Gambar di samping ini mungkin sudah tak asing lagi bagi para pembaca. Ya! Gambar ini hampir selalu ada di setiap buku sejarah Indonesia dari tingkat Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi. Ini adalah gambar sebuah prasasti yang mengakhiri masa prasejarah Indonesia. Tapi adakah yang tahu apa yang tertulis di dalamnya?
Saya melihat gambar prasasti ini di buku sejarah Indonesia ketika kelas 4 SD (kalau tidak salah). Sejak saat itu saya penasaran apa yang tertulis di dalamnya. Ketika saya SMA, saya iseng membuat transkripsi dari prasasti ini, walaupun tulisannya sangat jauh berbeda dengan aslinya. Saat ini mungkin disetiap buku sejarah sudah dicantumkan tranliterasi dan terjemah dari prasasti tersebut tapi tidak menyertakan bagaimana bentuk tulisannya. Kita hanya diberitahu bahwa prasasti tersebut ditulis dalam bahasa Sanskerta dan berhuruf Pallawa. Hanya itu. Bagaimana bentuk huruf Pallawa, tidak ada yang tahu.
Saat ini, buku-buku pelajaran Sanskerta menggunakan aksara Devanagari, bukan aksara Pallawa yang ada di prasasti-prasasti berbahasa Sanskerta di Indonesia.
Gambar di samping adalah citra asli dari gambar prasasti yang ada di atas. Gambar saya ambil sendiri menggunakan kamera HP Nokia 3230, 1,3 MP pada hari Minggu tanggal 16 Agustus 2009 di Museum Nasional Jakarta. Prasasti yang terdaftar dengan nomor D.175 ini terletak di sebuah pojokan dekat musalla (kalau tidak salah). Ini adalah prasasti asli, sementara yang ada di Museum Mulawarman adalah replikanya.
Di bawah ini adalah hasil pentranskripsian berdasarkan foto yang saya ambil.
Mohon koreksinya jika ada yang salah. Di bawah ini saya sertakan juga transliterasi dan terjemahnya yang dikutip dari buku Buku Sejarah Nasional Indonesia II: Zaman Kuno yang ditulis oleh Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto yang diterbitkan oleh Balai Pustaka halaman 39.
Śrī-mūlavarmmaṇā rājñā
Yad dattan tila-parvvatam
Sa-dīpamālayā sārddham
Yūpo yam likhitas tayoḥ
Terjemahnya:
Tugu ini ditulis untuk (peringatan) dua (perkara) yang telah disedekahkan oleh Sang Raja Mūlawarman, yakni segunung minyak (kental), dengan lampu serta malai bunga.
.L.
Saya keturunan sesepuh kerajaan tapi kurang tau yah... hehehee.... [kidding]
BalasHapusIjin sedot ya kak.. :D
Silakan.
BalasHapusPrasasti mulawarman/yupa ditulis dgn aksara pal-wa, aksara tsb asli dr nusantara,aksara palwa dibawa ke india setelah dangpuhawang menaklukkan india, raja kudunga itu adlh raja kutungga/dongwu yg merupakan leluhur dr wangsa tungga, termasuk raja2 medang, sriwijaya dan majapahit
BalasHapus