abi Sulaiman a.s. anak Nabi Daud a.s. adalah seorang raja yang berkuasa atas seluruh tanah Israel. Ia dikenal dengan kebijaksanaannya yang luar biasa yang telah dianugerahkan Allah s.w.t. atas dirinya. Salah satu bentuk kebijaksanaan-nya adalah seperti kisah di bawah ini:
حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ حَدَّثَنَا أَبُو الزِّنَادِ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ حَدَّثَهُ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَثَلِي وَمَثَلُ النَّاسِ كَمَثَلِ رَجُلٍ اسْتَوْقَدَ نَارًا فَجَعَلَ الْفَرَاشُ وَهَذِهِ الدَّوَابُّ تَقَعُ فِي النَّارِ وَقَالَ كَانَتْ امْرَأَتَانِ مَعَهُمَا ابْنَاهُمَا جَاءَ الذِّئْبُ فَذَهَبَ بِابْنِ إِحْدَاهُمَا فَقَالَتْ صَاحِبَتُهَا إِنَّمَا ذَهَبَ بِابْنِكِ وَقَالَتْ الْأُخْرَى إِنَّمَا ذَهَبَ بِابْنِكِ فَتَحَاكَمَتَا إِلَى دَاوُدَ فَقَضَى بِهِ لِلْكُبْرَى فَخَرَجَتَا عَلَى سُلَيْمَانَ بْنِ دَاوُدَ فَأَخْبَرَتَاهُ فَقَالَ ائْتُونِي بِالسِّكِّينِ أَشُقُّهُ بَيْنَهُمَا فَقَالَتْ الصُّغْرَى لَا تَفْعَلْ يَرْحَمُكَ اللَّهُ هُوَ ابْنُهَا فَقَضَى بِهِ لِلصُّغْرَى قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ وَاللَّهِ إِنْ سَمِعْتُ بِالسِّكِّينِ إِلَّا يَوْمَئِذٍ وَمَا كُنَّا نَقُولُ إِلَّا الْمُدْيَةُ
elah bercerita kepada kami, Abu Alyaman, telah mengabarkan kepada kami, Syu'aib, telah bercerita kepada kami, Abu Azzanad, dari 'Abdurrahman yang bercerita kepadanya bahwa dia mendengar dari Abu Hurairah r.a. yang mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Perumpamaanku di hadapan manusia bagaikan seseorang yang menyalakan api lalu kupu-kupu dan hewan-hewan ini masuk ke dalam api tersebut".
Dan Beliau juga bersabda: "Ada dua orang wanita dengan bayinya masing-masing lalu datang serigala membawa kabur salah satu dari bayi itu. Maka salah seorang dari wanita itu berkata; "Yang dibawa kabur serigala itu adalah anakmu".
Dan wanita lainnya berkata; "Justru anakmu yang dibawa kabur serigala itu".
Akhirnya keduanya meminta keputusan kepada Nabi Daud a.s. lalu Nabi Daud memutuskan bahwa bayi yang ada itu milik wanita yang lebih tua. Namun keduanya pergi menemui Nabi Sulaiman bin Daud a.s. dan menceritakan peristiwa yang telah terjadi kepadanya. Maka Sulaiman berkata: "Berikan pisau agar aku potong bayi ini menjadi dua.”
Wanita yang lebih muda berkata; "Jangan kamu lakukan. Semoga Allah merahmatimu, anak itu miliknya.’
Maka akhirnya Nabi Sulaiman memutuskan bahwa bayi itu milik wanita yang lebih muda.”
Abu Hurairah r.a. berkata; "Demi Allah, aku belum pernah mendengar tentang "sikkin" (pisau) dalam kisah ini kecuali hari ini dan kami tidak pernah mengatakannya kecuali al-Mudyah (golok). (Sahih Bukhari 3173) – bdk. Sahih Muslim 3245
טז אָז תָּבֹאנָה, שְׁתַּיִם נָשִׁים זֹנוֹת--אֶל-הַמֶּלֶךְ; וַתַּעֲמֹדְנָה, לְפָנָיו. יז וַתֹּאמֶר הָאִשָּׁה הָאַחַת, בִּי אֲדֹנִי, אֲנִי וְהָאִשָּׁה הַזֹּאת, יֹשְׁבֹת בְּבַיִת אֶחָד; וָאֵלֵד עִמָּהּ, בַּבָּיִת. יח וַיְהִי בַּיּוֹם הַשְּׁלִישִׁי, לְלִדְתִּי, וַתֵּלֶד, גַּם-הָאִשָּׁה הַזֹּאת; וַאֲנַחְנוּ יַחְדָּו, אֵין-זָר אִתָּנוּ בַּבַּיִת, זוּלָתִי שְׁתַּיִם-אֲנַחְנוּ, בַּבָּיִת. יט וַיָּמָת בֶּן-הָאִשָּׁה הַזֹּאת, לָיְלָה, אֲשֶׁר שָׁכְבָה, עָלָיו. כ וַתָּקָם בְּתוֹךְ הַלַּיְלָה וַתִּקַּח אֶת-בְּנִי מֵאֶצְלִי, וַאֲמָתְךָ יְשֵׁנָה, וַתַּשְׁכִּיבֵהוּ, בְּחֵיקָהּ; וְאֶת-בְּנָהּ הַמֵּת, הִשְׁכִּיבָה בְחֵיקִי. כא וָאָקֻם בַּבֹּקֶר לְהֵינִיק אֶת-בְּנִי, וְהִנֵּה-מֵת; וָאֶתְבּוֹנֵן אֵלָיו בַּבֹּקֶר, וְהִנֵּה לֹא-הָיָה בְנִי אֲשֶׁר יָלָדְתִּי. כב וַתֹּאמֶר הָאִשָּׁה הָאַחֶרֶת לֹא כִי, בְּנִי הַחַי וּבְנֵךְ הַמֵּת, וְזֹאת אֹמֶרֶת לֹא כִי, בְּנֵךְ הַמֵּת וּבְנִי הֶחָי; וַתְּדַבֵּרְנָה, לִפְנֵי הַמֶּלֶךְ. כג וַיֹּאמֶר הַמֶּלֶךְ--זֹאת אֹמֶרֶת, זֶה-בְּנִי הַחַי וּבְנֵךְ הַמֵּת; וְזֹאת אֹמֶרֶת לֹא כִי, בְּנֵךְ הַמֵּת וּבְנִי הֶחָי. {פ}
כד וַיֹּאמֶר הַמֶּלֶךְ, קְחוּ לִי-חָרֶב; וַיָּבִאוּ הַחֶרֶב, לִפְנֵי הַמֶּלֶךְ. כה וַיֹּאמֶר הַמֶּלֶךְ, גִּזְרוּ אֶת-הַיֶּלֶד הַחַי לִשְׁנָיִם; וּתְנוּ אֶת-הַחֲצִי לְאַחַת, וְאֶת-הַחֲצִי לְאֶחָת. כו וַתֹּאמֶר הָאִשָּׁה אֲשֶׁר-בְּנָהּ הַחַי אֶל-הַמֶּלֶךְ, כִּי-נִכְמְרוּ רַחֲמֶיהָ עַל-בְּנָהּ, וַתֹּאמֶר בִּי אֲדֹנִי תְּנוּ-לָהּ אֶת-הַיָּלוּד הַחַי, וְהָמֵת אַל-תְּמִיתֻהוּ; וְזֹאת אֹמֶרֶת, גַּם-לִי גַם-לָךְ לֹא יִהְיֶה--גְּזֹרוּ. כז וַיַּעַן הַמֶּלֶךְ וַיֹּאמֶר, תְּנוּ-לָהּ אֶת-הַיָּלוּד הַחַי, וְהָמֵת, לֹא תְמִיתֻהוּ: הִיא, אִמּוֹ. {ס} כח וַיִּשְׁמְעוּ כָל-יִשְׂרָאֵל, אֶת-הַמִּשְׁפָּט אֲשֶׁר שָׁפַט הַמֶּלֶךְ, וַיִּרְאוּ, מִפְּנֵי הַמֶּלֶךְ: כִּי רָאוּ, כִּי-חָכְמַת אֱלֹהִים בְּקִרְבּוֹ לַעֲשׂוֹת מִשְׁפָּט. {ס}
ada waktu itu masuklah dua orang perempuan sundal menghadap raja, lalu mereka berdiri di depannya. Kata perempuan yang satu: "Ya tuanku! aku dan perempuan ini diam dalam satu rumah, dan aku melahirkan anak, pada waktu dia ada di rumah itu. Kemudian pada hari ketiga sesudah aku, perempuan inipun melahirkan anak; kami sendirian, tidak ada orang luar bersama-sama kami dalam rumah, hanya kami berdua saja dalam rumah. Pada waktu malam anak perempuan ini mati, karena ia menidurinya. Pada waktu tengah malam ia bangun, lalu mengambil anakku dari sampingku; sementara hambamu ini tidur, dibaringkannya anakku itu di pangkuannya, sedang anaknya yang mati itu dibaringkannya di pangkuanku. Ketika aku bangun pada waktu pagi untuk menyusui anakku, tampaklah anak itu sudah mati, tetapi ketika aku mengamat-amati dia pada waktu pagi itu, tampaklah bukan dia anak yang kulahirkan."
Kata perempuan yang lain itu: "Bukan! anakkulah yang hidup dan anakmulah yang mati."
Tetapi perempuan yang pertama berkata pula: "Bukan! anakmulah yang mati dan anakkulah yang hidup."
Begitulah mereka bertengkar di depan raja. Lalu berkatalah raja: "Yang seorang berkata: Anakkulah yang hidup ini dan anakmulah yang mati. Yang lain berkata: Bukan! Anakmulah yang mati dan anakkulah yang hidup."
Sesudah itu raja berkata: "Ambilkan aku pedang," lalu dibawalah pedang ke depan raja. Kata raja: "Penggallah anak yang hidup itu menjadi dua dan berikanlah setengah kepada yang satu dan yang setengah lagi kepada yang lain."
Maka kata perempuan yang empunya anak yang hidup itu kepada raja, sebab timbullah belas kasihannya terhadap anaknya itu, katanya: "Ya tuanku! Berikanlah kepadanya bayi yang hidup itu, jangan sekali-kali membunuh dia."
Tetapi yang lain itu berkata: "Supaya jangan untukku ataupun untukmu, penggallah!"
Tetapi raja menjawab, katanya: "Berikanlah kepadanya bayi yang hidup itu, jangan sekali-kali membunuh dia; dia itulah ibunya."
Ketika seluruh orang Israel mendengar keputusan hukum yang diberikan raja, maka takutlah mereka kepada raja, sebab mereka melihat, bahwa hikmat dari pada Allah ada dalam hatinya untuk melakukan keadilan. (1 Raja-Raja 3:16-28 TB LAI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar