RISALAH SRI SUSUHUNAN MAGELANG HADININGRAT
KEPADA
JAMAAH TILAWAH
Bismillah
Alhamdulillah, Azka sholaty wa salamy li rasulillah, wa ‘ala alihi wa ashabihi akta’in
Wa ba’d
atu yang mengusik benak saya, atau bahkan benak seluruh ikhwah. Tanpa mengecualikan terhadap diri saya sendiri. Di mana kita dihadapkan pada sebuah realita, yang sungguh apabila kita renungi, kita tafakkuri, sebetulnya hal itu tidak sepantasnya untuk diwariskan kegenerasi setelah kita, atau bahkan kita pun seharusnya tidak mengalaminya.
Ya,,,,itulah kenyataan, satu hal yang sudah di depan mata, dan wajib untuk kita hadapi. Kita semua sadar, kita berpedoman pada prinsip yang benar, yang bila kita senantiasa memegangnya dengan benar- benar, maka sungguhlah tidak akan kesasar selama- lamanya. Apa yang ada dalam benak ikhwah semua, tentu semua berfikir sudah pasti Al Qur an dan As Sunnah (Al Hadist).
Pemikiran ikhwah benar sekali, Al Qur an dan al hadist, begitulah kita selalu fasih mengucapkannya. Namun, sadarkah kita, apakah kita telah paham benar dengan kedua pedoman kita tersebut? Bisa jawabannya ya atau tidak, tapi saya yakin 80 % lebih dari ikhwah akan menjawab “tidak/ belum”. Alasannya, tentu saja klasik dan umum, “ Kendala terbesar adalah Bahasa”...
Lalu apakah salah Alloh swt menurunkan Al qur an dengan bahasa arab, kenapa tidak menggunakan bahasa Indonesia saja? Atau bahasa sunda saja? Atau bahasa Jawa saja?atau bahasa terserah......Hal itu di jawab Al Qur an
”Inna ja’alna al qur ana ‘arabiyyan la’allakum ta’qilun”...
”Sungguh Kami jadikan Qur an berbahasa arab agar kalian (mau/ mampu) berfikir/ berakal/ pandai.
Sungguh bukan tujuan Alloh mempersulit kita, jauhkan fikiran seperti itu. Ingat, alasan ini dibantah Qur an
“Wa ma anzalna al qur ana litasyqo”
...Dan tidaklah Kami menurunkan qur an hanya alas an untuk membuat kamu susah.
Sudah sewajarnya, perbedaan dalam ragam suku budaya akan menambah wawasan kita, ingat sekali lagi
“Inna ja’alnakum syu’uban wa qobaila, lita’arofu”
Sungguh Kami jadikan Kalian bersuku – suku berbangsa- bangsa agar saling tahu.
Tahu di sini bisa kita tafsirkan adalah saling memahami, dengan satu jalan mau mempelajari dan mengkaji hal ihwal bangsa/ suku lain. Tentunya dalam hal ini bangsa arab. Kita sebagai kaum ‘ajam (selain arab), dipancing dengan ayat tersebut, agar senantiasa giat dan optimis dalam mengkaji/ ta’allum al arabiyah.. tentunya dengan mencoba mengenal tata cara komunikasi bangsa arab sebagai bahasa resmi agama kita. Dan tentunya basaha arab yang menjadi alat komunikasi pegangan hidup kita, Al qur an dan hadist. Ya tho?
Dan tentunya ta’allum lughot arabiyah insyaAlloh akan menambah pengetahuan kita terhadap disiplin ilmu diniyah, sehingga akan menambah nilai ibadah kita.
Ta’allamu al arabiyata wa ‘allamuha annas”
..kajilah bahasa arab dan ajarkanlah kepada manusia...
Satu kendala lagi sebelum kita masuk pada tahap kajian bahasa, yaitu kendala ejaan/ huruf yang di gunakan Al quran itu sendiri. Sangat realistis pada masa sekarang ini, banyak ikhwah yang kurang mampu dalam mengenal qur an, dengan pengenalan awal yaitu membaca dan menulis huruf2 yang digunakan qur an. Satu kendala yang sudah saatnya kita pupus, mungkin akan sangat logis jika eyang kita, kakek kita, bapak kita tidak bisa membaca al qur an karena jaman beliau masih muda, tidak tersedia sarana yang memadai untuk berta’allum (kali aja jaman kompeny, ya khan). Tapi akan sangat ironis jika kita, atau bahkan anak cucu kita kelak mengalami hal ini. Sungguh kerugian yang amat besar jika hal ini menimpa kita. Patut kita canangkan program bebas buta qur an pada diri kita dan generasi muslim seangkatan atau di bawah kita. Logis sekali kalau ada ungkapan “ bagaimana mau paham qur an kalau baca saja sulit, apa lagi mengkaji pesannya kalau bahasanya saja aneh terdengar”
Salah satu pertanyaan yang terlontar kepada saya “ Bisa tidak huruf2 al qur an kita transliterasi?”.....Saya jawab ..” akan sangat sulit dan insyaAllloh tidak akan bisa”. Saya berpedoman bahwa Al Qur an adalah kitab yang murni, artinya tiada akan terubah sebagaimana jaminan Alloh
“Inna nahnu nazzalna Adz dzikra wa inna lahu la hafidzun”
..Sesungguhnya Kami turunkan al qur an dan Kami pula yang menjaganya.
Maka salah satu cara Alloh menjaga kemurnian baik dari segi tekstual ataupun ma’na nya adalah dengan menggunakan kaidah huruf2 arab dan bahasa arab. Karena akan sangat cocok jika bahasa arab menggunakan huruf arab, bukan yang lain. Salah satu bukti Alloh menjaga Al qur an juga dengan saking sulitnya huruf2 al qur an di transliterasi ke dalam huruf2 ajam. COba aja....ain di sukun, atau di dobel....” fa ‘ain lam ---à fa di fathah, lalu ‘ain di tasydid dan di fathah, lam di dhommah aja deeh” coba bunyinya gimana? Dan tulisan transliterasinya gimana? ...dan banyak lagi cara Alloh menjaga kemurnian Qur an, missal dengan adanya ummat yang hafal akan al qur an, sehingga akan sulit bagi pemalsu qur an untuk mengembangkan sayap mengobok2 qur an.....
Satu yang perlu kita program dalam hidup yang Cuma sekali ini...” Aku harus akrab dengan Qur an!”...
Konsekwensinya” belajar dunk”
-
Tentang tata cara mengenal huruf2 nya
-
Tentang cara mengerti bahasanya
-
Tentang cara mengkaji kandungan maknanya
-
Selebihnya tambahin sendiri ya..yang penting manfaat atuuhJ
Khilap mohon maaf, I’lam anna ashorfa ummu al ‘ulum wa annahwa abuha”
Wal hamdulillah
Ane make transliterasi juga tuh, masalahnye ga ade arabis font, mg2 maklum deeh
Rinepta Kala dinten Kamis12 jan 2006 / 12 dzil hijjah 1426 H
Sri Susuhunan Six_eat
Pidalem wonten kasuhunan magelang hadiningrat
L
Tidak ada komentar:
Posting Komentar