RISALAH SRI SUSUHUNAN MAGELANG HADININGRAT KEPADA LUTFI PUTRA SYARIFUDIN PUTRA SAHAK PUTRA JAMAL
Assalamualaikum wr wb
Alhamdulillah, wa usholly sholatan wa salaman daimayn katsiron kama amar. Wa ba’d
eperti yang aku janjikan kepadamu kemarin, ini ada sedikit bahasa jawi kawi. Lazim digunakan pada acara2 tertentu, dan sangat dianggap betul2 situasi / walimah/ kondisi yang khusus bin special. Teruntuk saudaraku nan jauh di mata di sana di pedalaman Kalimantan barat,…
Tapi sebelumnya kamu bisa kirim kepadaku artikel berbahasa banjar khan? Siapa tahu aku bisa sedikit2 tertarik gitu, kaya ketertarikanku pada bahasa sunda dan lainnya. Oke? Aku tunggu artikel bahasa planetmu, plus terjemahnya tentu.
Baik, mula2 akan aku ketengahkan sebuah bahasa kawi yang lazim dipakai dalam hal “ panyandra”. Panyandra berasal dari kata” Chandra” mendapat ater2/ tambahan pa ..sehingga menjadi : Pa Candra…> karena dalam lidah jawa akan timbul aksen huruf “nya”jika ada ucapan “ca” ketika ia di ucapkan ditengah ater2 itu, missal jika kau tulis dengan aksara jawa kalimat “ Pancasila”..maka aku kira kamu akan menulisnya : Pa na kemudian kamu beri aksara pasangan “ca” , lalu aksara “sa” yang di wulu (tanda untuk memberi harakat agar berbunyi I shg menjadi “si”), lalu aksara “la”..bukan begitu???tapi itu salah…yang benar adalah “ pa, nya, pasangan ca, sa yang diberi tanda wulu, dan la. Demikian, demikian pula kata pa + candra--à panyandra Arti panyandra sendiri adalah “ Rerumpakan ingkang nggambaraken kaindahanipun satunggaling bab utawi edining swasana. Ini bahasa krama inggil lho..belom kawinya (suatu kalimat yang menggambarkan keindahan sesuatu bab atau keindahan suasana/ keadaan) sehingga panyandra hanya digunakan khusus dalam situasi yang berhak untuk disipati akan keindahannya saja, tidak diperbolehkan dipakai sembarangan, dan orang yang memakainya pun sungguh sangat jarang, ia yang hanya berprofesi sbg juru paniti laksana atau ia yang berprofesi dalam bidang susastera jawa saja, missal dhalang dan para kerabat keraton, dan kaya aku ini..hehehe…
Inilah yang kamu tunggu2…
Tuladha panyandra sasana pawiwahan (Contoh panyandra akan keindahan maghligai pelaminan) ini baru mulai kawi
“ Rep sidhem premanem, tan ana sabawaning walang alisik. Lah punika tha minangka purwakaning panyandra. Satuhu kathah papan ingkang endah edi peni, hanamung tan kadya endah twin edining sasana pawiwahan. Gapuraning pawiwahan rinengga edining rerenggan janur kuning, sinangga ing pisang raja, cengkir gadhing, tebu wulung, pari sawuli, sekar sarta wohing kapas, ron apa2 , suket alang alang miwah roning kaluwih, ron waringin sarencekipun, pengaron ingkang isi sekar setaman, ingkang wasita sinandi. Wimbuh hamilangoni, sasana pawiwahan kang pinajang dlancang rinone, wilis, seta, rekta miwah kresna. “….” Betul2 sunyi senyap, ibarat tiada suara hewan satupun baik itu suara gerakan belalang dsb. Inilah waktu telah memberi tanda saat yang tepat untuk memulai “panyandra”. Sungguh sebetulnya banyak sekali tempat yang indah, asri, dan menarik hati, tapi itu semua tiada dapat mengalahkan keindahan dan kemolekan maghligai pelaminan. Gapura maghligai pelaminan terhiasi dengan indahnya hiasan janur kuning, yang disangga oleh pisang raja, kelapa gadhing, tebu wulung/ hitam yang rasanya sangat manis, padi seuntai , kembang dan daun kapas, juga seperti dedaunan, rumput ilalang, dan daun kluweh/ semacam buah semisal nangka, daun beringin/ yang menandakan kemakmuran dan kesuburan, dan sebuah tembikar/ guci wadhah kembang yang berisi kembang setaman, yang sungguh mempunyai makna mendalam. Betapa menarik hati, akan maghligai pelaminan itu yang terhias dlancang (kertas warna warni berkilauan), beraneka warna, biru , putih, kuning, dan juga gelap/ kresna/ hitam.()hitam melambangkan keabadian kasih kedua mempelai)”
tadinya aku bermaksud untuk tidak menyertakan terjemah panyandra ini, tapi sungguh dzolim jika aku berbuat demikian. Karena ibaratnya aku memberikan sesuatu yang orang lain tidak tahu menahu akan isi dan manfaat apa yang aku berikan. Sedikit2 saja dulu ya, semoga dengan begini kamu akan mampu dengan baik mengenal bahkan menguasai pola pemikiran bahasa jawa, yang orang jawa saja sampai melupakan hal itu, sungguh sayang bukan. Demikian, aku senang sekali ada anak muda seperti kamu dan yang lain, yang tidak malu mengakui dan mengembangkan keilmuwan di bidang seperti ini, karena justru dengan begini kita akan bisa dihargai. Coba saja kamu ke jawa, lalu kamu berbicara dengan orang jawa memakai bahasa halus yang pertengahan (krama lugu/ karma madya) walau kurang begitu tepat, kamu akan dipuji betapa seorang anak muda zaman ini mampu berbahasa jawa halus (walau ngarang). Tapi ingat!!!! Jangan sekali2 kamu berani berbahasa jawa, yang kamu anggap itu halus jika kamu tidak betul2 mengetahuinya untuk kamu pakai dialog dengan orang2 daerah Jogja, Surakarta, Magelang dan sekitarnya. Karena bisa 2 kamu dianggap menghina ketika mereka tidak tahu kamu baru belajar bhs jawa. Jadi betul2 harus diperhatikan segi tingkatan/ hirarki kehurmatan, maksudnya bukan gila hurmat, namun memberi rasa sopan terhadap yang diajak bicara, apakah dia lebih muda atau sepadan atau lebih dihurmati. Missal jika aku ngomong sama kamu, harusnya aku memakai bahasa jawa “ngoko/ biasa”, karena aku lebih terhurmat disbanding kamu,.,hehehe..maksudnya aku lebih tua disbanding kamu, sedang kamu harus minimal memakai bahasa krama (baik itu krama madya lebih2 krama inggil), namun jika kamu sudah terbiasa / akrab dengan aku bisa saja kamu pakai ngoko lugu (bahasa biasa tapi ada estetika menghurmati), jika kamu bicara dengan orang tua missal orang jawa yang terhurmat/ baru kenal/ tokoh masyarakat dsb, maka wajib bagi kamu tanpa alas an untuk memakai bahasa krama inggil, tapi jangan sekali2 kamu memakai bahasa kawi karena hal itu sangat tidak lazim. Kecuali dalam suasana tertentu, missal ketika kamu membawakan acara resepsi, atau kamu jadi dhalang memainkan wayang..dsb.
ya, gitu aja, ntar dikira cerewet. Kapan mo ke jawa niih????maksudnya ke Pusat bahasa nya, kaya solo, jogja atau magelang…hehe buat diklat bahasa jawa gitu..
mangga..wassalamualaikum wr wb
.L.
ilustrasi dari berbagai sumber.
http://sinauenglish.net/2016/08/opini-guru-indonesia-fenomena-video-tkw-hongkong/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar