AL-MASIH: TEGURLAH DIA! (MATIUS 18:15 KSI)
Saya: Wahai Tuan Guru, ada seseorang yang mengaku sebagai pengikutmu tapi postingannya selalu nyinyir kepada orang-orang mukmin; kepada orang-orang yang beriman kepada Allah, beriman kepada Roh Kudus yang dengannya engkau diperkuat, beriman kepada Kitab Suci Injil yang diturunkan kepada engkau, beriman kepada engkau sebagai hamba Allah, rasul-Nya, kalimat-Nya yang Dia sampaikan kepada Maryam, bunda engkau, dan ruh dari-Nya. Ada apa dengannya?
Al-Masih: Segala sesuatu yang keluar dari mulut (baca: segala postingannya) berasal dari hati, dan itulah yang menajiskan orang. Karena dari dalam hati keluar pikiran-pikiran yang jahat, seperti pembunuhan, percabulan, perzinaan, pencurian, saksi dusta, dan hujahan. (Matius 15:18-19 KSI)
Saya: Ooo, begitu. Lalu apa yang harus saya lakukan, Wahai Tuan Guru?
Al-Masih: Karena itu, jika saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia secara pribadi. Jika ia mau mendengarkanmu, maka engkau telah mendapatkannya kembali.(Matius 18:15 KSI)
Saya: Hmm. Bagaimana jika dia tidak mau mendengarkan teguran saya, Wahai Tuan Guru?
Al-Masih: Jika ia tidak mau mendengarkanmu, ajaklah bersamamu seorang atau dua orang lagi supaya dengan dua atau tiga orang saksi hal itu menjadi sah. (Matius 18:16 KSI)
Saya: Jika dia juga tidak mau mendengarkan mereka, bagaimana?
Al-Masih: Jika ia tidak mendengarkan mereka, ajukanlah hal itu kepada jemaah. Jika ia masih juga tidak mau mendengarkan jemaah, anggaplah ia sebagai orang yang tidak mengenal Allah atau sebagai pemungut cukai. (Matius 18:17 KSI)
Saya: Ooo, baiklah. Lalu, apa yang harus saya sampaikan kepadanya, Wahai Tuan Guru?
Al-Masih: Pada hari kiamat setiap orang akan dimintai pertanggungjawaban atas setiap kata sia-sia yang pernah diucapkannya (baca: dipostingnya). Karena ucapanmu (baca: postinganmu) engkau akan dibenarkan, dan karena ucapanmu (baca: postinganmu) pula engkau akan dihukum. (Matius 12:37KSI)
Saya: Hmm. Jujur saja, Wahai Tuan Guru, saya malas sekali menegur dia. Jika dia mau menerima teguranku, itu tidak menjadi masalah. Jika tidak? Yang ada malah dia menyemprot saya kembali. Sok begini dan begitu. Dia menjadi lebih galak daripada saya. Dia malah berkata, "Nerakaku bukan urusanmu, apalagi surga belum menjadi tempatmu." Lalu, bukankah dia juga sudah tahu apa konsekuensi dari perbuatannya? Biarkan saja dia tersesat dengan segala perbuatannya itu. Kita mengurus urusan masing-masing saja. Sepanjang dia tidak mengganggu urusan saya dan saya juga tidak mengganggu urusan dia, biarkan saja. Apakah saya memang benar-benar harus menegur dia? Jika saya tidak menegurnya, bagaimana?
Al-Masih: Apa yang tertulis di dalam Kitab Suci Taurat? Apa yang kaubaca di situ? (Lukas 10:26 KSI)
Saya: Di dalam Kitab Suci Taurat, Ya? Hmm. Saya pernah membaca bahwa ada tertulis di dalam Kitab Suci Taurat itu begini: Jangan kaubenci saudaramu di dalam hatimu. Tegurlah sesamamu dengan terus terang sehingga engkau tidak terbawa dosa karena dia. (Imamat 19:17 KST); O iya, Allah juga pernah berfirman kepada Nabi Yehezkiel a.s. sebagaimana ada tertulis di dalam Kitab Nabi Yehezkiel begini: Kalau Aku berfirman kepada orang fasik, ‘Engkau pasti mati,’ dan engkau tidak menasihati dia atau berbicara mengingatkan orang fasik itu mengenai jalan hidupnya yang fasik supaya ia tetap hidup, maka orang fasik itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi darahnya akan Kutuntut dari tanganmu. Sebaliknya, kalau engkau mengingatkan orang fasik itu, dan ia tidak juga berbalik dari kefasikannya atau dari jalan hidupnya yang fasik, maka ia akan mati dalam kesalahannya, tetapi engkau telah menyelamatkan nyawamu. Kalau seorang yang benar berbalik dari kebenarannya dan melakukan kezaliman, lalu Kuletakkan batu sandungan di depannya, maka ia akan mati. Ia akan mati dalam dosanya apabila engkau tidak mengingatkan dia, dan perbuatan-perbuatan kebenaran yang dilakukannya tidak akan diingat lagi, tetapi darahnya akan Kutuntut dari tanganmu. Sebaliknya, kalau engkau mengingatkan orang benar itu supaya jangan ia berbuat dosa, dan ia benar-benar tidak berbuat dosa, maka ia akan tetap hidup sebab ia mau menerima peringatan, dan engkau telah menyelamatkan nyawamu. (Yehezkiel 3:18-21 KSTZ)
Al-Masih: Jawabanmu benar. (Lukas 10:28 KSI)
Saya: Jika ternyata dia juga tetap tidak mau mendengarkan saya, apa yang harus saya lakukan? Haruskah saya paksa dia?
Al-Masih: Jika ada orang yang tidak mau menerima kamu dan tidak mendengarkan perkataanmu, kebaskanlah debu dari kakimu ketika kamu pergi dari rumah atau kota itu. Sesungguhnya, Aku berkata kepadamu, pada hari kiamat, azab atas Sodom dan Gomora akan lebih ringan daripada azab atas kota itu. (Matius 10:14-15 KSI)
Saya: Baiklah, Wahai Tuan Guru.
L
Tidak ada komentar:
Posting Komentar