Rabu, 23 Mei 2012

Njawani

RISALAH SRI SUSUHUNAN MAGELANG HADININGRAT KEPADA LUTFI PUTRA SYARIFUDIN PUTRA SAHAK PUTRA JAMAL

Bismillah,

Alhamdulillah solatan wa salaman katsiron ala khoiril anam, Muhammad saw wa alihi wa ashabihi abshoi’n. wa ba’d

ebagai seorang asli Jawa, aku tentu punya tekad untuk paling tidak mengenal dengan adat budaya yang tidak bertentangan syariat. Ya, paling tidak dari segi bahasa, malah aku juga sering tampil dalam beberapa acara kejawen (acara dengan basic adat jawa, bukan klenik lho). Aku senang sekali dengan anak masa kini yang ada ketertarikan dengan budaya Jawa, dan kamu kayanya suka dengan adat jawa itu. Makanya sedikit aku ingin berbagi bagaimana orang jawa itu dalam berperilaku menurut adat Jawanya, sehingga ia betul2 dikatakan Njawani…alias betul2 menampilkan image jawa. Oke, mari simak.

Adapun bahasa pengantarnya aku dahulukan bahasa jawa alus, walau banyak pula orang jawa yang Oon dalam memahami gaya bahasa ini, namun gaya bahasa ini masih dalam kategori bahasa umum, bukan bahasa Kawi seperti yang sering aku pakai dalam acara2 kejawen.

“ Amrih saged kasebat, piyantun jawi ingkang njawani, pramila kedah nggatosaken wewaler ingkang kadi katur mekaten”. Maksudnya, supaya dapat disebut sebagai orang jawa yang dianggap mampu menjunjung martabat diri dalam kejawaan haruslah memperhatikan pedoman2 sebagai berikut’ :

  1. Swara, kedaling lisan kedah kagladhi, supados saged langkung cetha medaling swanten. Para pamedhar sabda kedah mapanaken utawi ngginaaken swanten ingkang awrat, cekapan, utawi inggil trep kaliyan swantenipun gendhing (menawi wonten). Maksudnya. Dalam segi suara/ pengucapan,pengucapan lisan seorang jawa harus mampu jelas, tidak ngambang. Dalam pidato, kita harus mampu menempatkan suara yang berat, pertengahan atau ringan sesuai dengan irama nada, atau intonasi situasi yang tepat. Dikatakan gending, dimaksudkan adalah membantu ketika hendak menggunakan suara berat, tengah dan ringan. Ingat bahwa corak masing2 suara tiap2 orang itu beda, akan tetapi yang memiliki wibawa adalah ia yang mampu mengolah suara. Seperti para dhaalang, dsb
  2. busana/ ageman. Ajining dhiri saka lathi ajining sarira gumantung saka busana. Ateges anngenipun ngadi busana kedah kajumbuhaken kaliyan kaperluanipun. Wonten satunggaling pangandikanipun Kanjeng Sri Susuhunan Pakoebuwana IV ingkang sampun kasabdaaken dhumateng para sentana saha karabat keratin kasunanan Surakarta Hadiningrat, inggih punika: “ Nyandhang manganggo iku dadiya sarana hamemangun manungsa njaba lan njero, marmane pantesen manganggonira, trapna traping panganggon, chundukna marang kahananing badanira, wujud lan wernane jumbuhna kalawan dedeg piadeg lan pakulitan”, artinya : Busana/ pakaian . Harga diri itu karena olah lisan kita, sedang kehurmatan jasad/ badan kita itu terlihat juga dari pakaian bagaimana kita berbusana, artinya busana harus disesuaikan dengan situasi. Ada satu dhawuh “sabda:” dari Kanjeng Sri Susuhunan Pakubuwana IV yang disabdakan kepada para punggawa dan sahabat keraton kasunanan Surakarta Hadiningrat yaitu “ Berbusana dan berpakaian itu bisalah menjadi sarana membangun manusia dari dalam jiwa dan raga, untuk itu paskanlah busana kamu. Cocokkan sesuai kaidah berbusana,sesuaikan dengan keadaan kamu, bentuk dan warnanya cocokkan dengan bentuk badan dan dan warna kulit”
  3. AbdiDalem021010Subasita/ trapsila. Tata krami kedah kagatosaken estu, saengga saged handamel renaming ingkang mriksani, langkung sae kanthi prasaja kemawon. Manteb, anteng ananging mboten kaken. Artinya “ tatakrama dalam adapt jawa itu sangat perlu diperhatikan supaya orang yang memperhatikan dapat merasa senang. Akan lebih baik dengan kelakuan yang bersahaja, mantab, hening, tapi bukan seperti dibuat2 sehingga terlihat kaku.
  4. Basa lan Sastra. Ngawujudaken kabetahan ingkang baku tumrap piyantun jawi, ingkang satuhu kedah kaginaaken kathi sintaksis, midherek empan lan papan.pamilihing tembung ingkang karonce dados ukara ingkang trep, luwes, sae, wusana sekeca kamirengaken ing asanes. Kanthi pangertosan ingkang sae babagan basa twin sastra, kita saged ndhapuk mocap, tembung, ukara saha wacana kanthi leres twin laras. Laras ateges, kita kedah saged ngrantam saha mbabar pangucap trap kaliyan kawontenan saha swasana. Leres, tegesipun kita kedah saged ngginaaken basa trep kaliyan paramasastranipun. Artinya, Bahasa dan sastra. Mencerminkan kebutuhan yang pokok bagi orang jawa yang betul2 harus diperhatikan dengan seksama agar sesuai dengan sintaksis. Dengan siapa berbicara dan dalam suasana apa ia berbicara. Pemilihan kata yang dirangkai menjadi kalimat yang baik, luwes, bagus agar enak didengar oleh orang lain. Dengan pemahaman yang baik, bab sastra dan bahasa, kita dapat membentuk pelafalan, kata, kalimat dan pembawaan dengan benar dan harmonis. Laras / harmonis artinya kita harus mampu menggunakan bahasa sesuai dengan keadaan dan suasana. Benar/ leres artinya kita harus menggunakan bahasa jawa sesuai dengan tata baku sastra/ tata bahasanya

Cukup semene wae mugya tansah pinanggih rahayu nir bya nir sambekala, amung puji dhumateng Gusti Alloh swt, dhimas lutpi tansah bisa hanetepi menggah kewajibaning agesang, nembah mrang Kang Maha Siji, Yo Alloh Ta’ala.

Kangmas ira kang pidalem ing Kasuhunan Magelang Hadiningrat tansah nyadhong panyaruwenira ing babagan olahing tyas mrih bisa nggayuh kamulyaning urip, wiwit alam dunya tumujweng alam kelanggengan. Mung weling kangmas ira saka tanah jawa, ojo gampang sira munggel ing pengarep2ing Gusti Alloh, sahengga bisa dadi piyayi kang misuhur. Luhur ing babagan ilmu sejati, yo agama islam kang pinuji. Amiien

(artinya, cukup sekian saja, moga kita senantiasa dalam keselamatan jauh dari mara bahaya, doa puji kita hanya kepada Alloh, lutpi moga2 bisa melaksanakan kewajiban mahluk, yaitu beribadah kepada Yang Maha Satu, Ya Alloh Ta’ala

aku, kaka jauh mu yang berada di Kasuhunan Magelang Hadiningrat senantiasa menerima/ menunggu nasehatmu dalam bab olah hati, agar bisa menggapai kemuliaan hidup dari dunia sampai alam baqo’. Aku hanya berpesan, jangan mudah putus asa dari rahmatNya, sampai kau menjadi manusia yang tinggi “maaf..bukan maksud mengejek, tapi dalam foto itu kamu emang kurang tinggi..hehe” luhur dalam berbudi, dan berilmu sejati, yaitu islam yang terpuji. Amiien.

.L.

Selasa, 22 Mei 2012

Syukur

RISALAH SRI SUSUHUNAN MAGELANG HADININGRAT KEPADA JAMAAH TILAWAH

Assalamu’alaikum wr wb

Bismillahirrohmanurrohimu.

Gothic_Capital_A_thumb127lhamdulillahirobbil ‘alamien. Wa bihi nasta’inu ‘ala umurid dun-ya waddien. Ashsholatu wassalamu ‘ala Muhammadin, wa ‘ala alihi, wa shohbihi, wa man tabi’ahu bi ihsanin ila yawmiddien. Wa ba’d

Setelah kita semua memuji atas ni’mat yang diberikan Alloh kepada kita semua, dengan pujian yang agung sesuai dg keagungan Alloh. Maka, Alloh membanggakan kita dihadapan makhlukNya (para malaekat), lalu Alloh mengatakan :” HamidaNy ‘abdy”…hambaKu telah memujiKu..”..

Syariat bersyukur telah masyhur pada kita semua, maka kita ingat akan kisah nabiyulah Musa a.s, ketika berdialog dengan Alloh swt. Apalah istimewanya dari ummat akhir jaman? Jika dilihat dari segi fisik tentu kalah dengan ummat Musa. A.s, dari segi usia jauuh kalah, usia ummat Muhammad saw sekitar 60 an tahun. Sedang usia ummat Musa a.s sampe ratusan tahun, bahkan dipergunakan untuk beribadah saja. Lalu Alloh memberikan penjelasan, bahwa diberikanlah keistimewaan terhadap ummat Muhammad saw, apabila mereka melaksanakan ini maka akan didapat jaminan Alloh berupa maghfirahNya. Apa itu? Jikalaulah kita simak, dan resapi. Mungkin kita akan sedikit memandag kecil amalan itu, namun justru di mata Alloh hal itu sungguh sangat bernilai besaar. Ya, jika ummat Muhammad memulai pekerjaan dengan menyebut asma Robb, dan menutupnya dengan pujian kepada Robb, maka gugurlah dosanya. Semisal jika kita makan saja, dimulai dengan kalimat bismillah, dan doa yg masyhur…lalu pada pungkasan kita berdoa, alhamdulillah…maka gugur dosa kita, subhanalloh..seketika Musa a.s meminta untuk dijadikan ummat Muhammad saw yg penuh dengan fadhilah ini. Akan tetapi taqdir Alloh laen, adalah jatah kita semua menjadi pengikut rasul saw, menjadi penyempurna ummat terdahulu dengan syariat yg sangat sempurna. Alloh berfirman dalam qs, al maidah…alyawma akmaltu lakum dinakum, pd hari ini…tlh Aku sempurnakan untuk kalian agama kalian…dan seterusnya. Maka apakah kita tidak akan bersyukur? Kata Alloh..”bal aktsaruhum laa ya’lamuuna”..akan tetapi kebanyakan dari mereka (ummat akhir jaman) tidak mengetahui ini ( fadhilah agung tsb). Sehingga banyak dari mereka yg meremehkan kalimat ringkas dan mudah ini, bismillah…walhamdulillah…ya..betapa sangat agung kalimat ini. Bayangkan saja, apabila ada seekor sapi dg nilai belasan juta rupiah…jika disembelih dengan nama selain Alloh..menyebut kalimat selain bismillah…maka sudah tentu diharamkan bagi kita untuk mengonsumsinya. Maka sapi senilai belasan juta rupiah ini, menjadi nol rupiah..sampah saja.

Maka kalimat bismillah, menjadi pintu dan kunci untuk memulai segala perkara yang baik, apapun itu. Sungguh, banyak dari kita tidak mengetahui, sekedar lalu saja kita beraktivitas, tidak dimulakan dg bismillah, dan ditutup dg hamdallah, padahal jikalau mengetahui berapa besar pahala yg diberikan Alloh, tiada mampu kita memikulnya. Rasul sempat bersabda:” setiap perkara penting, yang tidak dimulai dg bismillah, maka dia terputus”.

Satu saat seketika sholat berjama’ah, seorang sahabat betul2 khusyu’, sehingga ketika rasul yg menjadi imam kala itu, beri’tidal dan berucap :” sami’a Allohu liman hamidaHu”…Alloh mendengar siapa saja yg memujiNya”…spontan sahabat tadi menyahut:” Robbanaa lakal hamdu, hamdan katsiron thoyyiban mubarokan fiih”….hingga sampe pd saat setelah sholat, rasul menegur terhadap jama’ah:” siapakah tadi yang berucap demikian?”..sahabat berkata :” saya ya rasul, “. Maka rasul berkomentar :” aku telah dikabari Alloh, bahwa malaekat takjub terhadap kamu, dan mereka berpuluh2 ribu malaekat (menurut ustadz Abdullah bahreisy, 30 ribu malaekat) berebut mencatat amal bacaanmu tadi”. Sungguh, jika kita perhatikan disini, tidaklah gampang mengatakan seseorang sbg ahlu bid’ah, jika yg dilakukan belum tentu rasul lakukan. Maka tidak mudah seorang muslim akan menyakiti muslim lain, dengan memberikan tuduhan2 keji dan munkar, yang tentu akan menyakiti perasaan dan kehurmatannya, khususnya dg harkatnya sbg muslim. Astaghfirullohal ‘adzim.

Maka ketika Abdullah ibni umar rodhhiyallohu anhuma mengerti hal ini, lantas beliau mengatakan :” aku setelah mendengar hal tsb, setiap I’tidal aku membaca kalimat tsb”.

Suatu ketika, ada seorang hamba Alloh, ketika diberikan ni’mat, ia berucap : Robbanaa lakal hamdu, kamaa yanbaghy lijalali wajhiKa, wa ‘adhimi shultonik”…maka malaekat bingung mencatat amal dan pahalanya, lalu para malaikat menghadap Alloh dan menanyakan nya:” ya Robb, bagaimana kami hendak mencatat pahala dari amal hambaMu yg satu ini. Dia telah mendapat nikmat, dan memujiMu sebesar keagunganMu. Maka kami kebingungan menetapkan pahala, karena pujiannya terhadapMu, bobotnya sungguh amat agung.”. Alloh menjawab :” Aku yang akan menetapkan sendiri pahala hambaKu itu”. Subhanalloh…

Sebagaimana diperintahkan Alloh kepada Musa a.s untuk bersyukur, maka Musa a.s bertanya :” bagaimana caraku bersyukur kpdMu Robb?”. Alloh memberikan jalan yakni dg mengingatnya. Lalu alloh berkata :” fa idzaa dzakartany faqod syakartany”…maka apabila engkau berzikir kepadaKu, sungguh kau telah mensyukuriKu”.

Kita ingat kembali nabi Dawud a.s, ketika di perintah bersyukur kepada Alloh. Nabi Dawud berkata, :” bagaimana aku hendak bersyukur ya Robb?”…maka Qulilhamdulillah…katakan olehmu , segala puji bagi Alloh. Lalu nabi Dawud a.s berkata :” jika aku berkata “Alhamdulillah” maka sungguh itu merupakan nikmat pula bagiku. Maka sungguh syukurku tiada sebanding dengan nikmatMu yg besaar”…itulah hakikat syukuur, merasai diri sungguh kecil dibanding dg nikmat Alloh. Dikatakan dalam satu ayat :” wa in ta’udduu ni’matallohi laa tuhshuuhaa”..jikalau kalian hendak menghitung2 ni’mat Alloh, niscaya tidak akan mampu menghitungnya”. Bagaimana tidak, sungguh masuk akal bagi kita, ketika nabi Dawud a.s berfikir, jika beliau berucap “alhamdulillah” itu merupakan bentuk nikmat. Kita ambil logisnya, jika lidah kita kaku…atau bisu..maka apakah kita akan mampu berucap alhamdulillah..atau jika kita tiba2 tidak bisa bersuara..seperti serak yg sungguh berat..sehingga sakit untuk berkata2…sungguh…itu nikmat yg besaar…qulilhamdulillah….puji milik Alloh yang menggerakkan lidahku untuk mensyukuri nikmatNya.

Mulai dari setiap nikmat yg diberikan Alloh, bersyukur “Alhamdulillah”….segala puji bagi Alloh..Nabi Muhammad bersabda:” man lam yasykuril qolil, lam yasykuril katsiir”..siapa saja yg tidak mau bersyukur dikala mendapat nikmat yang sekecil apapun, maka dia tidak akan bisa bersyukur ketika mendapat nikmat yg banyak”. Hingga jika manusia itu mempunyai satu ladang emas, tentu ia akan mencari ladang yg kedua dan ketiga dst…barulah puas nafsu manusia itu, jikalau mulutnya telah disumpal dengan tanah. Artinya baru puas setelah mati..astaghfirulah

Dalam ayat lain, Alloh memberikan firmanNya :” fadzkuruuNy adzkurkum….wasykuruuly walaa takfuruun”…” maka ingatlah oleh kalian akan Aku, niscaya akan Kuingat kalian, dan bersyukurlah untukKu, dan janganlah kalian kufur”..gandengan kalimat..syukur adl kufur, tipis sekali sekat pembeda antara syukur dan kufur, ditegaskan dalam ayat lain QS. Ibrahem.insyaloh.coba buka :” Lain syakartum laazidannakum, wa lain kafartum , Inna ‘adzaby la syadiid”..jikalau kalian bersyukur, maka betul2 akan Kutambah (nikmat) untuk kalian. Tapi jika kalian kufur (nikmat) sesungguhnya siksaKu amat dahsyat”.

Coba kita bertegun sejenak, bayangkan kita ketika hendak tidur. Apa yg terfikir? Mungkin sebagian besar dari kita ga mikir apa2…atau malah ngelamun?sama kalo gitu…astaghfirulloh

Baca bismillah…selebihnya terserah andaJ terbangun….melihat keadaan kita masih utuh, melihat hidung masih nancep di muka, melihat tangan masih bisa uthik2, melihat kaki masih bisa berjalan, subhanalloh…banyak dari saudara kita, ketika bangun tidur mulutnya bisu, tangannya kaku, kakinya lumpuh.ada yg kena stroke dll.Allohu akbar…maka apa ucapan kita setelah bangun tidur?.pertama kali..bersyukur atas dikembalikannya ruh kita, yg semalam nglencer entah kemana, syukur atas badan yg sehat , syukur atas utuhnya iman. Maka ucap” alhamdulillah”…selebihnya terserah andaJ,,,yang penting tidak lupa..bersyukur…

Saya jadi inget ayat dalam QS; yaasiin…” qooluu man ba’atsanaa min marqoodinaa?..coba deh buka2 ya..terus renungi..:)

Sudah dulu ya…cape ngetik…walhamdulilahirobbil’alamien.

Afwan minkum

Wassalamu’alaikum wr wb

KASUHUNAN MAGELANG HADININGRAT

SRI_SUSUHUNAN_SIX_EAT

NAYAKA PRAJA INDRAPURA

.L.

Yuk Syar’ie

RISALAH SRI SUSUHUNAN MAGELANG HADININGRAT KEPADA JAMAAH TILAWAH

Coba tuk syar’ie

Bismillah

Gothic_Capital_Ahmaduhu SWT hamdan yaliqu bijalalihi wa ‘adzimi shulthonih

SholawatuHu wa salamuHu li khoiri al anam, nabiyyin li al ‘urby wa al’ajam, Muhammadin wa alihi wa ashabihi wa sallam wa ba’d

“ In tanshuru Alloha, yanshur kum”....demikian kalimat dalam kitab suci, sebuah kalimat yang indah mengandung pengertian dan konsekuensi penting bagi jiwa2 fitroh/ muslim sejati. Betapa tidak, coba kita renungi sejenak artinya “ Jika engkau menolong (agama) Alloh, niscaya pasti Ia akan menolongmu.”,,,Allohummarhamna bil qur an amien. Sebuah kalimat yang menggugah rasa ingin berbakti, rasa ingin menegakkan hukumNya. Tentu tiada lain mengusahakan untuk penegakkan syariat, dimanapun itu “ Dluribat ‘alayhim adl dlillah ayna ma tsuqifu illa bihablin min Allohi wa hablin min annas”...”Diliputilah atas mereka kehinaan dimanapun berada, kecuali berpegang pada tali agama Alloh dan tali kemanusiaan”.....Sebetulnya jelas, dimanapuin kita, siapapun kita, apapun kita, sebuah kalimat panggilan menolong agama Alloh merupakan satu panggilan luhur, panggilan mulia, yang apabila kita jalankan tiada lain kemuliaan di sisiNya dan di sisi manusia pun tercukupi. Jaminannya adalah ayat diatas “.”Diliputilah atas mereka kehinaan dimanapun berada, kecuali berpegang pada tali agama Alloh dan tali kemanusiaan”. Coba kita simak sejenak, Islam adalah agama indah, agama komplit, menuntunkan segala bentuk amal ibadah dan mu’amalah. Islam menuntunkan proses pembelajaran menjadi manusia yang berbudi luhur, berpekerti yang santun, dalam istilah jawa andhap ashor tan kashoran sanadyan handhap” tawadlu’ artinya rendah hati dan tidak merendahkan diri karena kekurangan masalah keduniawian”. Islam menuntunkan sosok muslim yang tangguh, berdaya saing bagus, mutu intelektual yang handal, jiwa ketaqwaan yang jitu, akhlak yang qur any, optimistis, mau berusaha.

Dilihat dari berbagai segi, Islam sangat sempurna, coba saja kaji hukum2 islam tentang amal pergaulan/ mu’amalah keduniawian. Islam memberikan tuntunan, dari segala bentuk mu’amalah, missal social, disana islam memberikan tuntunan bahwa seorang muslim yang baik adalah ia yang mampu memberi rasa aman terhadap lingkungan / muslim lain dari segala perilaku dan lisannya (al hadist). Juga seorang mukmin jitu adalah ia yang juga mau berbagi, ia yang bisa berempati / tidak Cuma simpati namun mampu merasakan hal ihwal keadaan saudara2nya sehingga ia mampu mencintai saudara2nya selayaknya ia memperlakukan diri maupun keluarganya (al hadist), juga dipandu oleh qur an “lan tanalu al birro hatta tunfiqu min ma tuhibbun”..tiadalah kalian memperoleh kebaikan sehingga kalian berinfaq/ sedekah (menolong) dari perkara/ barang yang engkau cintai. Dalam pada ayat ini terjadi satu kisah ketika seorang sahabat usai mendengar ayat ini, sungguh lalu ia menginfakkan sebidang kebun kurmanya yang paling produktip untuk digunakan di jalan Alloh, subhanaallloh jika sudah seperti ini maka jaminannya tiada lain adalah kesempurnaan iman ....wooow..it’s greaaat!!!!!!

Menghormati Orang Tua

Coba lihat lagi bidang maslahah al usrotiyah / pendidikan keluarga, Islam banyak memberikan tuntunan. Dimulai ketika seorang telah menginjak “Ba’ah”, yaitu masa kemampuan. Didasarkan sabda Nabi SAW “ Ya ma’syaro asy syabab! Man istatho’a minkum al ba’ata fal yatazawwaj wa man lam yastathi’ fa ‘alayhi bi ash showmi fainnahu wija’ “....* hai sekalian pemuda pemudi! Siapa saja dari kalian yang mampu “Ba’ah” maka hendaknyalah menikah, siapa saja yang tidak mampu maka berpuasalah karena ia adalah peredam syahwat *.....weleh2.......ini tuntunan awwal....(ga usah dipanjangin uraian ini ane lom nikah juga kok). Sampai pada urusan mendidik anak, membentuk kepribadiannya pun islam kontinu memandu kita “ dicontohkan seorang luqman al hakim ( dinamakan al hakim karena ia adalah seorang yang penuh dengan nasihat2 hikmah) ketika ia mendidik anak2 nya tuk taat dan patuh terhadap Alloh, dan seterusnya....Al qur an juga menuntunkan akhlak anak kepada orang tua seperti terlukis dalam ayat “ Wa qodlo robbuka alla ta’budu illa iyyahu wa bil bawlidayni ihsanan. Imma yablughoona ‘indaka al kibaro ahaduhuma aw kilahuma fa la taqul lahuma uffin, wa la tanharhuma, wa qul lahuma qowlan kariman. Wahfidl lahuma janaha adl dlulli min ar rahmah, wa qul robbi irhamhuma kama robbayani shoghiron”.....Intinya bahwa Alloh telah menuntunkan jelas kepada kita sebagai individu yang memiliki induk (orang tua), untuk senantiasa patuh pada kalimat Alloh, senantiasa lurus dalam agamanya, tiada sesembahan kecuali Ia. Dan nasehat satu lagi, agar tiap anak2 memperhatikan dan menghormati kedua orang tuanya, karena beliau ayah ibu kita, merupakan washilah keridloan dan kemurkaan Alloh, jika ridlo keduanya maka insyallohu ta’ala ridlo pula Sang Pencipta, begitupun sebaliknya, seperti dirupakan dalam hadist “Ridlo Allohu fi ridlo al walidayn wa sukhtu Allohi fi sukhti al walidayn”......dalam qur an di atas juga kita dituntunkan berakhlak indah kepada orang tua ketika beliau berdua atau salah satunya beranjak senja, merawat dengan baik selayaknya kita dirawatnya ketika kecil, doakan mereka juga demikian. Insyalloh akhlak seperti ini akan terus dapat terwariskan kepada anak cucu kita, kita juga yang memetik faidahnya, asyiik yaaa....tua kita tinggal sibuk menyucikan diri, bermuhasabah , mujalisah dalam majlis ilmu dsb.....anak2 uda pada lihai agama, tercukupi dunia nya tuk bekal akhiratnya. Ingat jangan lupa “tong hilap atuuh...” dunia menjadi batu loncatan kita ke akhirat, kita tak boleh cuex bebex, buang jauh2 dunia....ngawur gitu...dunia itu tempat penyempurnaan amal bekal akhirat, islam bukan golongan rohbaniyyin (kaum yang betul2 mengisolasi diri dari dunia), tapi islam adalah agama yang membentuk manusia seutuhnya, jasmani rohany komplitttt!!!!!biar kaya jamu....Ga percaya? Buka qur an “ Wabtaghi fi ma ataka Allohu Ad daro al akhiroh wa la tansa nashibaka min ad dun-ya”...carilah segala sesuatu yang Alloh titahkan terhadapmu di kampong akhirat, tapi jangan kau lupakan bahagianmu dari dunia”....yaachhh...complete bgt deeh.....gitu....

muhammadDalam masalah pencapaian ukhrowy....woow jangan Tanya lagi. Siapa yang tak kenal seorang Muhammad bin “abdillah, putra Aminah,....jagoan betul beliau. Rasul kita ini figure yang sangat patut diteladani, bahkan dinanti, coba mimpi ketemu beliau aja senengnya bukan kepalang, melebihi mimpi ketemu si do’i....weleh2......Satu2nya nabi yang menjadi penutp para nabi, penghulu para rasul (tanpa membeda2kan derajat masing2 nabi). Qur an memerintahkan kita jelas tuk mau meneladani beliau “ Laqod kana lakum fi rasulillahi uswatun hasanah”...betul2 sungguh telah ada pada diri rasul suri tauladan yang baik...” dalam segala hal, baik akhlak, pekerti, dan sebagainya. Tentang akhlak tak diragukan lagi, jauh sebelum diangkat nabi, beliau uda dapat gelar “al amien”, beliau menengahi perselisihan peletakan batu bata ka’bah dulu bukan...weleh2..subhanalloh....segitu menggelegarnya nama beliau hingga mampu menggoncangkan penghuni langit, ingin menemui beliau saw sehingga pada tahun kesedihan (ditinggal wafat paman dan istri), beliau ditaqdirkan Alloh tuk menjalani satu peristiwa penguji iman para mu’min kala itu, yaitu isra’ mi’raj. Terbukti ujian itu betul2 selektip, hingga banyak yang tadinya muslim mala h murtad, menganggap Muhammad SaW tukang ngibul, tukang ngalindur gitu....weleh2.....semoga Alloh merahmati para sahabat beliau tuuh..yang setia menetapi mendampingi beliau. Amiien, itu khan hal ihwal wawasan spiritual tinggi bukan...????

Naaah, tiada lagi pilihan melainkan Islam bukan,....maka mari sedikit demi sedikit berikhtiyar tuk lebih menuju syar’ie.....kemaren ane buka rekening yang syar’ie lhoo...di mu’amalat....mencoba memulai yang baik...”)..ga promosi kok, Cuma kalo ade yang lebih baik, kenapa tidak??

Sri Susuhunan Six_eat Piyantun Magelang Hadiningrat

(26/1/06-26 dzl hijah 26)

.L.