan mengikuti perintah2nya sesuai dengan kadar kemampuan optimal masing2 kita, dan menjauhi perkara yg dilarang Alloh.
SUMBER HUKUM ISLAM
Secara garis besar ada 2 hal:
-
al Qur’an :” merupakan wahyu dari Alloh yg tidak bisa dipalsu dan direvisi. Murni dan tetap dijaga olehNya, banyak cara Alloh menjaga kemurnian Al qur’an, missal dg adanya penghapal2 Qur’an dan ulama bidang Al Qur’an. Dan Alloh sendiri yg berjanji untuk menjaganya, sebagaimana firman :” Sesungguhnya Kami yg telah menurunkan adz dzikra ( Qur’an) dan Kami pula yg menjaganya”.
-
As sunnah :” adalah setiap perilaku rasul Muhammad saw, baik dari segi lisaniyah (hadits), ataupun segi af’aliyah (akhlaq). Dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi, semua ada contoh dari baginda rasul Muhammad saw. Andaikan kita mampu melaksanakan setiap perilaku diri kita, sama dengan nabi, maka semua bernilai ibadah.
Lalu, ada beberapa sumber lagi yg sebenarnya intinya adalah dari Al Qur’an dan Sunnah itu sendiri. Namun, kadang kita banyak jumpai beberapa kasus tentang hukum2 baru, yg kadang memerlukan penafsiran dan penelaahan dari para ulama, untuk menjatuhkan hokum pada perkara itu, yang nota bene kurang jelas diperinci dalam Al Qur’an ataupun sunnah. Kita bisa jumpai adanya operasi face off, pada dasarnya mengubah bentuk fisik dari ciptaan Alloh itu haram, tapi para ulama menjatuhkan operasi face off, dengan alasan rehabilitasi, mengembalikan kesehatan pasien, itu mubah (boleh) adanya. Maka kita kenal ada ijma’ ulama , yaitu merupakan kesepakatan para ulama ahli ijtihad/ mujtahid ( ulama yg berkecimpung dalam penelaahan hukum2 pd perkara baru), pada suatu masa setelah tidak adanya Rasul saw, dan pada suatu tempat. Ada juga Qiyas, yaitu analogy hokum/ dalil.
Maka tidak jarang kita jumpai ada yg memasukkan hokum Ijma’ dan Qiyas tadi sebagai dasar sumber hokum islam, sehingga menjadi 4, namun intinya kembali kepada akar Al Qur’an dan sunnah.
RUKUN ISLAM
Segala sesuatu yg harus dilakukan, oleh seorang calon muslim agar ia bisa menjadi seorang muslim secara baik, dapat kita sebut sebagai rukun Islam. Dalam pandangan kaum ahlus sunnah wal jama’ah, rukun Islam mencakup 5 hal
-
syahadat : yakni pengucapan dua kalimat persaksian bahwa tidak ada Tuhan sesembahan kecuali hanya Alloh, dan bersaksi bahwa Muhammad bin abdillah adalah utusanNya.
-
sholat : yakni suatu jembatan penghubung antara seorang mahluk dg Penciptanya, dan tata caranya sudah ditentukan oleh Rasul.
-
zakat . yakni satu bentuk penyucian diri dan harta , dengan memberikan seukuran makanan pokok untuk diserahkan kepada yg berhak.
-
puasa, yaitu bentuk pengibadahan kepada Tuhan dengan sedikit mengatur pola konsumsi kita, ada satu waktu dilarang untuk makan dan minum hingga tiba waktu diperbolehkan kembali.
-
haji, merupakan ibadah dengan menziarahi baytulloh/ makkah. Disana kita akan mendapati situs2 masa lampau nabi2 kita, dalam kesempatan haji itu juga mengandung unsure napak tilas ( mengenang untuk diambil manfaatnya dari sejarah nabi2 terdahulu).
Penjabaran khusus pd syahadat.
Melihat krusialnya topic ini, saya sangat menaruh pokus untuk lebih mengulas syahadat. Mari di simak.
Ma’na syahadat : ada 4
-
Ilmu, mengetahui..pengetahuan( ini mashdarnya), kalo begitu, seorang syahid / yg bersyahadat…itu tentu tahu..apa yg ia syahadati. Jadi, kita bersyahadat itu konsekuensinya adalah..tahu dan mau tahu apa yg menjadi kewajiban setelah bersyahadat dan berislam
-
Iqror :Pengakuan, dengan sadar …lisan berucap :” Laa Ilaaha Illa Alloh, Muhammadun Rasulullohi” …..tidak ada sesembahan, kecuali Alloh, Muhammad utusan Alloh. Ga malu ngucap gitu, karena iqrar itu merupakan bentuk fisik syahadat. Seorang yang syahadatnya bener, ga akan malu bilang…ana muslim”..itu ikrar,,, dan tentu ikrar itu diperlukan, sebuah pengakuan. Bagaimana seorang saksi akan dipakai dalam peradilan, jika dia tidak mau berikrar, ngomong make lisan. Kesulitan kan, ngomong ama orang bisu? Itupun ikrar orang bisu, masih bisa make bhs isyarat.
-
Al Qosamu. Berjanji, janji mau menerima apa saja konsekuansi bersyahadah. Janji suci, berkaitan dengan aqidah, dari katanya saja “aqidah”…artinya adalah simpul/ bundelan mati, tak bisa diotak atik. Jadi betul2 telah terpatri dalam sanubari, kokoh tak terkoyak ombak liberalisasi, dan paham 2 yang nyeleneh…apalagi Cuma dituker make sarimi dan sembako lainnya..uda pindah agama, tidak.
-
.Sama saja sebenernya arti dg qosam, janji…sumpah…namun lebih mendalam, istilahnya empatinya betul2 sampai dasar qolbu. Terpatri di lubuk hati, terdalam. Perjanjian dengan Alloh, jadi Pihak pertama kita dan pihak keduanya Alloh…dalam satu akad, ada tanda tangan kita. Tanggung jawab kita, bagaimana kita bisa akan menjalankan kontrak itu selama diberi waktu. Bagaimana pula kita mempertanggungjawabkan kontrak itu setelah kontrak usai. Bagaimana kita menghadapi inspektorat jenderal Alloh kelak, ini menjadi pemikiran terus menerus bagi kaum2 berakal.
RUKUN IMAN
Rukun iman ada 6 :
-
iman kepada Alloh, adanya Alloh dan segala sifat2 dan keagunganNya.
-
iman kepada adanya mahluk Alloh yang bernama malaikat, dan jumlahnya tak terhitung kecuali oleh Alloh. Yang berhak kita ketahui adalah 10, menurut kesepakatan. JIbril, Mikail, Israfil, Malik, Ridlwan, Izrail, Roqib, Atid, munkar dan nakir. Dan sifat malaikat ini, adalah senantiasa patuh dan tunduk kepada perintah Alloh. Sebagaimana disebut dalam Qur’an “ Tidaklah mereka (malaikat2) membangkang kepada Alloh (untuk melaksanakan) perintahNya. Dan senantiasa mengerjakan apa yang diperintahkan”. Maka salah satu dari iman kepada malaikat adalah dengan memposisikan para malaikat pada tempatnya, yakni bahwa malaikat tidak bisa dimintai tolong, kecuali atas ijin Alloh. Sebagaimana Jibril tidak bisa dengan mudah menemui Rasul saw, jika tidak diperintah ALloh. Dan dialog Jibril tergambar :” ana ma’murun!” saya ini Cuma diperintah (Alloh).”. jadi sangat tidak benar, jika ada oknum yang mengaku2 sebagai orang alim kemudian ia bisa mendatangkan bantuan malaikat dengan perintahnya sendiri, hal ini bisa membahayakan aqidah/ keimanan kita.
-
iman kepada kitab2 yang diturunkan kepada para nabi dan rasul, oleh Alloh swt. Baik itu suhuf, ataupun kitab. Semisal terhadap adanya taurat, injil dan zabur, ummat muslim harus percaya bahwa Alloh telah menurunkannya kepada nabi/ rasul yang bersangkutan. Namun, perlu diketahui bahwa Al Qur’an adalah penyempurna dari isi kitab2 terdahulu, sehingga kita sekedar wajib mengimani turunnya kitab2 tersebut, bukan kita mencari dan mengamalkan isi kitab2 tersebut. Sudah jelas bahwa Qur’an adalah pungkasan kitab yang paling lengkap. Alloh menfirmankan :” Pada hari ini, telah kusempurnakan atas kalian akan agama kalian (Islam), dan pula telah Kusempurnakan atas kalian akan nikmatKu, dan Aku redho Islam bagi kalian sebagai agama”. QS. Al Maidah.
-
Iman kepada Rasul2 Alloh. Sebagai muslim sejati, maka segala bentuk tingkah peribadatan sudah ditentukan oleh rasulnya, dicontohkan. Missal seperti ibadah puasa, yakni dari terbit fajar shadiq hingga terbenam matahari. Tidak diperbolehkan untuk puasa selain cara itu, bahkan selain cara demikian bisa dihukumi bid’ah ( membuat hokum/ cara baru dalam ibadah tanpa ada contoh muthlaq dari rasul ). Dan tentu bid’ah ini adalah sesat, dan tempat yang paling tepat bagi orang yang melakukan kesesatan adalah neraka, na’udzubillah. Demikian juga ummat2 terdahulu, telah dituntun oleh rasul2 mereka dalam setiap peribadatan. Maka fungsi dari rasul adalah, penyambung risalah dari Tuhan untuk disampaikan kepada ummatnya, guna mencapai kebahagiaan sejati.
-
Iman kepada taqdir . Segala kepastian mahluk, telah ditentukan garisnya oleh Tuhan semenjak di lauhul mahfudz ( tempat ruh), baik itu bahagia ataupun kecewa, baik itu sedih maupun suka. Namun, semuanya tidak secara dhohir kita tahu bentuk taqdir kita, dan tidak boleh malas, tanpa berusaha, karena berusaha itu adalah salah satu cara menapaki jalan taqdir kita. Jadi tidak dibenarkan berpangku tangan tanpa berikhtiyar. Secara tegas difirmankan oleh Alloh :” Tidaklah (Alloh) akan mengubah keadaan suatu kaum, sehingga (kaum itu) mengubah keadaanya sendiri”. Secara dhahir, kita perlu usaha, dan doa. Namun, secara hakiki, Allohlah penentu segala sesuatu. Jadi perlu digaris bawahi, bahwa kedua unsure ini penting, usaha dari mahluk disertai doa memohon perkenannya Tuhan untuk redlo.
-
Iman kepada hari Qiyamat / akhir. Selama satu minggu, hari yang tidak pernah kita jumpai adalah hari Qiyamat, dari senin sampai senin kembali. Makanya iman kepada hari Qiyamat ini bukan ujian yg sederhana bagi kita, kalau sekedar percaya kematian, semua orang insyaloh pasti percaya. Tapi kalo iman kepada hari akhir, adalah merupakan added value/ nilai tambah bagi seorang muslim. Bagaimana tidak, salah satu cirri orang yang muttaqien (bertaqwa), yang paling menempati urutan nomor satu menurut Alloh adalah orang yang beriman kepada perkara ghoib. Dan perlu kita ingat, hari Qiyamat ini sampai sekarang insyaloh termasuk perkara ghoib, dan wajib kita imani akan kebenarannya. Alloh memberikan firmannya untuk kita pedomani :” Alif laam Miim . Itulah al kitab (Qur’an) tidak ada keraguan di dalamnya. Yaitu sbg petunjuk bagi orang bertaqwa. Yakni mereka yang beriman pd perkara ghoib, dan mereka yg mendirikan sholat, dan mereka yang menafkahkan / infaqkan dari rejeki yg kami berikan kepada mereka. QS. Al baqoroh
Insyaloh lanjut besok…uda capek…
Walhamdulillah..
L
Tidak ada komentar:
Posting Komentar