Selasa, 06 Desember 2016

Ma'na Syahadat

RISALAH SRI SUSUHUNAN MAGELANG HADININGRAT

KEPADA

JAMAAH TILAWAH

Hamdalah

Alhamdulillahilladzy kholaqo Muhammadan li umaatihi, ashsholatu wassalamu ‘alaihi wa alihi wa ashabihi. Wa ba’d

“ shollu ‘ala nurilladzy arojas Sama’a-----Ya fawza man sholla ‘alaihi wa sallama”

(masih terbawa suasana kesedihan ketika membayangkan rasul dalam kedukaan, tapi ta;jub dengan pelipur lara yang diberikan Alloh kepada beliau saw, diajak piknik ke langit, sidratil muntaha lagi…ga kebayangJ

Jadat Sulayman bilwisholi takarruman,,,fa saros Sururi ila fuady wa khoyyaman

Ya husna man jadat bihi biwasliha…intaha….

(maaf, terlalu larut dalam syair ini…mengingat nabi deh)

Thoyyib ikhwah, mulai bahasan baru.

S Capetelah kita semua berislam, berikrar syahadat, testimony dalam bahasa kerennya. Maka, konsekuensinya macam2 pula. Mungkin tidak banyak dari kalangan umum mengetahui ma’na yang terkandung dalam kata syahadat itu. Baik, mari kita coba ingat….yah…barangkali bisa menambah wawasan spiritual kita, dan semoga menambah kedekatan kita dengan kemanfaatan dan kebaikan, yang tentunya akan semakin mempererat hubungan kita dg Alloh, yang istilah bekennya “Taqorrub”. Tapi tentulah taqorrub disini dengan sesuatu yang masyru’iyah, dituntunkan dalam syariat, ga nyimpang…ntar dikira bikin2 bid’ah…hehehe

Sebab ada orang2 yang ngeyel juga, padahal hal yang mereka lakukan untuk taqorrub ini jauh dari masyru’, yah..ga jauh2 lah…dalilnya ya :” ini sudah menjadi tradisi bapak 2 kami, pelestarian budaya”…trus kalo di benerin dg baik malah membantah, seperti orang2 kafir dahulu..” ma na’budu illa liyuqorribuna ilallohi azzulfa”..kira2 terjemah bebasnya..ini semua kami lakukan/ ibadah kecuali untuk mendekatkan diri kpd Alloh sedekat2nya.

Thoyyib, kita tidak akan berpanjang lebar dengan masalah itu, pokus kita sekarang adalah makna terkandung dalam syahadat tadi…saya kira ikhwah tilawah mah uda pada paham, paham puaham buanget…kalo kata nahwunya..make “qod tahqiq”…melekat pada fi’lu madhy, fungsinya menegaskan kelakuan. Jadi…”qod fahima”…puaham buanget gitu looh..

Al-awwalu….ma’naHa …al ‘Ilmu:

Ilmu, mengetahui..pengetahuan( ini mashdarnya), kalo begitu, seorang syahid / yg bersyahadat…itu tentu tahu..apa yg ia syahadati. Kata lainnya adalah persaksian, syahadah…wagu kan, kalo orang yang ga tahu permasalahan kok jadi saksi…?

Beginilah Cara Mengenalkan Syahadat & Syahadatain Pada Anak - Umroh.com

Jadi, kita bersyahadat itu konsekuensinya adalah..tahu dan mau tahu apa yg menjadi kewajiban setelah bersyahadat dan berislam…tahu dan sadar mengakui ALloh sebagai Tuhan kita, Muhammad pembawa risalahNya, bagaimana cara mengetahuinya itu?..hehehe..pertanyaan yang klasik, tapi futuristic …bingung tho.gini, klasik karena pertanyaan itu dari dulu uda ada, futuristic karena berkaitan dengan masa depan kita di alam kekal..Ya jelas jawabane…” Uthlub al Ilma”…carilah alat(…ilmu.).sulit sekali ya, pa lagi jaman modern seperti sekarang. Banyak sarana mencari ilmu, tapi kita2 nya yang kesulitan waktu untuk mencari ilmu. Bahkan, untuk sekedar membuka2 permasalahan tentang keilmuwan itu saja kekurangan waktu, tentu Ilmu yang saya maksud disini adalah ilmu yang manfa’at. Segala ilmu yang mendekatkan diri, taqorrub menuju Alloh..itu ilmu yang perlu kita cari.

Ats-tsany…..Iqror

Mengenal Bendera Rasulullah Bertuliskan Kalimat La Ilaha Illallah |  Republika Online

Pengakuan, dengan sadar …lisan berucap :” Laa Ilaaha Illa Alloh, Muhammadun Rasulullohi” …..tidak ada sesembahan, kecuali Alloh, Muhammad utusan Alloh. Ga malu ngucap gitu, karena iqrar itu merupakan bentuk fisik syahadat. Seorang yang syahadatnya bener, ga akan malu bilang…ana muslim”..itu ikrar,,, dan tentu ikrar itu diperlukan, sebuah pengakuan. Bagaimana seorang saksi akan dipakai dalam peradilan, jika dia tidak mau berikrar, ngomong make lisan. Kesulitan kan, ngomong ama orang bisu? Itupun ikrar orang bisu, masih bisa make bhs isyarat. Lha kalo orang uda bisu, ga mau ikrar make isyarat juga…weh weh…itu namanya pengeyelan.

Ats-Tsalits….” Al Qosamu”

Berjanji, janji mau menerima apa saja konsekuansi bersyahadah. Janji suci, berkaitan dengan aqidah, dari katanya saja “aqidah”…artinya adalah simpul/ bundelan mati, tak bisa diotak atik. Jadi betul2 telah terpatri dalam sanubari, kokoh tak terkoyak ombak liberalisasi, dan paham 2 yang nyeleneh…apalagi Cuma dituker make sarimi dan sembako lainnya..uda pindah agama..weh weh

Ar- Rabi’…………” al-mitsaq/ al-‘ahdu”

Sama saja sebenernya arti dg qosam, janji…sumpah…namun lebih mendalam, istilahnya empatinya betul2 sampai dasar qolbu. Terpatri di lubuk hati, terdalam. Perjanjian dengan Alloh, jadi Pihak pertama kita dan pihak keduanya Alloh…dalam satu akad, ada tanda tangan kita. Tanggung jawab kita, bagaimana kita bisa akan menjalankan kontrak itu selama diberi waktu. Bagaimana pula kita mempertanggungjawabkan kontrak itu setelah kontrak usai. Bagaimana kita menghadapi inspektorat jenderal Alloh kelak, ini menjadi pemikiran terus menerus bagi kaum2 berakal.

Kalo kata ustad mu’thy, dari ma’had an-najah magelang. Kok misalkan ada orang yang ga pernah risau akan akhir hayatnya, apa khusnul khatimah ataukah su’ul khatimah. Orang yang kaya gini uda bener2 keluar batas, kebangeten. Apa lagi missal ada orang bilang” aah..kita mah uda tentu masuk surga. Paling di neraka cuman bentar!!!”..eiiit..ati2 ngomong gini…kaya sipatnya bany Israel ajah…mereka bilang…kalo mereka itu bangsa yg diberi kemuliaan Alloh, trus berani mengklaim Cuma bentaran di neraka. Sekali2 tidak begitu….perhitungan Alloh itu teliti pooollll…(Allohumma hasibna hisaban yasiron”) amien..

Saya berlindung dari perkataan yang tak termalkan.

Al-‘Afwu minkum

Walhamdulillah

KASUHUNAN MAGELANG HADININGRAT

SRI SUSUHUNAN SIX_EAT

NAYAKANING PRAJA INDRAPURA

L

Tidak ada komentar:

Posting Komentar