Senin, 28 Agustus 2023

Muqaddimah Buku: Berita dari Langit

 PUJIAN BAGI ALLAH

S Capegala puji bagi Allah yang telah menurunkan Kitab Suci (Al-Qur’an) kepada hamba-Nya dan Dia tidak membuat padanya sedikit pun kebengkokan. (Al-Kahf 18:1)

Dialah Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Bagi-Nya segala puji di dunia dan di akhirat dan bagi-Nya (pula) segala putusan. Hanya kepada-Nya kamu dikembalikan. (Al-Qaṣaṣ 28:70)

SALAM ATAS RASUL

Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya. (Al-Aḥzāb 33:56)

ORANG-ORANG MUKMIN

Katakanlah (wahai orang-orang yang beriman), “Kami beriman kepada Allah, kepada apa yang diturunkan kepada kami, kepada apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya‘qub dan keturunannya, kepada apa yang diberikan kepada Musa dan Isa, serta kepada apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan (hanya) kepada-Nya kami berserah diri.” (Al-Baqarah 2:136)

TAURAT DAN INJIL

Dia menurunkan kepadamu (Nabi Muhammad) Kitab (Al-Qur’an) dengan hak, membenarkan (kitab-kitab) sebelumnya, serta telah menurunkan Taurat dan Injil (Āli ‘Imrān 3:3)

sebelum (turunnya Al-Qur’an) sebagai petunjuk bagi manusia, dan menurunkan Al-Furqān (pembeda yang hak dan yang batil). Sesungguhnya orang-orang yang kufur terhadap ayat-ayat Allah, bagi mereka azab yang sangat keras. Allah Mahaperkasa lagi mempunyai balasan (siksa). (Āli ‘Imrān 3:4)

TAURAT

Sesungguhnya Kami telah menurunkan Taurat. Di dalamnya ada petunjuk dan cahaya. Dengannya para nabi, yang berserah diri (kepada Allah), memberi putusan atas perkara orang Yahudi. Demikian pula para rabi dan ulama-ulama mereka (juga memberi putusan) sebab mereka diperintahkan (oleh Allah untuk) menjaga kitab Allah dan mereka merupakan saksi-saksi terhadapnya. Oleh karena itu, janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang murah. Siapa yang tidak memutuskan (suatu urusan) menurut ketentuan yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang kafir. (Al-Mā’idah 5:44)

INJIL

Kami meneruskan jejak mereka (para nabi Bani Israil) dengan (mengutus) Isa putra Maryam yang membenarkan apa (kitab suci) yang sebelumnya, yaitu Taurat. Kami menurunkan Injil kepadanya (yang) di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya; yang membenarkan kitab suci yang sebelumnya, yaitu Taurat; dan menjadi petunjuk serta pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa. (Al-Mā’idah 5:46)

Hendaklah pengikut Injil memutuskan (urusan) menurut apa yang diturunkan Allah di dalamnya. Siapa yang tidak memutuskan (suatu urusan) menurut ketentuan yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang fasik. (Al-Mā’idah 5:47)

ZABUR

Sesungguhnya Kami telah mewahyukan kepadamu (Nabi Muhammad) sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada Nuh dan nabi-nabi setelahnya. Kami telah mewahyukan (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya‘qub dan keturunan(-nya), Isa, Ayub, Yunus, Harun, dan Sulaiman. Kami telah memberikan Kitab Zabur kepada Daud. (An-Nisā 4:163)

AHLI KITAB DAN ALKITAB

Sesungguhnya di antara mereka (Bani Israil) ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya (ketika membaca) Alkitab agar kamu menyangka (yang mereka baca) itu sebagian dari Alkitab. Padahal, itu bukan dari Alkitab. Mereka berkata, “Itu dari Allah.” Padahal, itu bukan dari Allah. Mereka mengatakan hal yang dusta terhadap Allah, sedangkan mereka mengetahui. (Āli ‘Imrān 3:78)

ALKITAB DIUBAH

Wahai Rasul (Muhammad), janganlah engkau disedihkan oleh orang-orang yang bersegera dalam kekafiran, yaitu orang-orang (munafik) yang mengatakan dengan mulut mereka, “Kami telah beriman,” padahal hati mereka belum beriman, dan juga orang-orang Yahudi. (Mereka adalah) orang-orang yang sangat suka mendengar (berita-berita) bohong lagi sangat suka mendengar (perkataan-perkataan) orang lain yang belum pernah datang kepadamu. Mereka mengubah firman-firman (Allah) setelah berada di tempat-tempat yang sebenarnya. Mereka mengatakan, “Jika ini yang diberikan kepada kamu, terimalah. Jika kamu diberi yang bukan ini, hati-hatilah.” Siapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, maka sekali-kali engkau tidak akan mampu menolak sesuatu pun dari Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak menyucikan hati mereka. Di dunia mereka mendapat kehinaan dan di akhirat akan mendapat azab yang sangat berat. (Al-Mā’idah 5:41)

Di antara orang-orang Yahudi ada yang mengubah perkataan dari tempat-tempatnya. Mereka berkata, “Kami mendengar, tetapi kami membangkang.” (Mereka mengatakan pula,) “Dengarkanlah,” sedangkan (engkau Nabi Muhammad sebenarnya) tidak mendengar apa pun. (Mereka mengatakan,) rā‘inā ) dengan memutarbalikkan lidahnya dan mencela agama. Seandainya mereka mengatakan, “Kami mendengar dan patuh. Dengarkanlah dan perhatikanlah kami,” tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat. Akan tetapi, Allah melaknat mereka karena kekafirannya. Mereka tidak beriman, kecuali sedikit sekali. (An-Nisā 4:46)

Maka, apakah kamu (muslimin) sangat mengharapkan mereka agar percaya kepadamu, sedangkan segolongan mereka mendengar firman Allah? Lalu, mereka mengubahnya setelah memahaminya. Padahal, mereka mengetahuinya. (Al-Baqarah 2:75)

Celakalah orang-orang yang menulis kitab dengan tangan mereka (sendiri), kemudian berkata, “Ini dari Allah,” (dengan maksud) untuk menjualnya dengan harga murah. Maka, celakalah mereka karena tulisan tangan mereka dan celakalah mereka karena apa yang mereka perbuat. (Al-Baqarah 2:79)

(Namun,) karena mereka melanggar janjinya, Kami melaknat mereka dan Kami menjadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka mengubah firman-firman (Allah) dari tempat-tempatnya dan mereka (sengaja) melupakan sebagian pesan yang telah diperingatkan kepada mereka. Engkau (Nabi Muhammad) senantiasa akan melihat pengkhianatan dari mereka, kecuali sekelompok kecil di antara mereka (yang tidak berkhianat). Maka, maafkanlah mereka dan biarkanlah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang muhsin. (Al-Mā’idah 5:13)

QURAN

Apa yang telah Kami wahyukan kepadamu (Nabi Muhammad), yaitu Kitab Suci (Al-Qur’an), itulah yang benar yang membenarkan kitab-kitab sebelumnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Mengetahui lagi Maha Melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya. (Fāṭir 35:31)

Tidak mungkin Al-Qur’an ini dibuat-buat oleh selain Allah, tetapi (Al-Qur’an) membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan secara terperinci ketetapan (Allah). Tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta alam. (Yūnus 10:37)

Ini (Al-Qur’an) adalah kitab suci yang telah Kami turunkan lagi diberkahi yang membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar engkau memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Makkah) dan orang-orang yang ada di sekitarnya. Orang-orang yang beriman kepada (kehidupan) akhirat (tentu) beriman kepadanya (Al-Qur’an) dan mereka selalu memelihara salatnya. (Al-An’ām 6:92)

Katakanlah (Nabi Muhammad), “Siapa yang menjadi musuh Jibril?” Padahal, dialah yang telah menurunkan (Al-Qur’an) ke dalam hatimu dengan izin Allah sebagai pembenaran terhadap apa (kitab-kitab) yang terdahulu, dan petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang beriman.” (Al-Baqarah 2:97)

Tidak mungkin Al-Qur’an ini dibuat-buat oleh selain Allah, tetapi (Al-Qur’an) membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan secara terperinci ketetapan (Allah). Tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta alam. (Yūnus 10:37)

AJAKAN KEPADA AHLI KITAB

Wahai orang-orang yang telah diberi Kitab, berimanlah pada apa yang telah Kami turunkan (Al-Qur’an) yang membenarkan Kitab yang ada padamu sebelum Kami mengubah wajah-wajah(-mu), lalu Kami putar ke belakang (sebagai penghinaan) atau Kami laknat mereka sebagaimana Kami melaknat orang-orang (yang berbuat maksiat) pada hari Sabat (Sabtu). Ketetapan Allah (pasti) berlaku. (An-Nisā 4:47)

L Cap Seg

 

Sabtu, 24 Maret 2018

Injil: Ibarat Orang-Orang Upahan di Kebun Anggur

 basmalah naskhi

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang

(Al-Fatihah 1:1)

salam naskhi

Dan keselamatan itu dilimpahkan kepada orang yang mengikuti petunjuk.

(Thaha 20:47)

S Capegala puji bagi Allah yang telah menurunkan Kitab Injil melalui perantaraan Roh Kudus kepada Nabi Isa Al-Masih putra Maryam yang berisi petunjuk dan cahaya yang menerangi bagi Bani Israil.

Salawat serta Salam ke atas Junjungan yang Mulia, yang kehadirannya sebagai rahmat bagi alam semesta, Nabi Muhammad s.a.w., keluarga, para sahabatnya, dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Juga Salam ke atas Nabi dan Rasul-Nya, Isa Al-Masih putra Maryam yang telah menyampaikan Kabar Baik kepada Bani Israil tentang kehadiran seorang Penghibur bagi alam semesta yang bernama Ahmad, serta ke atas Maryam binti Imran, bundanya.

Kemarin, Jumat, 5 Rajab 1439 a.h., sampailah pembacaan saya pada Kitab Injil Riwayat Matius bab 20. Bab ini bercerita tentang Nabi Isa Al-Masih a.s. yang bersabda kepada para muridnya, para Hawari, perumpamaan sebagaimana tertulis begini:

Ibarat tentang Orang-Orang Upahan di Kebun Anggur

matthew-20-1-16-kk

1. “Kerajaan Surga itu seperti seorang tuan rumah yang pergi keluar ketika hari masih pagi. Ia hendak mengupah orang-orang yang mau bekerja di kebun anggurnya.

2. Setelah ia membuat perjanjian dengan para pekerja, yaitu bahwa mereka akan memperoleh gaji satu dinar sehari, disuruhnya mereka pergi ke kebunnya.

3. Kira-kira pukul sembilan ia keluar lagi. Dilihatnya beberapa orang lain sedang berdiam diri saja di pasar, tidak bekerja.

4. Lalu, ia berkata kepada mereka, ‘Pergilah ke kebun anggurku, dan aku akan memberikan kepadamu upah yang pantas.’ Maka, mereka pun pergilah.

5. Setelah itu, ia keluar lagi, yaitu kira-kira pukul dua belas siang dan pukul tiga sore, dan melakukan hal yang sama.

6. Kira-kira sampai pukul lima sore, ia masih juga keluar. Lalu, didapatinya beberapa orang lainnya yang sedang berdiam diri, dan bertanyalah ia kepada mereka, ‘Mengapa seharian kamu berdiam diri di sini dan tidak bekerja?’

7. Jawab mereka, ‘Sebab tidak ada seorang pun yang mengupah kami.’ Lalu, berkatalah ia kepada mereka, ‘Pergilah ke kebun anggurku.’

8. Setelah magrib, tuan si pemilik kebun anggur itu berkata kepada mandornya, ‘Panggillah para pekerja itu dan bayarlah upahnya, mulai dari orang yang datang paling akhir sampai yang datang paling awal.’

9. Lalu, datanglah para pekerja yang masuk pukul lima petang, dan masing-masing menerima upah satu dinar.

10. Ketika orang-orang yang masuk paling awal datang, mereka menyangka bahwa mereka akan menerima upah lebih banyak. Tetapi, ternyata mereka masing-masing juga menerima upah satu dinar.

11. Setelah mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan pemilik kebun anggur itu.

12. Kata mereka, ‘Orang yang masuk paling akhir hanya bekerja selama satu jam, tetapi Tuan menyamakan upah mereka dengan upah kami, yang sudah menanggung lelah seharian penuh di bawah panas matahari.’

13. Tetapi, jawab tuan itu kepada salah seorang dari antara mereka, ‘Hai sahabat, aku tidak bersalah terhadapmu. Bukankah upah satu dinar itu merupakan kesepakatan kita bersama?

14. Sekarang ambillah bagianmu dan pergilah. Kepada orang yang datang paling akhir ini, aku hendak memberikan upah yang sama dengan upahmu.

15. Tidak bolehkah aku memutuskan apa yang hendak kuperbuat dengan hartaku sendiri? Atau irikah engkau karena kemurahan hatiku?’

16. Demikianlah jadinya, orang-orang yang terakhir akan menjadi yang pertama, dan yang pertama akan menjadi yang terakhir.”

- Injil Riwayat Matius 20:1-16 KSI -

Setelah membacanya, saya merasa bahwa perumpamaan seperti ini tidak asing di telinga. Setelah mengingat-ingat dan mencari maka didapatilah bahwa Nabi Muhammad pernah bersabda begini:

hadis 2

D Caps.an Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dan [Zuhair bin Harb] keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Al A'masy] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kita (umat Muhammad) adalah yang terakhir (datang ke dunia), tetapi yang terdahulu (diadili) pada hari kiamat. Kita adalah yang paling dahulu masuk surga, padahal mereka diberi kitab lebih dahulu dari kita, sedangkan kita sesudah mereka. Lalu mereka berselisih, kemudian Allah memberikan petunjuk kepada kita, yakni kebenaran dari apa yang mereka perselisihkan. Inilah hari yang mereka perselisihkan, sedangkan Allah telah menunjukkannya kepada kita." Beliau bersabda lagi: "Maka hari ini (Jum'at) adalah untuk kita. Esok (hari Sabtu) untuk kaum Yahudi, dan lusa (Ahad) untuk kaum Nasrani." H.R. Muslim No. [1980] 20 – (…).

dan juga,

hadis 1

T Capelah menceritakan kepada kami [Musaddad] dari [Yahya] dari [Sufyan] Telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Dinar] ia berkata, Aku mendengar [Ibnu Umar] radliallahu 'anhuma, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Sesungguhnya perumpamaan jaman kalian dan jaman umat-umat sebelum kalian, hanyalah bagaikan jarak atara shalat Ashar dan terbenamnya matahari. Sedang perumpamaan kalian dengan ummat Yahudi dan Nashrani, adalah seperti seorang yang memperkerjakan beberapa orang pekerja seraya berkata, 'Siapa yang berkerja untukku hingga pertengahan hari, maka baginya adalah satu Qirath.' Maka kaum Yahudi pun beramal. Kemudian sang juragan itu pun berkata lagi, 'Siapa yang bekerja untukku dan sejak pertengahan hari hingga Ashar, maka baginya satu Qirath.' Maka orang-orang Nashrani pun bekerja. Lalu kalian bekerja dari sejak Ashar hingga Maghrib tiba dengan ganjaran dua Qirath. Maka mereka pun protes, 'Kamilah yang paling banyak bekerja, akan tetapi ganjaran kami paling sedikit.' Sang juragan pun berkata, 'Apakah aku menzhalimi hak kalian barang sedikit pun? ' mereka menjawab, 'Tidak.' Ia berkata, 'Itulah kelebihan-Ku, yang Aku berikan kepada siapa saja yang Aku maui.'" H.R. Bukhari No. 5021

Sekian catatan hari Sabat, 6 Rajab 1439 a.h.

Keberuntungan bagi umat ini, umat terakhir tetapi dihisab pertama.

Semoga bermanfaat. Wallahu a'lam.



Kamis, 15 Desember 2016

Syukur

 RISALAH SRI SUSUHUNAN MAGELANG HADININGRAT

KEPADA

JAMAAH TILAWAH

ASSALAMUALAIKUM

Assalamu’alaikum wr wb

Bismillahirrohmanurrohimu.

Alhamdulillahirobbil ‘alamien. Wa bihi nasta’inu ‘ala umurid dun-ya waddien. Ashsholatu wassalamu ‘ala Muhammadin, wa ‘ala alihi, wa shohbihi, wa man tabi’ahu bi ihsanin ila yawmiddien. Wa ba’d

S Capetelah kita semua memuji atas ni’mat yang diberikan Alloh kepada kita semua, dengan pujian yang agung sesuai dg keagungan Alloh. Maka, Alloh membanggakan kita dihadapan makhlukNya (para malaekat), lalu Alloh mengatakan :” HamidaNy ‘abdy”…hambaKu telah memujiKu..”..

Syariat bersyukur telah masyhur pada kita semua, maka kita ingat akan kisah nabiyulah Musa a.s, ketika berdialog dengan Alloh swt. Apalah istimewanya dari ummat akhir jaman? Jika dilihat dari segi fisik tentu kalah dengan ummat Musa. A.s, dari segi usia jauuh kalah, usia ummat Muhammad saw sekitar 60 an tahun. Sedang usia ummat Musa a.s sampe ratusan tahun, bahkan dipergunakan untuk beribadah saja. Lalu Alloh memberikan penjelasan, bahwa diberikanlah keistimewaan terhadap ummat Muhammad saw, apabila mereka melaksanakan ini maka akan didapat jaminan Alloh berupa maghfirahNya. Apa itu? Jikalaulah kita simak, dan resapi. Mungkin kita akan sedikit memandag kecil amalan itu, namun justru di mata Alloh hal itu sungguh sangat bernilai besaar. Ya, jika ummat Muhammad memulai pekerjaan dengan menyebut asma Robb, dan menutupnya dengan pujian kepada Robb, maka gugurlah dosanya. Semisal jika kita makan saja, dimulai dengan kalimat bismillah, dan doa yg masyhur…lalu pada pungkasan kita berdoa, alhamdulillah…maka gugur dosa kita, subhanalloh..seketika Musa a.s meminta untuk dijadikan ummat Muhammad saw yg penuh dengan fadhilah ini. Akan tetapi taqdir Alloh laen, adalah jatah kita semua menjadi pengikut rasul saw, menjadi penyempurna ummat terdahulu dengan syariat yg sangat sempurna. Alloh berfirman dalam qs, al maidah…alyawma akmaltu lakum dinakum, pd hari ini…tlh Aku sempurnakan untuk kalian agama kalian…dan seterusnya. Maka apakah kita tidak akan bersyukur? Kata Alloh..”bal aktsaruhum laa ya’lamuuna”..akan tetapi kebanyakan dari mereka (ummat akhir jaman) tidak mengetahui ini ( fadhilah agung tsb). Sehingga banyak dari mereka yg meremehkan kalimat ringkas dan mudah ini, bismillah…walhamdulillah…ya..betapa sangat agung kalimat ini. Bayangkan saja, apabila ada seekor sapi dg nilai belasan juta rupiah…jika disembelih dengan nama selain Alloh..menyebut kalimat selain bismillah…maka sudah tentu diharamkan bagi kita untuk mengonsumsinya. Maka sapi senilai belasan juta rupiah ini, menjadi nol rupiah..sampah saja.

Maka kalimat bismillah, menjadi pintu dan kunci untuk memulai segala perkara yang baik, apapun itu. Sungguh, banyak dari kita tidak mengetahui, sekedar lalu saja kita beraktivitas, tidak dimulakan dg bismillah, dan ditutup dg hamdallah, padahal jikalau mengetahui berapa besar pahala yg diberikan Alloh, tiada mampu kita memikulnya. Rasul sempat bersabda:” setiap perkara penting, yang tidak dimulai dg bismillah, maka dia terputus”.

Satu saat seketika sholat berjama’ah, seorang sahabat betul2 khusyu’, sehingga ketika rasul yg menjadi imam kala itu, beri’tidal dan berucap :” sami’a Allohu liman hamidaHu”…Alloh mendengar siapa saja yg memujiNya”…spontan sahabat tadi menyahut:

”Robbanaa lakal hamdu, hamdan katsiron thoyyiban mubarokan fiih”

….hingga sampe pd saat setelah sholat, rasul menegur terhadap jama’ah:” siapakah tadi yang berucap demikian?”..sahabat berkata :” saya ya rasul, “. Maka rasul berkomentar :” aku telah dikabari Alloh, bahwa malaekat takjub terhadap kamu, dan mereka berpuluh2 ribu malaekat (menurut ustadz Abdullah bahreisy, 30 ribu malaekat) berebut mencatat amal bacaanmu tadi”. Sungguh, jika kita perhatikan disini, tidaklah gampang mengatakan seseorang sbg ahlu bid’ah, jika yg dilakukan belum tentu rasul lakukan. Maka tidak mudah seorang muslim akan menyakiti muslim lain, dengan memberikan tuduhan2 keji dan munkar, yang tentu akan menyakiti perasaan dan kehurmatannya, khususnya dg harkatnya sbg muslim. Astaghfirullohal ‘adzim.

Maka ketika Abdullah ibni umar rodhhiyallohu anhuma mengerti hal ini, lantas beliau mengatakan :” aku setelah mendengar hal tsb, setiap I’tidal aku membaca kalimat tsb”.

Suatu ketika, ada seorang hamba Alloh, ketika diberikan ni’mat, ia berucap :

Robbanaa lakal hamdu, kamaa yanbaghy lijalali wajhiKa, wa ‘adhimi shultonik”

…maka malaekat bingung mencatat amal dan pahalanya, lalu para malaikat menghadap Alloh dan menanyakan nya:” ya Robb, bagaimana kami hendak mencatat pahala dari amal hambaMu yg satu ini. Dia telah mendapat nikmat, dan memujiMu sebesar keagunganMu. Maka kami kebingungan menetapkan pahala, karena pujiannya terhadapMu, bobotnya sungguh amat agung.”. Alloh menjawab :” Aku yang akan menetapkan sendiri pahala hambaKu itu”. Subhanalloh…

Sebagaimana diperintahkan Alloh kepada Musa a.s untuk bersyukur, maka Musa a.s bertanya :” bagaimana caraku bersyukur kpdMu Robb?”. Alloh memberikan jalan yakni dg mengingatnya. Lalu alloh berkata :” fa idzaa dzakartany faqod syakartany”…maka apabila engkau berzikir kepadaKu, sungguh kau telah mensyukuriKu”.

Alhamdu diwani

Kita ingat kembali nabi Dawud a.s, ketika di perintah bersyukur kepada Alloh. Nabi Dawud berkata, :” bagaimana aku hendak bersyukur ya Robb?”…maka Qulilhamdulillah…katakan olehmu , segala puji bagi Alloh. Lalu nabi Dawud a.s berkata :” jika aku berkata “Alhamdulillah” maka sungguh itu merupakan nikmat pula bagiku. Maka sungguh syukurku tiada sebanding dengan nikmatMu yg besaar”…itulah hakikat syukuur, merasai diri sungguh kecil dibanding dg nikmat Alloh. Dikatakan dalam satu ayat :” wa in ta’udduu ni’matallohi laa tuhshuuhaa”..jikalau kalian hendak menghitung2 ni’mat Alloh, niscaya tidak akan mampu menghitungnya”. Bagaimana tidak, sungguh masuk akal bagi kita, ketika nabi Dawud a.s berfikir, jika beliau berucap “alhamdulillah” itu merupakan bentuk nikmat. Kita ambil logisnya, jika lidah kita kaku…atau bisu..maka apakah kita akan mampu berucap alhamdulillah..atau jika kita tiba2 tidak bisa bersuara..seperti serak yg sungguh berat..sehingga sakit untuk berkata2…sungguh…itu nikmat yg besaar…qulilhamdulillah….puji milik Alloh yang menggerakkan lidahku untuk mensyukuri nikmatNya.

Mulai dari setiap nikmat yg diberikan Alloh, bersyukur “Alhamdulillah”….segala puji bagi Alloh..Nabi Muhammad bersabda:

”man lam yasykuril qolil, lam yasykuril katsiir”

..siapa saja yg tidak mau bersyukur dikala mendapat nikmat yang sekecil apapun, maka dia tidak akan bisa bersyukur ketika mendapat nikmat yg banyak”.

Hingga jika manusia itu mempunyai satu ladang emas, tentu ia akan mencari ladang yg kedua dan ketiga dst…barulah puas nafsu manusia itu, jikalau mulutnya telah disumpal dengan tanah. Artinya baru puas setelah mati..astaghfirulah

Dalam ayat lain, Alloh memberikan firmanNya :

”fadzkuruuNy adzkurkum….wasykuruuly walaa takfuruun”…

”maka ingatlah oleh kalian akan Aku, niscaya akan Kuingat kalian, dan bersyukurlah untukKu, dan janganlah kalian kufur

..gandengan kalimat..syukur adl kufur, tipis sekali sekat pembeda antara syukur dan kufur, ditegaskan dalam ayat lain QS. Ibrahem.insyaloh.coba buka :

”Lain syakartum laazidannakum, wa lain kafartum , Inna ‘adzaby la syadiid”..

jikalau kalian bersyukur, maka betul2 akan Kutambah (nikmat) untuk kalian. Tapi jika kalian kufur (nikmat) sesungguhnya siksaKu amat dahsyat”.

Coba kita bertegun sejenak, bayangkan kita ketika hendak tidur. Apa yg terfikir? Mungkin sebagian besar dari kita ga mikir apa2…atau malah ngelamun?sama kalo gitu…astaghfirulloh

Baca bismillah…selebihnya terserah andaJ terbangun….melihat keadaan kita masih utuh, melihat hidung masih nancep di muka, melihat tangan masih bisa uthik2, melihat kaki masih bisa berjalan, subhanalloh…banyak dari saudara kita, ketika bangun tidur mulutnya bisu, tangannya kaku, kakinya lumpuh.ada yg kena stroke dll.Allohu akbar…maka apa ucapan kita setelah bangun tidur?.pertama kali..bersyukur atas dikembalikannya ruh kita, yg semalam nglencer entah kemana, syukur atas badan yg sehat , syukur atas utuhnya iman. Maka ucap” alhamdulillah”…selebihnya terserah andaJ,,,yang penting tidak lupa..bersyukur…

Saya jadi inget ayat dalam QS; yaasiin…

”qooluu man ba’atsanaa min marqoodinaa?..

coba deh buka2 ya..terus renungi..:)

Sudah dulu ya…cape ngetik…walhamdulilahirobbil’alamien.

Afwan minkum

Wassalamu’alaikum wr wb

KASUHUNAN MAGELANG HADININGRAT

SRI_SUSUHUNAN_SIX_EAT

NAYAKA PRAJA INDRAPURA

L