Rabu, 17 Juli 2024

Terjemahan Latin Alquran

S Cap_thumb[62]

ebelum berkembangnya bahasa-bahasa Eropa modern, maka yang berkembang di Eropa adalah bahasa Latin. Oleh karena itu, terjemahan Alquran dimulai ke dalam bahasa Latin. Terjemahan itu dilakukan untuk keperluan biara Clugny pada kira-kira tahun 1135.

Prof. W. Montgomery Watt dalam bukunya Bell’s Introduction to the Qur’an (Islamic Surveys 8) menyebutkan bahwa pertanda dimulainya perhatian Barat terhadap studi Islam adalah dengan kunjungan Peter the Venerable, Abbot of Clugny ke Toledo pada abad ke-12. Di antara usahanya adalah menerbitkan serial keilmuan untuk menandingi kegiatan intelektual Islam saat itu (terutama di Andalusia). Sebagai bagian dari kegiatan tersebut adalah menerjemahkan Alquran ke dalam bahasa Latin yang dilakukan oleh Robert of Ketton (Robertus Retenensis) dan selesai pada Juli 1143.

image_thumb[89]

Abad Renaissence di Barat memberi dorongan lebih besar untuk menerbitkan buku-buku Islam. Pada awal abad ke-16, buku-buku Islam banyak diterbitkan, termasuk penerbitan Alquran pada tahun tahun 1530 di Venice dan terjemah Alquran ke dalam Bahasa Latin oleh Robert of Ketton, tahun 1543 di Basle dengan penerbitnya Bibliander.

Dari terjemahan bahasa Latin inilah kemudian Alquran diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa Eropa.

image_thumb[31]

Ludovici Maracci menggunakan sebagian usianya (selama 40 tahun) untuk mempelajari Alquran dan pada tahun 1689 menerbitkan terjemahan Alquran dalam bahasa Latin dengan dilengkapi teks Arab dan beberapa nukilan dari berbagai tafsir Alquran dalam bahasa Arab. Dipilih demikian rupa untuk memberikan kesan yang buruk tentang Islam. Ludovici Maracci sendiri adalah orang pandai dan dalam menerjemahkan Alquran tujuannya adalah untuk menjelek-jelekkan Islam di kalangan masyarakat Eropa dengan mengambil pendapat-pendapat ulama-ulama Islam sendiri yang menurut pendapatnya menunjukkan kerendahan Islam. Ludovici Maracci adalah seorang Roma Katolik dan terjemahnya itu dipersembahkan kepada Emperor Romawi. Pada terjemahan itu diberi kata pengantar yang isinya adalah sebagaimana apa yang ia katakan, “Bantahan Terhadap Quran.”

- Al Qur’an dan Terjemahnya Halaman 30 -

image_thumb[131]

image_thumb[239]

L Cap Seg_thumb[9]

Senin, 28 Agustus 2023

Muqaddimah Buku: Berita dari Langit

 PUJIAN BAGI ALLAH

S Capegala puji bagi Allah yang telah menurunkan Kitab Suci (Al-Qur’an) kepada hamba-Nya dan Dia tidak membuat padanya sedikit pun kebengkokan. (Al-Kahf 18:1)

Dialah Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Bagi-Nya segala puji di dunia dan di akhirat dan bagi-Nya (pula) segala putusan. Hanya kepada-Nya kamu dikembalikan. (Al-Qaṣaṣ 28:70)

SALAM ATAS RASUL

Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya. (Al-Aḥzāb 33:56)

ORANG-ORANG MUKMIN

Katakanlah (wahai orang-orang yang beriman), “Kami beriman kepada Allah, kepada apa yang diturunkan kepada kami, kepada apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya‘qub dan keturunannya, kepada apa yang diberikan kepada Musa dan Isa, serta kepada apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan (hanya) kepada-Nya kami berserah diri.” (Al-Baqarah 2:136)

TAURAT DAN INJIL

Dia menurunkan kepadamu (Nabi Muhammad) Kitab (Al-Qur’an) dengan hak, membenarkan (kitab-kitab) sebelumnya, serta telah menurunkan Taurat dan Injil (Āli ‘Imrān 3:3)

sebelum (turunnya Al-Qur’an) sebagai petunjuk bagi manusia, dan menurunkan Al-Furqān (pembeda yang hak dan yang batil). Sesungguhnya orang-orang yang kufur terhadap ayat-ayat Allah, bagi mereka azab yang sangat keras. Allah Mahaperkasa lagi mempunyai balasan (siksa). (Āli ‘Imrān 3:4)

TAURAT

Sesungguhnya Kami telah menurunkan Taurat. Di dalamnya ada petunjuk dan cahaya. Dengannya para nabi, yang berserah diri (kepada Allah), memberi putusan atas perkara orang Yahudi. Demikian pula para rabi dan ulama-ulama mereka (juga memberi putusan) sebab mereka diperintahkan (oleh Allah untuk) menjaga kitab Allah dan mereka merupakan saksi-saksi terhadapnya. Oleh karena itu, janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang murah. Siapa yang tidak memutuskan (suatu urusan) menurut ketentuan yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang kafir. (Al-Mā’idah 5:44)

INJIL

Kami meneruskan jejak mereka (para nabi Bani Israil) dengan (mengutus) Isa putra Maryam yang membenarkan apa (kitab suci) yang sebelumnya, yaitu Taurat. Kami menurunkan Injil kepadanya (yang) di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya; yang membenarkan kitab suci yang sebelumnya, yaitu Taurat; dan menjadi petunjuk serta pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa. (Al-Mā’idah 5:46)

Hendaklah pengikut Injil memutuskan (urusan) menurut apa yang diturunkan Allah di dalamnya. Siapa yang tidak memutuskan (suatu urusan) menurut ketentuan yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang fasik. (Al-Mā’idah 5:47)

ZABUR

Sesungguhnya Kami telah mewahyukan kepadamu (Nabi Muhammad) sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada Nuh dan nabi-nabi setelahnya. Kami telah mewahyukan (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya‘qub dan keturunan(-nya), Isa, Ayub, Yunus, Harun, dan Sulaiman. Kami telah memberikan Kitab Zabur kepada Daud. (An-Nisā 4:163)

AHLI KITAB DAN ALKITAB

Sesungguhnya di antara mereka (Bani Israil) ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya (ketika membaca) Alkitab agar kamu menyangka (yang mereka baca) itu sebagian dari Alkitab. Padahal, itu bukan dari Alkitab. Mereka berkata, “Itu dari Allah.” Padahal, itu bukan dari Allah. Mereka mengatakan hal yang dusta terhadap Allah, sedangkan mereka mengetahui. (Āli ‘Imrān 3:78)

ALKITAB DIUBAH

Wahai Rasul (Muhammad), janganlah engkau disedihkan oleh orang-orang yang bersegera dalam kekafiran, yaitu orang-orang (munafik) yang mengatakan dengan mulut mereka, “Kami telah beriman,” padahal hati mereka belum beriman, dan juga orang-orang Yahudi. (Mereka adalah) orang-orang yang sangat suka mendengar (berita-berita) bohong lagi sangat suka mendengar (perkataan-perkataan) orang lain yang belum pernah datang kepadamu. Mereka mengubah firman-firman (Allah) setelah berada di tempat-tempat yang sebenarnya. Mereka mengatakan, “Jika ini yang diberikan kepada kamu, terimalah. Jika kamu diberi yang bukan ini, hati-hatilah.” Siapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, maka sekali-kali engkau tidak akan mampu menolak sesuatu pun dari Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak menyucikan hati mereka. Di dunia mereka mendapat kehinaan dan di akhirat akan mendapat azab yang sangat berat. (Al-Mā’idah 5:41)

Di antara orang-orang Yahudi ada yang mengubah perkataan dari tempat-tempatnya. Mereka berkata, “Kami mendengar, tetapi kami membangkang.” (Mereka mengatakan pula,) “Dengarkanlah,” sedangkan (engkau Nabi Muhammad sebenarnya) tidak mendengar apa pun. (Mereka mengatakan,) rā‘inā ) dengan memutarbalikkan lidahnya dan mencela agama. Seandainya mereka mengatakan, “Kami mendengar dan patuh. Dengarkanlah dan perhatikanlah kami,” tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat. Akan tetapi, Allah melaknat mereka karena kekafirannya. Mereka tidak beriman, kecuali sedikit sekali. (An-Nisā 4:46)

Maka, apakah kamu (muslimin) sangat mengharapkan mereka agar percaya kepadamu, sedangkan segolongan mereka mendengar firman Allah? Lalu, mereka mengubahnya setelah memahaminya. Padahal, mereka mengetahuinya. (Al-Baqarah 2:75)

Celakalah orang-orang yang menulis kitab dengan tangan mereka (sendiri), kemudian berkata, “Ini dari Allah,” (dengan maksud) untuk menjualnya dengan harga murah. Maka, celakalah mereka karena tulisan tangan mereka dan celakalah mereka karena apa yang mereka perbuat. (Al-Baqarah 2:79)

(Namun,) karena mereka melanggar janjinya, Kami melaknat mereka dan Kami menjadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka mengubah firman-firman (Allah) dari tempat-tempatnya dan mereka (sengaja) melupakan sebagian pesan yang telah diperingatkan kepada mereka. Engkau (Nabi Muhammad) senantiasa akan melihat pengkhianatan dari mereka, kecuali sekelompok kecil di antara mereka (yang tidak berkhianat). Maka, maafkanlah mereka dan biarkanlah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang muhsin. (Al-Mā’idah 5:13)

QURAN

Apa yang telah Kami wahyukan kepadamu (Nabi Muhammad), yaitu Kitab Suci (Al-Qur’an), itulah yang benar yang membenarkan kitab-kitab sebelumnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Mengetahui lagi Maha Melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya. (Fāṭir 35:31)

Tidak mungkin Al-Qur’an ini dibuat-buat oleh selain Allah, tetapi (Al-Qur’an) membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan secara terperinci ketetapan (Allah). Tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta alam. (Yūnus 10:37)

Ini (Al-Qur’an) adalah kitab suci yang telah Kami turunkan lagi diberkahi yang membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar engkau memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Makkah) dan orang-orang yang ada di sekitarnya. Orang-orang yang beriman kepada (kehidupan) akhirat (tentu) beriman kepadanya (Al-Qur’an) dan mereka selalu memelihara salatnya. (Al-An’ām 6:92)

Katakanlah (Nabi Muhammad), “Siapa yang menjadi musuh Jibril?” Padahal, dialah yang telah menurunkan (Al-Qur’an) ke dalam hatimu dengan izin Allah sebagai pembenaran terhadap apa (kitab-kitab) yang terdahulu, dan petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang beriman.” (Al-Baqarah 2:97)

Tidak mungkin Al-Qur’an ini dibuat-buat oleh selain Allah, tetapi (Al-Qur’an) membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan secara terperinci ketetapan (Allah). Tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta alam. (Yūnus 10:37)

AJAKAN KEPADA AHLI KITAB

Wahai orang-orang yang telah diberi Kitab, berimanlah pada apa yang telah Kami turunkan (Al-Qur’an) yang membenarkan Kitab yang ada padamu sebelum Kami mengubah wajah-wajah(-mu), lalu Kami putar ke belakang (sebagai penghinaan) atau Kami laknat mereka sebagaimana Kami melaknat orang-orang (yang berbuat maksiat) pada hari Sabat (Sabtu). Ketetapan Allah (pasti) berlaku. (An-Nisā 4:47)

L Cap Seg

 

Sabtu, 24 Maret 2018

Injil: Ibarat Orang-Orang Upahan di Kebun Anggur

 basmalah naskhi

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang

(Al-Fatihah 1:1)

salam naskhi

Dan keselamatan itu dilimpahkan kepada orang yang mengikuti petunjuk.

(Thaha 20:47)

S Capegala puji bagi Allah yang telah menurunkan Kitab Injil melalui perantaraan Roh Kudus kepada Nabi Isa Al-Masih putra Maryam yang berisi petunjuk dan cahaya yang menerangi bagi Bani Israil.

Salawat serta Salam ke atas Junjungan yang Mulia, yang kehadirannya sebagai rahmat bagi alam semesta, Nabi Muhammad s.a.w., keluarga, para sahabatnya, dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Juga Salam ke atas Nabi dan Rasul-Nya, Isa Al-Masih putra Maryam yang telah menyampaikan Kabar Baik kepada Bani Israil tentang kehadiran seorang Penghibur bagi alam semesta yang bernama Ahmad, serta ke atas Maryam binti Imran, bundanya.

Kemarin, Jumat, 5 Rajab 1439 a.h., sampailah pembacaan saya pada Kitab Injil Riwayat Matius bab 20. Bab ini bercerita tentang Nabi Isa Al-Masih a.s. yang bersabda kepada para muridnya, para Hawari, perumpamaan sebagaimana tertulis begini:

Ibarat tentang Orang-Orang Upahan di Kebun Anggur

matthew-20-1-16-kk

1. “Kerajaan Surga itu seperti seorang tuan rumah yang pergi keluar ketika hari masih pagi. Ia hendak mengupah orang-orang yang mau bekerja di kebun anggurnya.

2. Setelah ia membuat perjanjian dengan para pekerja, yaitu bahwa mereka akan memperoleh gaji satu dinar sehari, disuruhnya mereka pergi ke kebunnya.

3. Kira-kira pukul sembilan ia keluar lagi. Dilihatnya beberapa orang lain sedang berdiam diri saja di pasar, tidak bekerja.

4. Lalu, ia berkata kepada mereka, ‘Pergilah ke kebun anggurku, dan aku akan memberikan kepadamu upah yang pantas.’ Maka, mereka pun pergilah.

5. Setelah itu, ia keluar lagi, yaitu kira-kira pukul dua belas siang dan pukul tiga sore, dan melakukan hal yang sama.

6. Kira-kira sampai pukul lima sore, ia masih juga keluar. Lalu, didapatinya beberapa orang lainnya yang sedang berdiam diri, dan bertanyalah ia kepada mereka, ‘Mengapa seharian kamu berdiam diri di sini dan tidak bekerja?’

7. Jawab mereka, ‘Sebab tidak ada seorang pun yang mengupah kami.’ Lalu, berkatalah ia kepada mereka, ‘Pergilah ke kebun anggurku.’

8. Setelah magrib, tuan si pemilik kebun anggur itu berkata kepada mandornya, ‘Panggillah para pekerja itu dan bayarlah upahnya, mulai dari orang yang datang paling akhir sampai yang datang paling awal.’

9. Lalu, datanglah para pekerja yang masuk pukul lima petang, dan masing-masing menerima upah satu dinar.

10. Ketika orang-orang yang masuk paling awal datang, mereka menyangka bahwa mereka akan menerima upah lebih banyak. Tetapi, ternyata mereka masing-masing juga menerima upah satu dinar.

11. Setelah mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan pemilik kebun anggur itu.

12. Kata mereka, ‘Orang yang masuk paling akhir hanya bekerja selama satu jam, tetapi Tuan menyamakan upah mereka dengan upah kami, yang sudah menanggung lelah seharian penuh di bawah panas matahari.’

13. Tetapi, jawab tuan itu kepada salah seorang dari antara mereka, ‘Hai sahabat, aku tidak bersalah terhadapmu. Bukankah upah satu dinar itu merupakan kesepakatan kita bersama?

14. Sekarang ambillah bagianmu dan pergilah. Kepada orang yang datang paling akhir ini, aku hendak memberikan upah yang sama dengan upahmu.

15. Tidak bolehkah aku memutuskan apa yang hendak kuperbuat dengan hartaku sendiri? Atau irikah engkau karena kemurahan hatiku?’

16. Demikianlah jadinya, orang-orang yang terakhir akan menjadi yang pertama, dan yang pertama akan menjadi yang terakhir.”

- Injil Riwayat Matius 20:1-16 KSI -

Setelah membacanya, saya merasa bahwa perumpamaan seperti ini tidak asing di telinga. Setelah mengingat-ingat dan mencari maka didapatilah bahwa Nabi Muhammad pernah bersabda begini:

hadis 2

D Caps.an Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dan [Zuhair bin Harb] keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Al A'masy] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kita (umat Muhammad) adalah yang terakhir (datang ke dunia), tetapi yang terdahulu (diadili) pada hari kiamat. Kita adalah yang paling dahulu masuk surga, padahal mereka diberi kitab lebih dahulu dari kita, sedangkan kita sesudah mereka. Lalu mereka berselisih, kemudian Allah memberikan petunjuk kepada kita, yakni kebenaran dari apa yang mereka perselisihkan. Inilah hari yang mereka perselisihkan, sedangkan Allah telah menunjukkannya kepada kita." Beliau bersabda lagi: "Maka hari ini (Jum'at) adalah untuk kita. Esok (hari Sabtu) untuk kaum Yahudi, dan lusa (Ahad) untuk kaum Nasrani." H.R. Muslim No. [1980] 20 – (…).

dan juga,

hadis 1

T Capelah menceritakan kepada kami [Musaddad] dari [Yahya] dari [Sufyan] Telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Dinar] ia berkata, Aku mendengar [Ibnu Umar] radliallahu 'anhuma, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Sesungguhnya perumpamaan jaman kalian dan jaman umat-umat sebelum kalian, hanyalah bagaikan jarak atara shalat Ashar dan terbenamnya matahari. Sedang perumpamaan kalian dengan ummat Yahudi dan Nashrani, adalah seperti seorang yang memperkerjakan beberapa orang pekerja seraya berkata, 'Siapa yang berkerja untukku hingga pertengahan hari, maka baginya adalah satu Qirath.' Maka kaum Yahudi pun beramal. Kemudian sang juragan itu pun berkata lagi, 'Siapa yang bekerja untukku dan sejak pertengahan hari hingga Ashar, maka baginya satu Qirath.' Maka orang-orang Nashrani pun bekerja. Lalu kalian bekerja dari sejak Ashar hingga Maghrib tiba dengan ganjaran dua Qirath. Maka mereka pun protes, 'Kamilah yang paling banyak bekerja, akan tetapi ganjaran kami paling sedikit.' Sang juragan pun berkata, 'Apakah aku menzhalimi hak kalian barang sedikit pun? ' mereka menjawab, 'Tidak.' Ia berkata, 'Itulah kelebihan-Ku, yang Aku berikan kepada siapa saja yang Aku maui.'" H.R. Bukhari No. 5021

Sekian catatan hari Sabat, 6 Rajab 1439 a.h.

Keberuntungan bagi umat ini, umat terakhir tetapi dihisab pertama.

Semoga bermanfaat. Wallahu a'lam.