Jumat, 02 Desember 2016

(Tauhid)

 RISALAH SRI SUSUHUNAN MAGELANG HADININGRAT

KEPADA

JAMAAH TILAWAH

SALAM

Assalamu a’laikum wr wb

Ahmaduhu swt hamdan yaliqu bijalalihi wa a’dzimi shulthonih

Azka sholaty wa salamy a’la rasulihi wa alihi wa ashabihi wa man tabi’a thoriqotihi

Wa ba’d

Qolu subhanaka la ‘ilma lana illa ma a’llamtana innaka anta al a’limu al hakim (2: 32)

Allohummarhamna bil qur an amieen

Qola rasulullohi saw “ man ata ‘arrafan aw kahinan fashoddaqohu ma yaqulu faqod kafaro bima unzila ala muhammadin saw

Wa qola aydhon “ Inna ar ruqo wa at tamimata wa at tiwalata syirkun

Shodaqo rasuluhu annabiyu al karim

T Capauhid merupakan inti dari ajaran agama yang haq. Mengajarkan bahwa setiap manusia mempunyai kewajiban terhadap yang membuat alam. Kita akan memakai istilah alam sebagai persamaan dengan kata mahluk, sebagaimana juga dipakai dalam Al qur an pada Surah luth. Artinya bahwa Alloh swt mengutus rasulnya dari mulai jaman awwal sampai jaman akhir, yaitu semenjak jaman Adam sampai Muhammad (alayhima assolatu wa salam), dengan satu misi mengemban amanat yang agung, amanat yang tidak boleh ternodai oleh unsur2 kotor, yaitu ajaran ketauhidan yang haq.

Pengertian sekilas tentang tauhid dapat kita artikan dari katanya “ tawahhada .....tawhidan”...mensatukan, artinya meyakinkan hati akan satunya Tuhan, Robb semesta alam. Bahwa tiada Tuhan yang patut disembah kecuali hanya satu, yaitu Alloh.

Berbagai dimensi tauhid telah Kami uraikan pada artikel terdahulu, mulai dari tauhid uluhiyah (ketuhanan), tauhid rububiyah (keperkasaan dalam pemeliharaan) dan tauhid asma wa ash shifat (segala nama2 Sifat keagungan yang hanya dimiliki Robb). Maka urgrensi tauhid adalah sebagai kunci pokok tiap2 ajaran yang diemban oleh masing2 rasul alayhimus salam.

Termasuk dalam kaitannya bahwa Al qur’an menuntunkan di dalam surat al an’am :82 “alladzyna amanu wa lam yalbisu imanahum bi dzulmin ulaika lahum al amnu wa hum muhtadun”...orang2 yang beriman dan tiada mencampuradukan keimanan mereka dengan perbuatan dzolim, bagi merekalah (jaminan) keamanan (keselamatan) dan merekalah orang2 yang diberi petunjuk.....

Ketika ayat ini turun, rasul menguraikan kepada para sahabat, sekonyong2 para sahabat gelisah dan pening, dengan asumsi bahwa tiadalah orang yang belum pernah melakukan kedzoliman atas iman mereka, maka mereka menanyakan perihal ini atas rasul saw “Ya rasulalloh, ayyu man la dzolama nafsahu????”..ya rasul, mana orang yang tida berbuat dzolim atas dirinya???......

Selanjutnya melihat kegundahan hati para sahabat rasul memberikan penafsirannya terhadap ayat ini, dengan ayat ke-13 dari surat Luqman “.....inna asy syirka ladzulmun a’dzim”...Sesungguhnya syirik adalah penganiayaan/ kedzoliman yang BESAR . Maka seketika itu para sahabat menjadi sejuk hatinya, tiadalah kiranya para sahabat berani berbuat yang berbau syirik.

What is Grimoire vs Book of Shadows? How to create an amazing Spell Book?  Practical guide + 55 witchcraft topics to research! ⋆ Witch Journal

Syirik adalah perbuatan yang baik disengaja, ataupun tidak, diketahui ataupun tidak, disadari ataupun tidak menjadikan sautu mahkluk / barang/ benda2 sebagai kesertaan Tuhan, atau sebagai sesembahan selain Tuhan. Hal ini sangat pelik di masyarakat, banyak praktek2 yang telah menjerumuskan masyarakat dan ummat kepada jurang kesyirikan yang berakibat fatal, yaitu neraka selama2nya. Bahkan kesyirikan ini cenderung bersifat mengelabuhi , bukan terang2 an, inilah bahaya laten dari syirik khofy/ samar. Yaitu berkedok dengan topeng2 islamy, dengan jalan mengamalkan hal2 peribadatan yang sungguh tidak ada contoh dari rasul saw ataupun sahabat, baik tabi’in ataupun tabiut tabi’in. Alasan mereka sangat klasik, katanya guruku dulu seperti ini, ustadku/ kyaiku dulu mengajarkan ini, ulama2 dulu juga mengamalkan ini....tragiss sekali realita ini. Ikhwah, jangan kita memandang sebelah mata terhadap masalah ini, karena hal ini menyangkut hajat hidup ummat diakhirat kelak, bayangkan ketika ummat dirajam, dila’nat Alloh swt hanya karena mereka melakukan ritual2 ibadah yang menurut mereka sesuai syari’at namun pada dasarnya kosong, tiadalah tuntunan atasnya baik dari nabi ataupun sahabat, tabi’in wa at tabiut tabiin. Inilah amalan yang disebut bid’ah, yang cenderung lebih dicintai syetan daripada perkara haram, ikhwah coba kita fikir bahwa pelaku bid’ah jelas tidak sadar dan pasti akan mencari dalil ini itu untuk melegalkan ritual ibadah yang tidak berdasar itu. Makanya hal yang haram telah jelas, dan seluruh manusiapun tahu kalau itu haram, tapi tentang hal bid’ah, hal inilah yang menjadi celah kesenangan syetan, kita dielus2 oleh kata syaithon” Ayo lakukan...ini ibadah kok...dulu para ulama juga mengamalkannya...buktinya mereka menjadi orang tenar..dsb”. Ingat ikhwah, bahwa tidak semua ulama itu berakhlak karimah, ingat sabda nabi saw “Kecelakaan bagi ummatku dari (akibat perbuatan) ulama yang jelek (jahat). Mereka memperdagangkan ilmu ini, mereka menjualnya kepada para penguasa di masa mereka, dengan maksud untuk keuntungan diri sendiri. Semoga Alloh tidak memberi keuntungan pada perdagangan mereka itu” *HR. Hakim

Ikhwah, menanggapi kenyataan pedih ini kita juga harus waspada, maka wajib bagi kita membentengi ummat dengan bekal ilmu. Sedikit hal yang bisa Kami lakukan adalah dengan memberikan sumbangsih pikiran dalam karya kecil ini. Demikian akan Kami urai tentang ciri2 ulama su’/ ulama bobrok :

  1. Memberi fatwa sesat kepada ummat

Hal ini bisa terjadi, dengan alasan bahwa keinginan atau ego dari ulama itu ataupun syetan yang merasukinya. Suatu contoh, hal yang jelas2 diharamkan oleh Alloh dan rasulNya akan ia fatwakan halal. Misal, bahwa Alloh telah mengharamkan zina, namun dengan berbagai alasan,suka sama suka maka gugurlah haramnya zina. Hal ini diterapkan di Indonesia, dalam KUHP / Kitab undang2 Hukum pidana, jika dua orang lain jenis melakukan hubungan atas suka sama suka maka hal itu tidak dikategorikan zina, naudzubillah....Satu lagi contoh, missal dalam hadist jelas disebutkan “Inna ar ruqo wa at tamimata wa at tiwalata syirkun” (hadist atas riwayat Abu Dawud dan Imam Ahmad), artinya “Sesungguhnya mantra/ japa dan jimat2 dan guna2 itu syirik”

Maka dengan kelihaiannya ulama su’ tsb meramu kata2 dan penghias bibir supaya ummat mau menerima hujjahnya untuk menggunakan mantra2 tertentu, atau azimat2 atau guna2 dsb. Hal itu sungguh telah ingkar sunnah baik secara al qur an ataupun hadist. Maka apakah kita masih terpaku atas ego dan fanatisme kita terhadap ulama seperti itu???sungguh, betapa bodohnya kita jika masih tergiur ulama su’ tsb. Mari, kita lebih kritis dalam hal ihwal ibadah.Mari kita simak ayat berikut: “Ketika orang2 yang diikuti itu berlepas diri dari orang2 yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa. Dan ketika segala hubungan diantara mereka terputus sama sekali. Dan berkatalah orang2 yang mengikuti, seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami.” Demikianlah Alloh memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka . Dan sekali- kali mereka tidak akan keluar dari api neraka “(Al Baqoroh: 166-167), dan bisa antum lihat QS. Al Ahzab:66-68

  1. Mengajarkan fanatic buta

Waspadalah ikhwah. Fanatik terhadap kebenaran islam adalah haq, namun fanatic akan satu tokoh saja adalah sangat tidak masyruiyah, kecuali fanatic atas nabi Muhammad saw. Uswah kita adalah Rasul, bukan pak ini pak itu, ustad ini ustad itu, kyai ini kyai itu....Kita dituntut kritis dalam setiap fatwa yang sebagian ulama fatwakan (maksudnya ulama secara parcial/ personal bukan MUI). Dalam Al qur’an surat Al Hujurat :6 dituntunkan “Ya ayyuhalladzina amanu in ja a kum fasiqun binabain fatabayyanu an tushibu qowman bijahalatin fatushbihu ala ma fa’altum nadimin”..Hai orang2 yang beriman jika dating seorang Fasik kepadamu dengan kabar, maka telitilah/ kritisilah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. Biasanya ulama su’ ini jika dikritisi jawabanya seperti telah diurai al qur’an “ Dan bila dikatakan kepada mereka “ikutilah apa yang telah diturunkan Alloh “..jawab mereka “ (Tidak) tetapi kami hanya mengikuti amal2 dari nenek moyang/ bapak2 kami.” (apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk (2:170), lihat juga Az zukhruf:23, Al maidah: 104, Luqman :20-21

  1. Menyebarkan fitnah

Biasanya ulama su’ akan menfitnah ulama yang baik, yang berpegang kepada al qur an dan sunnah, yang consist terhadap agama islam. Alasannya banyak, bisa karena politik, ataupun keluarga atau organisasi, tapi yang jelas memanfaatkan ummat yang fanatic buta, yang tidak tahu apa2, ummat yang seperti ini sungguh kasihan. Mereka digunakan tameng, perang maju duluan, mati juga duluan, traggisnya lagi tidak tercatat sejarah .ngenes bukan???? Kita perhatikan hadist riwayat imam baihaqi “ Akan tetapi bagi manusia akan ada suatu jaman, sedemikian rupa agama islam tidak tinggal kecuali hanya namanya saja, dan tidak tinggal dari al qur an kecuali hanya huruf dan tulisannya saja. Masjid2 mentereng dan megah, tetapi sunyi dari petunjuk. Ulama mereka adalah manusia paling jahat (jelek) diantara yang ada di bawah langit. Dari mereka (ulama itu) muncul fitnah dan (fitnah) kembali ke dalam lingkungan mereka.”

  1. Menjual agama

Biasanya dengan alasan ini itu, ulama itu mendekati penguasa, merongrong kewibawaan islam dengan menjilat penguasa. Sekedar mencari ketenaran dunia dan gemerlapnya.hadist ““ Kecelakaan bagi ummatku dari (akibat perbuatan) ulama yang jelek (jahat). Mereka memperdagangkan ilmu ini, mereka menjualnya kepada para penguasa di masa mereka, dengan maksud untuk keuntungan diri sendiri. Semoga Alloh tidak memberi keuntungan pada perdagangan mereka itu” *HR. Hakim

  1. Ulama rusak moral

Bila telah terjadi hal ini, maka siap2lah ummat untuk berhijrah menuju hal yang terbaik, tinggalkan tipe2 ulama tsb. Hadist dirawykan oleh Ibnu baththah al akbury dan ibnu abdilbarr “ Yaa rasululloh, siapakah sejelek2 manusia?”Maka jawab Nabi “ Yaa Alloh, Ampunilah dosa2 kami. Sejelek2 manusia adalah ulama, apabila mereka itu telah rusak / bejat moralnya”

Ikhwah semua, salah satu usaha menjaga kejadian2 tsb kita harus berusaha mendalami ilmu2 agama secara baik. Berguru pada ulama yang baik, mengatakan yang haq adalah haq dan bathil itu bathil. Tanpa tendensi apapun, kecuali ridlo Alloh semata, mau menghidupkan sunnah Nabi, menghindarkan diri dari amalan tanpa tuntunan, karena siapa saja yang benci terhadap sunnah rasul maka ia telah keluar dari koridor ahlussunnah. Termasuk seperti kegiatan memakmurkan masjid, menghidupkan semangat berta’allum, termasuk juga hal ihwal memberantas kesyirikan seperti ruqyah syar’iyah misalnya. Namun juga harus memperhatikan cara dakwah. Tetap melihat kondisi ummat, siap atau belum. Hanya doa kita semua, semoga Alloh membuka mata hati kebenaran tiap ummat. Amieen

Magelang Hadiningrat

L

Tidak ada komentar:

Posting Komentar