Rabu, 30 November 2016

(Islam untuk Semua)

 RISALAH SRI SUSUHUNAN MAGELANG HADININGRAT

KEPADA

JAMAAH TILAWAH

SALAM

Assalamu’alaikum wr wb

Bismillahirrohmanurrohimu.

Alhamdulillahirobbil ‘alamien. Wa bihi nasta’inu ‘ala umurid dun-ya waddien. Ashsholatu wassalamu ‘ala Muhammadin, wa ‘ala alihi, wa shohbihi, wa man tabi’ahu bi ihsanin ila yawmiddien.

S Capeagaimana kita tahu, bahwa syariat islam itu adalah universal. Artinya merambah rata kepada siapa saja. Alloh swt mengutus rasul kita tercinta, panutan dan teladan terbaik kepada seluruh ummat akhir zaman. Bukan hanya kepada satu bangsa saja, yaitu arab. Namun, semua bangsa tanpa kecuali. Dan kepada siapa saja dan dengan kepercayaan apa saja, baik itu yang yahudi, ataupun nasrany dsb.

Sebagaimana Alloh telah mengutus rasul2 terdahulu, untuk membimbing kaum2 nya. Para rasul mengemban misi penting, yakni pengibadahan hanya kepada Alloh Yang Maha Satu. Coba kita lihat dari nabi nuh dst..hingga sampai kepada nabi Musa, yang diutus kepada bany Israel. Seketika bany Israel menganggap bahwa diri mereka unggul dibanding yang lain, dikarenakan mereka adalah pewaris trah kenabian, yaitu mulai dari Nabi Ya’cob a.s hingga sampai Musa a.s, maka mereka sering bertindak sesuai mau mereka saja. Padahal kemuliaan yg mereka elu2kan itu tiada lagi akan mereka dapati, jikalau mereka tidak menurut terhadap garis syari’at Alloh yg dibawa nabi mereka. Bahkan terkenal mereka dengan pemutar balikan fakta kebenaran, kitab 2 yg dibawa para rasul mereka ubah seenak perut mereka saja. Sebagaimana Taurat yg kemudian mereka selewengkan, dan banyak masalah yg ditimbulkan oleh mereka. Sehingga untuk memurnikan ajaran Musa kembali Alloh mengutus Rasul pula.

uzairKarakteristik bany Israel ini betul2 kurang baik, setiap ada rasul yg hendak membimbing mereka, justru malah mereka bantai, mereka tolak mentah2. nabi Uzair, yang sejatinya adalah orang shaleh pd jamannya, mereka pertuhankan layaknya Alloh. Mereka anggap sebagai anak Alloh, sungguh hal yg kelewat batas. Ada kisah menarik dari nabi Uzair, ya seperti ashabul kahfi. Ketika Nabi Uzair hidup dalam pakungan rusaknya akidah, Alloh memberikan keistimewaan kepada beliau untuk terlelap hampir ratusan tahun lamanya. Sehingga sampai pada suatu zaman yang aman, damai. Sehingga ketika dibangunkan beliau terkejut dengan keadaan sekitar yg telah berubah. Ditanya sama malaikat :” Berapa lama engkau tertidur Ya nabi?”. Beliau jawab :” sehari atau sebagian nya”. Malaikat berkata :” tidak! Kau telah tidur lama sekali…” Lihatlah sekitarmu!. Beliau melihat bekal makanan yg dibawa, masih bagus, utuh. Lantas malaikat menyuruh melihat kepada hewan kendaraannya (mungkin sejenis himar), rupanya telah wafat..sebagaimana telah membangkai lama sekali. Lalu beliau kembali kerumah yg dahulu beliau huni. Di sana beliau dapati seorang nenek tua, lalu berkata :” Aku ini Uzair!”. Nenek itu tidak percaya, sekali lagi beliau berkata :” Aku Uzair!”. Lalu nenek itu berkata :” tidak mungkin, Uzair sudah lama menghilang / wafat”. Rupanya nenek itu adalah pembantu keluarga Nabi Uzair, yg dahulu masih kanak2 tinggal bersama keluarga nabi Uzair. Lalu dikatakan oleh nenek itu :” Jika Kau memang Uzair, maka doakanlah aku supaya mataku bisa melihat kembali. Karena Uzair adalah anak yg paling terkenal akan mustajabahnya doa”. Ternyata nenek itu buta, dan dari kata2 nenek itu, dahulu Nabi Uzair adalah seorang yg masyhur akan keampuhan doa beliau, didengar Alloh swt dan dikabulkan. Betul, seraya didoakan oleh Nabi Uzair, maka sembuh dengan ijin Alloh penyakit mata nenek itu.dan percayalah bahwa orang yg datang itu adalah Nabi Uzair. Ternyata orang2 Yahudi mempercayai kelebihan (yg tentu dengan ijin Alloh) dari nabi Uzair ini sebagai pengkultusan yang keterlaluan, nabi Uzair dipercaya sebagai anak Tuhan. Dan dikatakan juga, bahwa ketika itu musnahlah para penghapal kitab2 Alloh, dan perpustakaan dsb. Sehingga hanya nabi Uzairlah yg dengan ijin Alloh mampu menghapal semua isi kitab itu. Sehingga makin menjadi2 pengkultusan kaum yahudi terhadap Nabi Uzair.

Lanjut topic lain, bahwa ketika syariat Musa a.s telah dikacau balaukan oleh kaum jahudi, terutama mereka yg mempunyai kedudukan di kalangan kaumnya, maka diutuslah nabi penyeru kepada jalan lurus kembali. Ada nabi Isa dg injilnya. Namun sebagai kita ketahui bahwa karakteristik yahudi itu adalah tukang tipu, dan tukang plagiat juga penyeleweng isi kitab. Maka, serta merta Isa a.s pun di hujat habis2 an, bahkan hendak dibunuh. Sehingga timbullah isu dibunuhnya Isa a.s, insyaloh begitu.

Namun, sebagaimana kita tahu, ada juga kaum 2 yang mengkultuskan Isa a.s seperti halnya nabi Uzair, bahwa nabi Isa dipercaya sebagai anak Tuhan. Ini betul2 keluar dari garis syariat yg dibawa nabi Isa a.s sendiri, bahwa beliau adalah penyeru kepada jalan selamat, jalan Tuhan Yang maha Satu. Kaum ini kita kenal dengan sebutan kaum nasrany, karena mengaku sebagai pengikut Isa Bin Maryam, yang lahir di daerah nasara atau nazareth, sehingga disebut sebagai pengikut nasrany.

Sama juga, ternyata ajaran nabi Isa ini juga telah dijungkirbalikkan oleh para pemuka agama nasrany, dengan sedikit demi sedikit mengubah isi kitabnya, jika kita hendak mengkaji perubahan2 ini, dapatlah kita pelajari ilmu kristology, namun disini kita tidak akan jauh kesana, karena kita lihat dari sisi pandang islam. Karena kita tahu, bahwa kitab yg paling autentik dan asli adalah hanya Al Qur’an saja, yang masih eksis hingga kini. Sebagaimana firman Alloh :

” Innaa nahnu nazzalna Adzdzkro, wa innaa lahuu lahafidhun”…”

Sesungguhnyalah Kami yang telah menurunkan Adz dzikr (Qur’an), dan sesungguhnya Kami yang akan menjaganya”.

Banyak cara Alloh menjaga kemurnian Qur’an ini, tentu kita tahu dengan banyaknya para huffadz, para ulama dibidang Qur’an dsb. Sedikit saja ada perbedaan dalam qur’an, maka langsung diketahui. Lain hal dengan kitab2 yg telah diubah2 seperti kaum2 di atas tadi. Boro2 mau menghapal, wong materinya diubah2 terus.

Lanjut, bahwa kedatangan islam adalah merupakan pukulan telak bagi para pengubah ajaran Tuhan ini, sejatinya islam hendak meluruskan pemahaman mereka. Namun karena mereka sudah gengsi, tertutup kepentingan dunia semata, takut kedudukannya tergeser dsb, maka ditolak pulalah isi Al qur’an itu. Islam sebenarnya menempatkan kedudukan para nabi dan rasul sbg pembawa risalah Alloh secara proporsional. Nabi dan rasul adalah hamba yg diberi amanah untuk membimbing ummat, bukan sebagai duta Tuhan yg dipercaya anak darah daging Tuhan, sekali2 tidak. Kita mempunyai landasan murni, satu Tuhan, tidak butuh Tuhan lain. Coba renungi QS. Al Ikhlash ….:

”Qul! Huwa Allohu ahadun (1) Allohu Ash shomadu (2) lam yalid wa lam yuwlad (3) wa lam yakun laHu kufuwan Ahadun(4)…..:”

katakanlah! Dia, Alloh itu adalah satu (1) Alloh adalah tempat meminta/ bergantung (2) Dia tidak beranak, dan tidak pula dilahirkan (3) dan tidak ada sesuatupun yang setara denganNya (4).

Sebenarnya kedatangan islam ini, jika memang kaum2 terdahulu itu memegang teguh ajaran nabi2 mereka, tentu akan disambut dengan baik. Dapat kita ambil contoh mereka yg memegang ajaran kitab nabi2 mereka yg masih asli. Suatu saat, sahabat nabi sewaktu dia belum islam, yakni Abu dzar al ghifary. Beliau diberi perkataan oleh kakeknya yg juga seorang nasrany, yg memberi isyarat bahwa akan ada nabi akhir zaman di daerah hijaz, kalo sekarang terkenal dg jazirah arab. Karena tekad yg kuat terhadap ajaran Tuhan yg benar, maka berangkatlah Abu dzar ini, ke negeri Hijaz itu. Lalu bertemu seorang nasrany pula, yang masih teguh dg ajaran sejati Tuhannya, yakni ajaran injil sejati dari Alloh. Dan dikatakan bahwa cobalah cari di daerah makkah / baytulloh. Dengan ijin Alloh maka bertemulah Abu dzar al ghifary dengan Sahabat Ali bin Aby Tholib r.a, ditanyakan kepada Ali :” aku mendengar di daerah sini ada nabi akhiruz zaman. Dimanakah kira2 aku bisa menemuinya?” lalu dijawab oleh Ali r.a :” Jika Kau bertemu dg Nabi itu, hendak apa yg kau lakukan?” dijawab oleh aby dzar :” Aku hendak mengikutinya”. Lalu akhirnya diajaklah dengan diam2 menuju kediaman rasul, dan betul. Disitu didapatilah rasul Muhammad saw, dan berikrar syahadatlah Abu dzar. Lalu berkata pada rasul saw:” Ya rasul, apa yg harus aku lakukan setelah aku bersyahadat?” lalu disuruhlah oleh rasul untuk berdakwah di luar hijaz, tapi karena asasul inqilab (asas perubahan diri karena syahadat), yg terjadi pada jiwa Abu dzar, dg semangat malah Abu dzar berteriak keras di baytulloh :

”Asyhadu an laa ilaaha illallohu. Wa asyhadu anna muhammadan Rasulullohi”

…kira2 begitu ya..

Dan kontan, Abu dzar dipukuli rame2 oleh kaum kafir kala itu. Untung datang melerai sahabat Abu baker dan berkata :” ketahuilah bahwa dia ini dari suku ghifar. Tempat kalian lewat jika berdagang, jika kalian aniaya dia, maka kalian bisa saja dibalas di jalan sewaktu melewati daerah ghifar”…dan hal itu diulangi kedua kali oleh Abu dzar :” :

”Asyhadu an laa ilaaha illallohu. Wa asyhadu anna muhammadan Rasulullohi”

..kontan di gebuki lagi deh..dilerai pula kembali oleh Abu bakr..gitu …

Jadi,. Intinya Islam itu datang untuk membawa kembali ajaran nabi2 terdahulu yg sudah dirusak….untuk semua..untuk kaum jahudi..untuk kaum nasrany…berfikir jernih…insyaloh akan menerima Islam…tapi kalo jahudi..?

walhamdulillah

Afwan minkum..

Wassalamualaikum wr wb

KASUHUNAN MAGELANG HADININGRAT

SRI_SUSUHUNAN SIX_EAT

NAYAKA PRAJA INDRAPURA

L

Selasa, 29 November 2016

Optim(is)

 RISALAH SRI SUSUHUNAN MAGELANG HADININGRAT

KEPADA

JAMAAH TILAWAH

Hamdalah

Alhamdulillah al qoil “ kullu nafsin bima kasabat rohinah”...wa qola aydlon “ alladi kholaqo al mawta wa al khayata liyabluwakum ayyukum ahsanu a’mala”. Sholawatuhu linabiiyi al kirom, wa salamuhu aydlon lahu saw. Wa alihi ashabihi ajmai’n...wa ba’d

I Capngin rasanya melihat diri menjadi tenteram, tenang tiada beban. Menjadi tambah iri jika melihat kelebatan anak kecil, bebas mengekspresikan nurani mereka, terlepas dari beban pikiran dan penatnya hati. Sering terbersit dibenak, hmm..ya itulah suratan, suatu saat anak –anak itu juga akan mengalami hal seperti kita. Tidaklah perlu disesalkan, yang terbaik adalah bagaimana menyikapinya dengan arif, bijak tanpa ada rasa keluh kesah. Ya, optimis dan optimis untuk mewujudkan target itu, menjadi seorang hamba Alloh yang betul- betul mengetahui dan menjadikan diri sebagai hamba yang bersipat hamba, sebagai hamba yang tahu kedudukannya sebagai hamba, sebagai hamba yang tidak pongah akan predikat kehambaannya, bahkan mencoba mengajak lingkungan tentunya setelah mengajak diri mengerti arti makna kehambaan.

Apa saja predikat kita dalam masyarakat, sejatinyalah hanya hamba. Tiada yang lebih dimuliakan, namun sangat prihatin sekali kadang kita sendiri merasa harus diperlakukan selayaknya tuan, dimana kita seharusnya sebagai figure pelayan malah menempatkan diri sebagai posisi yang tidaklah pantas. Kadang kita menggerutu dengan apa yang diberikanNya kepada kita, atau bahkan sering mengkufuri pemberianNya dengan perkataan yang tidaklah pantas terucap dari mulut seorang hamba. Ketahuilah ikhwah, bahwa kita dititahkan di dunia adalah untuk menempuh uji dan cobanya dan menyikapinya sebagai nilai ibadah, segala peluh akan terasa nikmat jika kita lewati dengan ikhlas dan penuh harap atasNya. Keringat yang menetes dari tubuh akan menjadi saksi kelak, bagaimana usaha dan usaha kita mencapai ridloNya, sehingga dalam segala kegiatan apapun akan bisa menghasilkan nilai yang akhirnya mampu mengangkat derajat kehambaan yang pandai bersikap, pandai bersyukur, pandai memanfaatkan dan menempatkan nikmaNya pada tempat yang layak. Ikhwah, dalam asasnya kita telah digariskan untuk bekerja berusaha memperoleh hasil untuk diri kita, seorang muslim dituntunkan mencari dan mencari, berusaha dan berusaha guna mencapai citanya. Bukan dengan berpangku tangan menunggu datangnya bagian, atau malah seenaknya menggunakan hasil usaha orang lain dengan tanpa usaha, atau malah menyerobotnya tanpa adat kesopanan. Demi Alloh, AL qur an berkata

“ Kullu nafsin bima kasabat rohinah”

..tiap- tiap nafs/ orang/badan itu atas apa yang ia gadai/ usahakan’....

ayat ini memberi gqambaran bahwa kita harus melakukan usaha, usaha untuk pencapaian cita kita, khususnya dalam pencapaian akhlak dan hasil yang akan kita petik kelak kemudian hari, apatah lagi hasil yang akan kita nikmati jauuh kedepan, yakni untuk masa depan dan investasi akhirat nanti.

Investasi, kata itu yang harus dipompakan kedalam jantung sanubari kita. Investasi, energi positif yang kita keluarkan, InsyaAlloh akan menjadi tabungan investasi kelak kita. Lalu dikaitkan dengan landasan yang pokok, yaitu ikhlas lillahi Ta’ala tiadalah tendensi duniawi semata sebagai pengontrol, namun jiwa iman islam menjadi motornya. Bergerak arif dan sigap dalam mempersiapkan diri menuju masa depan yang pasti.

Kita persiapkan diri menjadi seorang muslim yang amil, artinya senantiasa memberikan daya upaya untuk kesejahteraan Islam, minimal bagi islam dirinya sendiri, umumnya bagi islam secara luas. Hingga nantinya mampu memberikan aroma yang mendorong semerbaknya wewangian ruhiyah islamiyah dalam tiap jiwa sekitar kita, subhanalloh, figure seperti ini yang dikatakan oleh hadist” khoiru an nas, anfa’uhum linnas”..sebaik- baik manusia adalah ia yang mempunyai andil manfaat bagi manusia lain. Artinya mampu memberikan kontribusi keimanan bagi setiap anggota masyarakat muslim, mampu memberikan kekokohan kepada pondasi diniyah tiap- tiap muslim, bahkan mampu mewarnai jiwa tiap- tiap muslim sekitar kita dengan hiasan yang sungguh mengundang dan menarik mardlotillah....wahh figure ini tidak lain adalah uswah tambatan sanubari kita, Rasul saw...beserta sahabat beliau...bagaimana? optimis untuk bisa meniru mereka....majuu pantang munduur...say...”We believe our selfs”..........Qul “ Amanna anfusana”...percaya atas diri dan kemampuan menuju ketaatan sejati, songsong cinta ilahy..mariii..bareng- bareng friends...ikhwah,...

kisah-bijak-para-sufi-cara-menangkap-kera-aezWajarlah tiap manusia lemah seperti kita bergelimang dosa, wajarlah manusia biasa seperti kita beraroma ma’ashy, namun adalah sangat tidak wajar jika kita tiada mendekatiNya, memohon belas ampunNya, menangis meratap atas dosa kita di hadapanNya memohon maghfirohNya, mengharap belas kasihNya. Jikalau ada orang yang tidak demikian, maka ialah si congkak, si pongah, bagaimana ia akan menghadap Alloh kelak dengan wajah ceria, sedang di dunia saja tiadalah ia menebar suka dan senyum kepada saudaranya, sedang di dunia saja ia enggan menerima tetesan air hidayah yang terus menghujam batu hatinya. Maka orang seperti ini dicap oleh Al Qur’an “Qosat Qulubuhum”....telah mengeraslah hati- hati mereka. Adalah bisa terpecahkan andai batu yang senantiasa diteteskan air diatasnya dengan mudawamah/ istiqomah. Namun, jikalau hati yang telah menjadi qosat/ kesat, maka hidayahpun tiada ia pedulikan. Inilah cap bagi mereka dengan title “ Qirodatan khosiin”..kera yang nista. Tahukah ikhwah tentang kera yang hina sebagai telah ditulis dalam Al Qur’an??menurut ahlu tafsir, yang masyhur adalah wajar jika seekor kera bertingkah sebagai kera, maka tidaklah ia hina, karena memang kodratnya sebagai kera bertingkah seperti itu. Namun, bagaimana jadinya jika seorang manusia dengan bentuk dan wujud umum manusia, namun tingkahnya laksana kera saja, maka ia akan lebih hina daripada kera “ ulaaika kal an’ami bal hum adlollu”..merekalah itu laksana hewan, bahkan jauh lebih sesat. Sebagai kita teladani, seorang Rasul yang termulia sajalah ia mengatakan dalam hadist, bahwa sehari ia meminimalkan pertobatan dan permohonan ampunnya kepada Alloh swt, dengan perkiraan hitungan 70 kali, justru ia adalah orang yang ma’shum dan terjamin baginya surga. Lalu apa hendak kita buat jika kita tidak meneladani sipat dan sikap beliau saw itu???Dialah contoh dalam segala lini hidup,

“laqod kana lakum fi rosulillahi uswatun hasanah liman kana yarjulloha wal yawmal akhiro wa dzakarolloha katsiron”.

Teladan hidup yang tiada akan tersalahkan selama- lamanya bagi kita saja yang mengharap ridlo dan belas Alloh, yang beriman kepada hari akhir dan pembalasan, dan senantiasa ingat dalam segala tingkah akan diawasi dan diperhitungkan kelak.

Penulis berlindung atas segala kemurkaan ALloh dan ketidak sesuaian dengan yang telah ane tulis disini. Amieen

Walhamdulillah

Sri_susuhunan_six_eat

Kasuhunan Magelang Hadiningrat

Bersemangatlah ikhwah tilawah....songsong masa depan dengan ruh tilawah,

Senin, 28 November 2016

beda agm (beda agama)

 RISALAH SRI SUSUHUNAN MAGELANG HADININGRAT

KEPADA

JAMAAH TILAWAH

ASSALAMUALAIKUM

Assalamua’laikum wr wb

Alhamdulillahilladzi nazzala al qur’ana arabiyyan lijaa’lana mina al mutafakkirin. Tsumma usholly wa usallimu sholatan wa tasliman katsiron a’la Muhammad saw wa ahli baytihi wa ashabihi akta’in. wa ba’d

M Capohon maaf kepada ikhwah tilawah yang kemaren telah ane buat bingung tentang topic pernikahan dengan wanita dari ahlu kitab, yaitu jahudi dan nasrani. Sebenarnya bukan maksud bersilat lidah, karena dulu ane pernah mengirim sebuah artikel disebabkan karena permintaan seorang ikhwan dari jam’iyah ghurfat tilawah juga, yang menanyakan perihal keharaman menikah dengan beda agama. Kebetulan saat itu ikhwan kita menanyakan perihal menikahnya seorang muslimah dengan seorang hindust, jadi dengan dalil yang terdapat dalam al qur’an ane ambil simpulan bahwa hal itu jelas2 haram, dan tidak sah pernikahan itu.

Namun, kasus yang mencuat kemaren hari, itu berbeda ikhwah. Bahwa kasus di sini menempatkan seorang muslim menikahi seorang wanita ahlu kitab (jahudi dan nasrani). Jadi dalil yang kita pakai adalah sbb:, eiit..maaf, namun sebelum itu mari kita sama2 sadarkan iman dan diri kita, bahwa konsekuensi testimony yang telah kita ikrarkan adalah mengimani dan meng”iya”kan apa kata al qur’an, dan sabda nabi saw bukan???harus dijawab “ YA”,,,oke?

Baik, dalil nya sbb : silahkan antum buka QS: Al maidah :5, artinya “ pada hari ini dihalalkan bagi kalian yang baik2. makanan sembelihan orang2 ahlu kitab itu halal bagi kalian dan makanan kalian halal bagi mereka. (dan dihalalkan mengawini) wanita2 yang menjaga kehurmatan di antara wanita2 yang menjaga kehurmatan diantara orang2 yang diberi alkitab sebelum kalian, bila kalian telah membayar maskawin mereka dengan maksud menikahinya, tidak dengan maksud zina dan tidak pula menjadikannya gundik2. barang siapa yang kafir setelah beriman maka hapuslah amalannya dan dia di akhirat termasuk orang2 yang merugi.”

Dalam kaitannya kita sebagai seorang muslim, tentulah kita akan dengan pasrah berkata” saya dengar, saya lakukan”..artinya bahwa apa yang dikatakan al qur’an itu benar adanya, sedikit mengurai kata”muhshonat” yaitu wanita2 yang menjaga kehurmatan, diartikan juga untuk wanita 2 yang menjaga kesucian dirinya sebagaimana firman Alloh swt “ Dan Maryam Binti Imran yang menjaga kesucian kemaluannya”. Baik, sekiranya belum jelas juga, sedikit ane utarakan sebuah hikayat.

Said bin Manshur meriwayatkan dalam kitab sunannya, dengan sanad yang sahih sampai kepada Wail, dia berkata bahwa Hudzaifah menikahi wanita yahudi. Lantas Umar r.a menulis surat padanya dengan maksud memerintahnya untuk mencerai istrinya itu, lalu dibalas oleh Sahabat Hudzaifah dan menanyakan” kenapa, apakah wanita itu haram untuk dinikahi?” Umar tidak menjawab haram, karena al qur an menghalalkannya, Umar hanya menjawab” Tidak, tetapi aku khawatir kamu mendapat wanita pezina di antara mereka”. Demikian, jelaslah dalil kehalalannya.

IMG_20190803_080207Lebih jauh lagi kita selami arti kehalalan wanita ahlu kitab di sini. Bahwa yang dimaksud ahlu kitab adalah ia yang diberi al kitab (taurat ataupun injil) selain al qur an. Yaitu secara jelas adalah kaum yahudi dan nasrani, kita ingatkan sejenak, bahwa inti dari kedua kitab itu adalah menyeru kepada pengabdian mutlaq atas Ketuhanan Yang Esa, yaitu Alloh. Dan sudah jelas tentunya bahwa dikabarkan dalam kitab2 tsb bahwa akan datanglah seorang nabi yang pungkasan, penyempurna syariat yaitu Muhammad bin Abdulloh saw. Maka ketika para ahlu kitab itu betul2 beriman kepada taurat ataupun injil, sungguh mereka akan terpesona dan mengakui kebenaran kalam Alloh terakhir yaitu al qur’an. Dan pada akhirnya pun aqidah mereka tetap satu, Allohlah Maha Esa. Tuhan Yang tiada berbilang seperti otak atik aqidah kaum Kristen dan jahudi sekarang. Bukan menafikan ada atau tidaknya ahlu kitab yang seperti ini pada jaman sekarang, namun yang jelas firman Alloh tentang kehalalan mereka adalah haq. Adapun akan sangat aman dan tidak beresiko jika kita menikah dengan sesame islam, semoga paham dan mengerti sehingga tidaklah meninggalkan suatu ganjalan dalam benak antum. Amiien

Untuk selanjutnya ane harap antum kaji kalam Alloh swt QS: Al Baqoroh: 62- 66. lalu antum cermati dan buatlah artikel kecil, kemudian coba crosscheq dengan ane suatu waktu, jangan lupa...insyalloh . nafa’anallohu bil qur’an amiien

Sri susuhunan badhe cuti

Kasuhunan magelang hadiningrat

L

Minggu, 27 November 2016

hati

 RISALAH SRI SUSUHUNAN MAGELANG HADININGRAT

KEPADA

JAMAAH TILAWAH

BISMILLAH

Bismillah tawakkalna a’lalloh

Ahmaduhu hamdan katsiron kama amar

Allohumma solli wa sallim wa barik a’la sayyidina wa mawlana wa habibina wa qurroti a’yunina, Muhammadin wa alihi wa ashabihi ajma’in. kama shollayta wa sallamta wa barokta a’la ibrohima wa alihi , fi al a’lamina innaka hamidun majidun. Wa ba’d

Sebelumnya ane memohon perlindungan kepada Alloh dari segala perkataan yang tak dapat teramalkan. Amiien

Serta memohon perlindungan dari segala goda dan gangguan / kejelekan dari mahluk Nya. Amiien

D Caps.alam sebuah sebuah hadist dikatakan

“ laysa al ghina an katsroti al urudl, wa lakin al ghina ghinna annafs”,

artinya tidak lah seorang yang kaya itu dikarenakan oleh hartanya yang banyak, tapi disebut orang kaya karena kaya hati”.

Ikhwah tilawah, demikian sebetulnya telah jelas pada kita nabi memberikan gambaran, dimana seorang yang bahagia tiadalah diukur dengan materi duniawi semata, namun adalah karena isi dan model managemen hatinya. Bagaimana ia memperlakukan hatinya, bagaimana ia mengolah hatinya, bagaimana ia memperlakukan hatinya, apakah ia cenderung memberikan tempat yang proporsional bagi hatinya untuk senantiasa diisi dengan keinginan dan asa yang dapat menghadirkan ridlo dan keberkahan Alloh. Ataukah hatinya itu senantiasa diliputi dengan perasaan dan keinginan yang kurang pas menurut syariat. Pikiran diliputi keinginan dan kemakmuran duniawi semata. Sehingga akhirnya melupakan hal pokok yang menjadi modal kita nanti untuk dipertanggungjawabkan di hadapanNya, yaitu taqwa berbasic ilmu yang haq.

Ingatkah ikhwah dengan pesan Alloh ??

” fatazawwaduu, fa innaa khoiro azzadi attaqwa”.

.maka berbekallah kalian, karena sesungguhnya sebaik2 bekal adalah taqwa. Tentunya telah masyhur dalam benak kita apa arti taqwa, yang dulu juga pernah ane sampaikan melalui artikel2 , baiknya kali ini tiadalah ane ulang kembali. Intinya bahwa taqwa adalah sebuah konsekuensi seorang muslim, dimana hakikat muslim adalah penetapan terhadap hadist

“ ma atakumurrasul fakhudzuhu wa ma nahaytukum anhu fantahuu!!”…

apa yang telah datang/ diperintahkan atas rasul maka kerjakanlah dan apa yang dilarangnya maka cegahlah olehmu sekalian”….dengan kata lain

“sam’an wa thoatan fii awamirillah wa rasulihi”….

etika menerima dan menjalankan apa2 yang diperintah Alloh dan rasul. Yang apabila kita laksanakan maka itulah yang disebut dengan ibadah.

Namun, kita perlu sadari ikhwah bahwa dalam pelaksanaan ibadah ini juga perlu dibekali dengan kesahihan ilmu, tentu pula tiada dengan sendirinya ilmu itu datang pada kita. Ada satu proses pencarian ilmu sebagai landasan kita beribadah, proses ini sering disebut dengan istilah ta’allum. Maka dalam suatu kitab ta’lim dikatakan ada beberapa syarat seseorang itu agar dapat beroleh ilmu, antara lain kecerdasan, semangat, dengan pengorbanan baik biaya waktu dan tenaga dsb, dengan adanya guru pembimbing, perlu waktu lama, sehingga harus sabar. Kesemua syarat itu telah lebih dahulu ane urai dalam sebuah artikel, adapun jika antum belum sempat mengkajinya atau memperoleh artikel uraian syarat2 tsb dapat menghubungi ikhwah yang telah memperolehnya atau langsung kepada ane.

Taa’llum sebagai sarana pencarian ilmu dalam pelaksanaan ibadah, merupakan sebuah proses yang harus dilalui oleh seorang muslim dengan maqom kasab (sebuah derajat seorang hamba yang hanya akan memperoleh segala sesuatu apabila ia mau berusaha, tentunya dengan kehendak Alloh swt). Banyak sarana yang tersedia, khususnya pada jaman modern seperti sekarang ini, ma’had baik itu kholapiyah ataupun salapiyah (modern ataupun konvensional). Tinggal bagaimana semangat keberagamaan kita, inginkah kita sempurna dalam beribadah, atau saenake dewe (seenaknya sendiri). Seorang mutaallimin (pencari ilmu), tentunya akan merasakan berbagai ujian dalam proses mendapatkan ilmu tsb. Dikatakan

“ al ilmu awwaluhu murrun madzaqotuhu, walakin akhorohu ahla min al a’sali”.

.ilmu itu mula2 nya pahit, namun akhirnya lebih manis dari pada madu”.Hal itu sungguh sangat wajar, sebagai contoh dalam kenyataan banyak sekali, dimulai dengan adanya rasa jenuh, rasa malas, kurang semangat, dengan alasan ini itu,,,katanya sudah terlalu banyak kegiatan yang menyita waktu dsb. Tentunya hal ini perlu disikapi secara baik, dimana hakikat keberhasilan seorang mutaallim adalah apabila ia mampu menundukkan kecendurungan hati yang mengajak kepada keelokan sesaat, dan sudah barang tentu lingkungan juga sangat berpengaruh, coba saja antum berada dalam sebuah lingkungan lokalisasi, atau apa laah…missal seperti dihutan, tentu sulit menemukan ketenangan apalagi masa di hutan adakah pondok pesantren?…ntar yang ngajar ustad tarzann…., makanya sangat perlu memilah dan memilih sahabat bergaul, tentunya bukan bermaksud untuk pilih2 teman, hanya ane katakan sahabat dalam tanda kutip demi kesuburan semangat berislam yang baik. Alhamdulillah kita telah istiqomah dalam sebuah majlis, walau hanya lewat temu maya dunia chating, namun semoga dengan sarana ini kita mampu menciptakan pergaulan maya yang baik, ane kira banyak yang kita dapat dari perjumpaan kita mulai awal hingga hari ini. Kita bertambah saudara, bertambah wawasan, dsb. Tentunya dengan tanpa mengabaikan jadwal rutin yaitu mengerjakan segala tugas2 kantor, naah selebihnya daripada waktu nganggur…dimanfaatkan untuk saling silaturahim bertegur sapa satu dan lain saudara di tilawah. Walau Cuma sedikit ahlu bayt nya, namun yang diperlukan adalah keistiqomahan dalam bidang transfer ilmu syariat, bukan mementingkan jumlah user namun pembicaraannnya sungguh miris jika diperhatikan, coba antum perhatikan di room yang selama ini ane sesalkan untuk melihatnya, diakibatkan isi dan bobot pembicaraannya hanya mengumbar lisan yang pada dasarnya juga tak pantas untuk dilontarkan oleh lisan seorang muslim sejati. Bukan sok alim dan sok pinter, tapi saling berwasiat kebaikan dan sabar adalah merupakan satu tangga menuju kesempurnaan iman yang tak akan rugi jika kita pertanggungjawabkan nanti, perihal waktu kita yang selanjutnya akan ditimbang manakah waktu yang digunakan untuk kebaikan, dan manakah waktu yang disia2kan belaka, apalaghi sampe digunakan untuk pembicaraan yang jelas menyimpang dari palang syariat. Naah, pada waktu ditimbang itu tentunya harapan kita, adalah bobot waktu dengan aktivitas baik yang berat bukan???sehingga kita masuk dalam kategori orang2 dalam kehidupan yang diridloiNya disurga dan juga dunia. Bukan sebaliknya, dihinakan oleh Alloh di akhirat kelak, wal iyadzu billah

Sekiranya demikian sajalah, takut terlampau panjang jika diteruskan..

Mohon maaf

Walhamdulillah

Sri susuhunan

Kasuhunan magelang hadiningrat

L

Jumat, 25 November 2016

3 (Alkisah)

RISALAH SRI SUSUHUNAN MAGELANG HADININGRAT KEPADA JAMAAH TILAWAH

IMG_3455

Alhamdulillah, ash sholatu wassalamu a’la rasulillah wa alihi wa ashabihi wa man walahu. Wa ba’d

Sebelumnya, ane memohon perlindungan kepada Alloh atas segala perkataan yang terlontar dari lisan ini, yang tiada dapat teramalkan oleh diri. Amiien

Sedikit kita tengok sebuah kisah, yang mana insyaAlloh kisah ini akan memberikan pelajaran kepada kita. Betapa banyaknya ni’mat Alloh swt yang tercurah kepada kita, namun tiada kita sadar akan itu. Sering kali Alloh mengingatkan dalam ayatNya “maka nikmat mana lagi yang hendak kalian dustakan?’....yaa...berkali2 Alloh memperingatkan kita dalam QS. Arrohman tentang ni’mat Nya ...

Semoga kisah berikut bermanfaat (dapat antum buka Riyadh ash sholihin )

Ketika itu, ada 3 orang yang diangkat beberapa ni’matnya oleh Alloh swt, sehingga ia tiada sempurna seperti manusia yang lain. Ada satu orang sama sekali ia tiada berambut, tak satu helai rambut pada kepalanya..mulus bin kinclong lah ia...kemudian ada pula satu orang yang berpenyakit abrash (sejenis penyakit kulit yaitu warna kulit yang warna warni alias belang) sehingga ia bagai bendera saja....karena warna warninya itu...kemudian ada satu orang lagi yang tiada bisa melihat alias buta.

Kemudian dalam suatu saat Alloh mengutus seorang hambanya sejenis malaikat, guna mendatangi ketiga orang yang diberikan kekurangan tersebut oleh Alloh. Kemudian malaikat itu diberi tugas oleh Alloh untuk memberikan ni’mat yang telah Alloh kurangkan dari ketiga orang itu.

Betul, tiba pada orang pertama, yaitu orang yang berkulit warna warni kaya pelangi atau dalam bhs arabnya disebut “Abrash”. Lalu si malaikat diperintah untuk menyampaikan beberapa pertanyaan, mari kita simak.

Malaikat bertanya :” Fa ayyu syai’in ahabbu ilaih??”..maka hal apa sekarang ini yang lebih engkau dambakan???” dijawab sama siwarna warni ini “ lawnun hasanun...ilkho’”..aku sangant mendambakan kulit yang bagus, indah, sewarna, dan mempesona....”..maka dengan ijin Alloh sang malaikat mengusapnya dan betul, kulit yang semula warna warni kaya bendera itu kini menjadi sewarna bagus, indah dan menawan. Lalu sang malaikat bertanya kali kedua “ fa ayyu malin ahabbu ilaih??”,,maka harta apa yang lebih engkau senangi kala ini??”...maka ia menjawab “ saya sangat senang terhadap hewan unta”....Lalu dengan ijin Alloh pula ia diberikan unta oleh malaikat tadi yang sedang hamil tua, dan sebentar lagi siap2 untuk persalinan....lalu bergegaslah sang malaikat dari tempat itu menuju tempat orang kedua..

Tibalah tugas malaikat bertandang kepada orang kedua, yaitu orang dengan kepala mulus bin kinclong alias bothak tadi, malaikat berujar salam “Assalamualaikum,,,,”...dijawab sama si bothak “alaikumussalam wr wb”...dan beberapa saat terjadi muhaddatsah antara keduanya . malaikat bertanya” Fa ayyu syai’in ahabbu ilaih??” ...maka pada saat ini hal apa yang paling kamu dambakan wahai si bothak????..maka ia menjawab “ sya’run hasanun ilkho’”....artinya “aku mendambakan rambut yang bagus, indah, lurus, bebas ketombe....bebas kutu dsb....(afwan sekedar bumbu yang memaksudkan keindahan rambut yang ia dambakan). Lalu dengan ijin Alloh swt, tumbuhlah rambut yang bagus dan menawan, ibarat sekarang mungkin bak artis shampoo anti ketombe dan anti kutu. Lalu malaikat bertanya kedua kalinya kepada si bothak berambut ini “ fa ayyu maalin ahabbu ilaih???”..maka harta apakah yang kamu lebih cintai sekarang ini???...dia jawab “aku senang dengan sapi”, kemudian dengan ijin Alloh swt, didatangkanlah seekor sapi yang sedang bunting dan hampir melahirkan anak. Tentu saja anaknya sapi....dan berlalulah malaikat dari si bothak berambut itu...

Kemudian tiba pada orang ketiga, yaitu sibuta dari goa hantu..eeh..maksudnya orang buta. Seperti kedua orang diatas, malaikat menanyakan hal apa yang paling ia ingikan, dan harta apa yang sangat ia senangi. Kemudian dijawab “ aku sungguh bahagia jika aku bisa sehat dan bisa melihat, dan aku lebih senang kepada seekor kambing sebagai hartaku”. Kemudian dengan serta merta atas ijin Alloh swt terjadilah keajaiban dimana matanya sehat dan bisa melihat lagi, kemudian ia diberikan seekor kambing oleh malaikat itu. Setelah itu ditinggalkanlah orang itu.

Kisah itu berlanjut menuju klimaks ketika Alloh mengutus satu malaikat untuk menguji ketiga orang tadi. Malaikat itu menyerupakan diri sebagai seorang miskin yang hendak meminta pertolongan.

Benar, suatu ketika sang miskin ini mendatangi si kulit mulus menawan yang tajiir itu. Ia berkata “ ya tuan, aku kesini hendak memohon pertolongan mu sebagai wasilah Alloh swt dalam menolongku. Aku seorang berkekurangan, kehabisan bekal. Maka berikanlah sedikit hartamu untuk aku.”..serta merta dibentak oleh si kulit mulus tadi, “heey...janganlah meminta2 seperti itu. Ini adalah hartaku, aku memperoleh dari turun temurun (insyalloh demikian jika tiada terbalik dengan orang kesatu, afwan agak pelupa). Maka si miskin tadi berkata “ sepertinya aku mengenalmu bukan?, apakah engkau yang dulu berkulit belang???”..serta merta dibentak dan diusir ia. Namun, seketika kembalilah ia kepada wujud si kulit aneka warna kembali dan menyesalkah ia???

Kemudian kedua kalinya si miskin berziarah kepada orang kedua, yaitu si bothak berambut indah. Ia sama seperti ketika pada orang pertama tadi, hendak meminta perbekalan dan sebagian kecil harta sebagai sedekah. Namu seperti pada kisah pertama, bahwa ia diusir dan dicaci. Lalu dengan ijin Alloh kembalilah bothak yang dulu pernah ngontrak dikepalanya itu, dan hartanya sedikit demi sedikit musnah, wallohu a’lam

Tiba pada orang ketiga. Si miskin meminta seperti pada orang pertama dan kedua. Ajaib, ia memberikan apa saja yang hendak diambil oleh si miskin tadi, ia berkata. Itu adalah harta pemberian ALloh, maka adalah hak ALloh atas jalanNya. Dan sudah tentu sejahteralah si ketiga ini bukan??

Ma’na yang dapat kita ambil adalah, bahwa di dalam rizqi kita ada juga bagian orang lain yang dititipkan kepada kita. Akankah kita tahan2 juga????

Lalu syukurkanlah diri kepada Alloh terhadap ni’mat yang telah dikaruniakan kepada kita, agar kita tidak menyesal setelahnya.

Demikian, mohon maaf

Sri susuhunan

Kasuhunan magelang hadiningrat

.L.

chandra

RISALAH SRI SUSUHUNAN MAGELANG HADININGRAT KEPADA LUTFI PUTRA SYARIFUDIN PUTRA SAHAK PUTRA JAMAL

15128931_10210089437304435_589630833429004356_o

Assalamualaikum wr wb

Alhamdulillah, wa usholly sholatan wa salaman daimayn katsiron kama amar. Wa ba’d

eperti yang aku janjikan kepadamu kemarin, ini ada sedikit bahasa jawi kawi. Lazim digunakan pada acara2 tertentu, dan sangat dianggap betul2 situasi / walimah/ kondisi yang khusus bin special. Teruntuk saudaraku nan jauh di mata di sana di pedalaman Kalimantan barat,…

Tapi sebelumnya kamu bisa kirim kepadaku artikel berbahasa banjar khan? Siapa tahu aku bisa sedikit2 tertarik gitu, kaya ketertarikanku pada bahasa sunda dan lainnya. Oke? Aku tunggu artikel bahasa planetmu, plus terjemahnya tentu.

Baik, mula2 akan aku ketengahkan sebuah bahasa kawi yang lazim dipakai dalam hal “ panyandra”. Panyandra berasal dari kata” Chandra” mendapat ater2/ tambahan pa ..sehingga menjadi : Pa Candra…> karena dalam lidah jawa akan timbul aksen huruf “nya”jika ada ucapan “ca” ketika ia di ucapkan ditengah ater2 itu, missal jika kau tulis dengan aksara jawa kalimat “ Pancasila”..maka aku kira kamu akan menulisnya : Pa na kemudian kamu beri aksara pasangan “ca” , lalu aksara “sa” yang di wulu (tanda untuk memberi harakat agar berbunyi I shg menjadi “si”), lalu aksara “la”..bukan begitu???tapi itu salah…yang benar adalah “ pa, nya, pasangan ca, sa yang diberi tanda wulu, dan la. Demikian, demikian pula kata pa + candra--à panyandra Arti panyandra sendiri adalah “ Rerumpakan ingkang nggambaraken kaindahanipun satunggaling bab utawi edining swasana. Ini bahasa krama inggil lho..belom kawinya (suatu kalimat yang menggambarkan keindahan sesuatu bab atau keindahan suasana/ keadaan) sehingga panyandra hanya digunakan khusus dalam situasi yang berhak untuk disipati akan keindahannya saja, tidak diperbolehkan dipakai sembarangan, dan orang yang memakainya pun sungguh sangat jarang, ia yang hanya berprofesi sbg juru paniti laksana atau ia yang berprofesi dalam bidang susastera jawa saja, missal dhalang dan para kerabat keraton, dan kaya aku ini..hehehe…

IMG_3454

Inilah yang kamu tunggu2…

Tuladha panyandra sasana pawiwahan (Contoh panyandra akan keindahan maghligai pelaminan) ini baru mulai kawi

“ Rep sidhem premanem, tan ana sabawaning walang alisik. Lah punika tha minangka purwakaning panyandra. Satuhu kathah papan ingkang endah edi peni, hanamung tan kadya endah twin edining sasana pawiwahan. Gapuraning pawiwahan rinengga edining rerenggan janur kuning, sinangga ing pisang raja, cengkir gadhing, tebu wulung, pari sawuli, sekar sarta wohing kapas, ron apa2 , suket alang alang miwah roning kaluwih, ron waringin sarencekipun, pengaron ingkang isi sekar setaman, ingkang wasita sinandi. Wimbuh hamilangoni, sasana pawiwahan kang pinajang dlancang rinone, wilis, seta, rekta miwah kresna. “….” Betul2 sunyi senyap, ibarat tiada suara hewan satupun baik itu suara gerakan belalang dsb. Inilah waktu telah memberi tanda saat yang tepat untuk memulai “panyandra”. Sungguh sebetulnya banyak sekali tempat yang indah, asri, dan menarik hati, tapi itu semua tiada dapat mengalahkan keindahan dan kemolekan maghligai pelaminan. Gapura maghligai pelaminan terhiasi dengan indahnya hiasan janur kuning, yang disangga oleh pisang raja, kelapa gadhing, tebu wulung/ hitam yang rasanya sangat manis, padi seuntai , kembang dan daun kapas, juga seperti dedaunan, rumput ilalang, dan daun kluweh/ semacam buah semisal nangka, daun beringin/ yang menandakan kemakmuran dan kesuburan, dan sebuah tembikar/ guci wadhah kembang yang berisi kembang setaman, yang sungguh mempunyai makna mendalam. Betapa menarik hati, akan maghligai pelaminan itu yang terhias dlancang (kertas warna warni berkilauan), beraneka warna, biru , putih, kuning, dan juga gelap/ kresna/ hitam.()hitam melambangkan keabadian kasih kedua mempelai)”

tadinya aku bermaksud untuk tidak menyertakan terjemah panyandra ini, tapi sungguh dzolim jika aku berbuat demikian. Karena ibaratnya aku memberikan sesuatu yang orang lain tidak tahu menahu akan isi dan manfaat apa yang aku berikan. Sedikit2 saja dulu ya, semoga dengan begini kamu akan mampu dengan baik mengenal bahkan menguasai pola pemikiran bahasa jawa, yang orang jawa saja sampai melupakan hal itu, sungguh sayang bukan. Demikian, aku senang sekali ada anak muda seperti kamu dan yang lain, yang tidak malu mengakui dan mengembangkan keilmuwan di bidang seperti ini, karena justru dengan begini kita akan bisa dihargai. Coba saja kamu ke jawa, lalu kamu berbicara dengan orang jawa memakai bahasa halus yang pertengahan (krama lugu/ karma madya) walau kurang begitu tepat, kamu akan dipuji betapa seorang anak muda zaman ini mampu berbahasa jawa halus (walau ngarang). Tapi ingat!!!! Jangan sekali2 kamu berani berbahasa jawa, yang kamu anggap itu halus jika kamu tidak betul2 mengetahuinya untuk kamu pakai dialog dengan orang2 daerah Jogja, Surakarta, Magelang dan sekitarnya. Karena bisa 2 kamu dianggap menghina ketika mereka tidak tahu kamu baru belajar bhs jawa. Jadi betul2 harus diperhatikan segi tingkatan/ hirarki kehurmatan, maksudnya bukan gila hurmat, namun memberi rasa sopan terhadap yang diajak bicara, apakah dia lebih muda atau sepadan atau lebih dihurmati. Missal jika aku ngomong sama kamu, harusnya aku memakai bahasa jawa “ngoko/ biasa”, karena aku lebih terhurmat disbanding kamu,.,hehehe..maksudnya aku lebih tua disbanding kamu, sedang kamu harus minimal memakai bahasa krama (baik itu krama madya lebih2 krama inggil), namun jika kamu sudah terbiasa / akrab dengan aku bisa saja kamu pakai ngoko lugu (bahasa biasa tapi ada estetika menghurmati), jika kamu bicara dengan orang tua missal orang jawa yang terhurmat/ baru kenal/ tokoh masyarakat dsb, maka wajib bagi kamu tanpa alas an untuk memakai bahasa krama inggil, tapi jangan sekali2 kamu memakai bahasa kawi karena hal itu sangat tidak lazim. Kecuali dalam suasana tertentu, missal ketika kamu membawakan acara resepsi, atau kamu jadi dhalang memainkan wayang..dsb.

ya, gitu aja, ntar dikira cerewet. Kapan mo ke jawa niih????maksudnya ke Pusat bahasa nya, kaya solo, jogja atau magelang…hehe buat diklat bahasa jawa gitu..

mangga..wassalamualaikum wr wb

.L.

ilustrasi dari berbagai sumber.

http://sinauenglish.net/2016/08/opini-guru-indonesia-fenomena-video-tkw-hongkong/

Kamis, 24 November 2016

nkh (Nikah)

RISALAH SRI SUSUHUNAN MAGELANG HADININGRAT KEPADA JAMAAH TILAWAH

Ahmaduhu subhanahu wa ta’ala hamdan yaliqu bi jalalihi wa a’dzimi shulthonih

Allohumma solli wa sallim wa barik a’la sayyidina wa maulana wa habibina wa qorroti a’yunina Muhammadin wa alihi wa ashabihi abshoi’n. Amma ba’d

edikit ringkasan/ mukhtashor liqoat dan muhadatsah ikhwah tilawah kemaren, selasa 27 Peb 06. Liqoat kemaren dengan sengaja ane tulis memenuhi permintaan ikhwah, semoga manfaat. Amien

Alhmadulillah, kemaren kita membahas tentang dalil yang menjadi landasan umum disyariatkannya nikah. Dalam suatu hadist Rasul bersabda “ Yaa ma’syaro asy syabab, in istatho’a minkum al ba’ah, fal yatazawwaj! Fa in lam yastathi’ fa a’laihi bi ash shoum, fainnahu lahu wija’un”..artinya “ Hai sekalian kawula muda, jikalu telah mampu dari kalian akan ba’ah hendaklah ia nikah. Jikalau tidak mampu maka hendaklah ia berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu baginya adalah wija’.

Kata “ Hai sekalian kawula muda”…menjadi asas bagi siapa saja, tidak peduli bangsa mana, baik itu jawa, sunda, batak, ataukah arab sekalipun. Inilah unsure kesetaraan hokum Islam. Kemudian kata ba’ah, beberapa ulama menafsirkan dengan pendapat sbb:

- Mampu dalam hal biologis, artinya siap mengadakan vertilisasi, si suami siap dan si istripun siap. Hal ini disebut jima’

- Mampu dalam hal pembiayaan. Baik itu pembiyaan nikah atau penghidupan selanjutnya. Dan juga kemampuan dalam hal pengelolaan keluarga nantinya.

Sedang bagi yang belum mampu, disyareiatkan mencari penghalau adanya nafsu syhawat itu. Dengan adanya dalil di atas disyariatkan shoum, dikatakan bahwa shoum merupakan wija’. Kata wija’ secara lughat adalah “ peremuk / meremukkan dua buah zakar/ afwan” maksudnya adalah tempat produksi nafsu. Dijelaskan lagi bahwa puasa menjadi peredam syahwat dan gejolak birahi seperti yang terjadi pada orang yang dikebiri. Wallohu a’lam

Kemudian kemaren disinggung juga hadist tentang wadud dan walud. Namun, hanya sampai pengertian wadud. Sehubungan dengan sempitnya waktu, maka kuranglah tempo ane mencoba urai akan ma’na walud. Sebuah hadist “ Tazawwadu al wadud wa al walud, fa inny mukatsirun bikum al umama”…” Kawinlah dengan wanita wadud dan walud, karena sesungguhnya aku (nabi saw) berlomba2 dengan ummat lain dalam jumlah”.

Kita ambil point wadud, dalam kajian pendapat Al Khattaby mema’nai kata wadud artinya adalah wanita dengan kasih sayang terhadap suami. Ane tambahkan, dimana seorang istri yang mempunyai rasa cinta hakiki, cinta karena Alloh, mampu memberikan rasa tenteram dalam keluarga, dan mampu memberikan rasa lengket dan betah terhadap keluarga, khusunya suami sehingga suami akan merasa cukup dengan pelayanan istri, bahkan merasa puas. Artinya istri mampu memberikan suasana kondusip bagi merekahnya bunga cinta dengan landasan syar’ie.

Adapun walud, dikatakan sebagai sifat yang bias menghasilkan banyak keturunan/ fertile. Dikatakan lagi, Dua sipat ini dapat dilihat dari kerabatnya, karena insyalloh ada kemiripan. Demikian hadist itu juga berma’na” mantabkanlah dirimu untuk menikahi wanita dengan dua sipat itu yang telah jelas adanya” wallohu a’lam

Demikian ringkasan ini, tentang polygamy yang kemaren di singgung, akan kita bahas mendatang . insyalloh

.L.

I’tirop

RISALAH SRI SUSUHUNAN MAGELANG HADININGRAT KEPADA JAMAAH TILAWAH

ssalamu’alaikum wr wb, kullu hamdin wa syukrin haqqon lillahi ‘azza wa jalla min Qoil “ (ta’awudz awwalan) .....” Yawma laa yanfa’u maalun wa banuun illaa man ataa Alloha bi qolbin saliim”. Warhamnaa Ya Allohu bi Al qur’an..amiien. Ya rasulalloh, salamun ‘alaik, ya nabiyalloh salamun ‘alaik ya habiballoh salamun ‘alaika shollawatulloh alaik, wa alika ya rasul, wa ashabika ya nabi, wa ummatika ya habib, mahabbatuka li ummatik.....

Setiap tulisan, setiap karakter kata, setiap lontaran ucapan, setiap kedip pandangan, setiap tingkah organ, setiap derap langkah kaki, setiap diam badan, setiap desir hati.....mencerminkan kepribadian kita. Bahkan dalam artikel inipun, bisa ikhwah lihat karakter si penulis, dari tiap kata yang digunakan, dari tiap logat yang dipakai, dari perasaan yang dituangkan. Hanya kadang terbentur satu kesan, betapa sedikitnya kosakata, betapa kurangnya lafadz yang hendak diutarakan. Ya, ternyata kata hanya mewakili sebagian minoritas jiwa, namun walau demikian bisalah kiranya sebagai factor pendobrak menggulingkan factor dominant. Ya, tinggal bagaimana kita berusaha, mencoba mengolah, belajar mengutarakan, belajar memahami arti tiap kata yang terlontar dari siapapun, mencoba mengenali jiwa orang lain. Namun, kadang untuk mengenali jiwa sendiri saja, cenderung Kami tidak mampu, banyak kesan menyombongkan diri, banyak kesan takaabur, banyak kesan sok pinter, banyak kesan paling wahid, padahal namanya tidak menggunakan kata wahid, malah udah dipakai ama Abdurahman Wahid”) mantan orang nomor wahid di RI, dan masih jadi orang wahid di kalangan Nahdliyyin. Semoga Alloh memberikan pencerahan kepada setiap kita yang masih mencoba mencari jati siapa gerangan kita, siapa gerangan yang kita cari, apa hendaklah kita dicipta, apa hendak kita bernasib di kemudian hari, dan apa hendak kita perbuat untuk persiapan di kemudian hari. Amiieeen....”Afwan, Kami bukan fanatic ma Pak Kyai Gusdur, Cuma mengambil contoh nama saja..semoga Alloh memberikan rahmat kepada para penyeru JalanNya” amiien....

Ikhwah, jauuuh di benak. Takuut...takuut, harap – harap cemas.....membayangkan kita membawa segepok buku, buku itu tertulis nama “ Sigit”, wong Magelang, Tukang Pajek, data baik....data jahat...lalu dikreditkan...yee,,,,ternyata masih kurang bayarrr......wah wah...betul – betul merugi. Di sana sudah tidak ada pelunasan pasal 29 lagi, banyak dari para ruuh berkata “ Ya Tuhan, seandaikan kami di berikan sesaat saja kembali kedunia, niscaya kami akan taat”......maka tiadalah akan berguna seruan mereka, kecuali kesia- sian belaka. Lalu, bayangkan ketika segepok buku itu kita terima dengan tingkah yang aneh, kita terima dengan tangan kiri, ada sebagian dengan membelakangi sang pembagi buku, ada sebagian yang .....aduuh...ngerii. Na’udzubillah,,,,irhamnaa yaa Robb”...”lastu min jannati ahlan,...wa lakin ma aqwa ‘ala annari....ridhoka mathluby, ......anta maqshudy....in lam tarhamna....lanakuunanna min al khosiriin”{rahmatilah kami Robb, tiadalah kami ahli surga, namun jangan biarkan nerakaMu menyentuh kami, Kami tiada kuat menanggung siksaMu, Engkau maksud kami, Engkau tujuan kami, Engkau muara kami, Engkau harapan kami, penuh kerendahan yaa Robb, kami mohon agar janganlah Kami digolongkan orang yang rugi..amiieen}

Bukan puisi, bukan pula sajak atau syiair, sebatas keputusasaan atas selain Alloh, kepatah arangan harapan atas selain Ia, apatah yang dapat kita perlakukan, di mana tiada satu peserpun rupiah berharga, tiada satu anak binipun yang menemani, tiada satu temanpun yang mengunjungi, tiada satu tetanggapun yang menziarahi, tiada jaminan kesejahteraan kecuali satu, kesejahteraan hakiki, cinta Ilahi.......Ikhwah, sungguh telah berlama- lama kita dalam sia- sia, telah berlama- lama kita berlaku, telah berlama- lama kita bergurau, telah berlama- lama kita berlalai. Saatnya tiba, mulai bermuhasabah, mulai dari diri sendiri, koreksi diri, mariii...penulis mengajak hati sendiri.....silahkan ikhwah yang ingin mengikuti.....tidaklah akan kami mencap diri bersih, tidaklah kami merasa diri suci, sungguhlah hanya karena merasa diri lemah, tak lepas dari dosa.

Kepada ikhwah yang selama ini merasa terdholimi oleh Kami, silakan timpakan sekarang, bicaralah.....

Kepada pihak III yang merasa menjadi objek ghibah kami, mohon maaf Kami, semoga Alloh senantiasa memaafkan hambanya yang merasai. Kami menyadari, adalah haq bagi Kami sebagai tong- tong dosa, kantung kesalahan dan lupa. Namun, satu asa Kami...semoga dengan mencoba memperbaiki diri, dengan mulai menghias tingkah, dengan membenahi tong dan kantung yang berserak, dengan mencoba memulai ikhtisan, semoga menjadi awal yang bermanfaat.

Satu ayat saja cukup menjadi cambuk bagi Kami, “ yawma laa aynfau maalun wa laa banuun illaa man ataa Alloha biqolbin saliim”....hari dimana tidak berharga harta dan anak turun, melainkan ia yang menghadap Alloh dengan hati saliim, selamat.....”

“ yaaa Salaaam. Sallimnaa wal muslimin, fi kulli makanin, wa ahlik al kafarot wa adzdzolimin” ,,,ya muhaimin ya salam, .....Ya Al kafy, anta robbuna Al kafy, Allohummakfy......ad diny ,,,,,,,laysa ly illa ridloka.....amiien ...*)

semoga Alloh merahmati kita, sebagai satu kesatuan ukhuwwah, agar saling menjaga saling memberi, saling menasehati haq dan sabar, saling menjalin cinta atas tendensi asli Ilahy, bukan mulhaq saja.....jangan hanya di bibir, jangan hanya sebatas merah gincu, sebentar saja sudah hilang. Tapi semoga terbawa sampai dunia terbangun kembali, yaitu dunia kekal, abadi sebagai saudara seiman dan sekata dalam kalimat satu “ Annalloha robbuna, wa muhammadan nabiyyuna”...

carilah saudara dengan visi misi serupa, pandangan dan asas yang sama, kesekufuan dalam berukhuwwah, hindarkan diri dari kawan yang mengajak kepada kejahilan, mengajak kepada kelalaian, biarlah kita menjadi saudara dalam keterasingan yang dijamin selamat. Daripada menjadi geng dalam sebuah kehancuran moral, jadikan ukhuwwah tilawah menjadi wahana ta’allum, bukan sebagai wahana ta ammul(angan- angan/ fantasy)...jadikan sebagai wasilah ta’awun..menolong menuju kesuksesan sejati, kesuksesan nurani.....ridlo Ilahi insyalloh menanti.....amiien

Wassalamu’alaikum wr wb

Sri_Tobat

Kasuhunan_Magelang_Hadiningrat

.L.

Rabu, 23 November 2016

tauhid

RISALAH SRI SUSUHUNAN MAGELANG HADININGRAT KEPADA JAMAAH TILAWAH

Alhamdulillah, ash sholatu wa as salamu li rasulillah wa alihi wa ashabihi wa man wa lahu, wa ba’d

embali ane memfokuskan pada kajian tauhid, kali ini akan ane coba singgung bahaya syirik. Artikel ini sebagai lanjutan dari artikel berjudul “MEMBONGKAR KEMUSYRIKAN DAN KEBOHONGAN MISTIK DAN PERDUKUNAN MENUJU KEIMANAN KEPADA YANG GHOIB SESUAI SYARI’AT” yang telah ane tulis dulu.

Seorang muslim sejati adalah ia yang betul2 mengerti tentang segala keesaan Tuhannya, hanya Allohlah segalanya. Tiada boleh ia mengambil ilah selainNya, yang lazim dikatakan Thoghut. Thoghut merupakan pangkal kesyirikan, sesembahan selain Alloh baik juga kecil maupun besar. Hal ini sangat dikhawatirkan oleh nabi saw dalam sabdanya “ Yang paling aku khawatirkan adalah syirik kecil” (HR. Ahmad)

Secara umum dapat dikatakan bahwa thoghut adalah segala yang melampaui batas dan segala yang disembah selain Alloh (Dr. Muhammad Hasan Al Himsy “Qur an al karim tafsir wal bayan”). Ash Shabuny berkata “ Thaghut berasal dari kata “ Thughyan’ segala yang menindas manusia atau menyesatkannya dari jalan kebenaran dan petunjuk “ Safwatu al tafsir 1:162”. Al Qur’an memberikan gambaran tekstual atau kontekstual tentang thoghut ini:

Syetan. Sejalan dengan firman Alloh dalam QS Yasin: 60 “ hai anak2 Adam, bukankah Aku sudah mengambil sumpah kalian agar kalian tiada menyembah syetan?Sesungguhnya syetan adalah musuh nyata bagi kalian”
Penguasa Dzolim . QS An naziyat : 17 “ Pergilah kamu kepada Fir’aun sesungguhnya ia telah melampaui batas”. Melampaui batas di sini adalah pengakuan fir’aun bahwa ia adalah Tuhan, dan tindakan semena2 terhadap siapa saja.
Hukum jahiliyah. QS An nisa’ : 60 “ Mereka menginginkan untuk berhakim kepada Thoghut, padahal mereka sudah diperintahkan untuk mengingkarinya. Dan QS Yusuf :40” karena “ keputusan itu hanyalah hak Alloh”.
Perdukunan dan sihir. Hal ini telah terlampau ane urai dalam kajian artikel “ MEMBONGKAR KEMUSYRIKAN DAN KEBOHONGAN MISTIK DAN PERDUKUNAN MENUJU KEIMANAN KEPADA YANG GHOIB SESUAI SYARI’AT” yang telah ane tulis dulu. Kita lihat QS Al Jin : 6 “ Ada sebagian manusia yang meminta perlindungan kepada sebagian Jin sehingga mereka semakin bertambah dosa dan lalimnya.”
Berhala. Lihat QS An nisa : 117 “ Yang mereka sembah selain Alloh itu, tiada lain adalah berhala, dan (dengan menyembah berhala itu)mereka tidak lain hanyalah menyembah syetan yang membangkang.”. Hal ini dulu terjadi ketika orang Quraysy menyembah berhala yang bersifat wanita” latta uzza manata”. Mereka memperlakukan selayaknya Alloh, maka Al Qur’an mencap mereka kedalam kemusyrikan, jurang 2 jahiliyah seperti :

- Kedzoliman yang besar “ Janganlah kau menyekutukan Alloh, Sesungguhnya menyekutukan Alloh adalah benar2 kedzaliman yang besar “ QS. Luqman :13. Rasul bersabda “ Jangan sekali2 berbuat dzalim, karena kedzaliman itu akan menyebabkan kegelapan di hari kiamat”

- Dosa yang tak terampuni. “ Sesungguhnya Alloh tidak mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni semua dosa selain syirik” QS. An Nisa : 48 dan 116

- Dosa besar. Kita lihat dalam QS An Nisa : 48 “ Barang siapa menyekutukan Alloh maka sungguh ia telah melakukan dosa besar”.

- Kesesatan yang jauh. Cermati QS. An Nisa : 48 “ Barang siapa menyekutukan Alloh maka sungguh ia telah tersesat sejauh2 nya.”

- Diharamkan masuk surga. Mari kita simak QS Al maidah : 72 “ Barang siapa menyekutukan Alloh maka sungguh Alloh mengharamkan surga atasnya , dan tempat kembalinya adlah neraka”.

- Masuk Neraka, Lihat ayat di atas, dan ada nabi bersabda “ Jauhilah 7 hal yang akan membinasakan (menjerumuskan kedalam neraka) : 1. Syirik...dst

- Menghapus amal ibadah. Simak QS Al An’am : 88 “ Sekiranya mereka menyekutukan Alloh tentu hapuslah apa yang dahulu mereka kerjakan”

Demikian sedikit materi semoga manfa’at. Ane kira antum mampu mencernanya tanpa diperjelas lagi. Karena sesungguhnya materi ini adalah landasan keimanan tiap kita yang harus kita pertahankan.

Walhamdulillahi robbil a’lamin

Sri_susuhunan

Kasuhunan Magelang Hadiningrat

.L.

sallimna (Selamatkan Kami)

RISALAH SRI SUSUHUNAN MAGELANG HADININGRAT KEPADA JAMAAH TILAWAH

Alhamdulillah, ash sholawatullohi a’la khoiri al anam wa alihi wa ashabihi wa sallam, wa ba’d

Robby..Robby sallimna ..ya Robb..ya Robb…Ya Robby sallimna….ammien

Tuhan,,,,Tuhan…selamatkan kami, Ya Tuhan..Ya Tuhan selamatkanlah Kami…Kabulkan Do’a Kami…

Kami takut, berada dalam kubangan dosa, Kami sedih bila merasakaanya. Ya Robb, entaskanlah kami dari lingkungan kotor, angkatlah kami dari pergaulan kotor, Ya Alloh serasa Kami tiada mampu meredam ingin, tiada mampu kami menahan hawa, tiada kuat kami Ya Alloh, takut ..takut ..dan takut….apa mungkin ini dirasa juga oleh ikhwah semua…

Kami ingin seperti dulu, tiada beban, tiada rasa was was, tiada rasa takut dan khawatir….Allohummarzuqna rizqon halalan wa toyyiban…….sallimana min malin la yanfauna….laysa laka masyaqqotun lirtifaana min dzalik….ya Robb…irfa’na min hadza Adzdzulm……..

Sering melintas dalam benak kami, sering tergerak dalam sanubari kami, kami ingin lepas, bebas menempuh jalan mulia, tiada terbayangi oleh sampah- sampah dunia. Ya Robb, mohon berikan hamba umur yang bermanfaat, usia yang baik dan bisa memberi kemanfaatan kepada saudara kami, janganlah kami menjadi orang- orang yang dzolim terhadap agama, saudara, diri dan keluarga kami.

Ya robb, jauh telah kami sadar, jauh pula kami rasai, kami telah lama menjerumuskan diri kedalam tindak ma’ashy, tiadalah kami pantas menyandang title Abid ..ahli ibadah, jauuh sekali criteria itu dari diri kami, sangat pantaslah bagi kami bergelar ahlu ma’ashy…namun ya Robb…..tiadalah kami mampu membayangkan apa yang akan kami tanggung kelak, kami tiada mampu menyampaikan kata untuk mempertanggungjawabkan kepemimpinan kami atas diri kami, atas anggota badan kami, atas mata kami, atas tangan kami, atas segala yang telah engkau beri…..kami telah melalaikan nikmatMu, kami telah dzolimkan nikmatMu, kami gunakan nikmatMu untuk membelakangiMu. Kami hancurkan derajat kemuliaan yang telah engkau sematkan kepada kami, lalu kami ceburkan diri ke dalam derajat yang hina dina.

Ilahy lastu lil jannati ahlan walam akun min ahli ubudyk, wa lam aqwa an udziqo adzabik…laysa lii illaa ridhokum, illa hawakum, ….ya Robb

Sadarlah pula kami bukan ahli surga, bukanlah pula kami ahli ibadah kepadaMu, jauuh kami dari criteria sholih, jauh kami dari pangkat Muttaqien…tiada kami pantas menyandangnya. Namun, akan sangat jauuh sadaar kami, tiadalah kami mampu merasai pedihnya siksaMu, jauh tiada kuat kami mampu menerima adzabMu, tiadalah kami harap melainkan hanya ridloMu, kami harap hanya KepadaMu…..Sallimnaa ya Robb..selamatkan Kami..

Andai profesi ini jauh dari berkah, andai pekerjaan ini kurang dari baik, kami minta kepada Engkau, tunjukkanlah jalan menuju keberkahanMu dan kebaikan akan itu. Berikan kami kekuatan dan jalan menuju itu. Namun satu hal yang menjadi penghibur kami, telahlah Engkau pertemukan kami dengan saudara – saudara yang menghibur lara dan pilu hati kami, Engkau berikan kami teman sejati dalam jiwa kami, Engkau pertemukan kami dalam cinta hakiki, Engkau kenalkan kami satu sama lain dalam rangkaian perbaikan diri, Engkau taqdirkan kami saling sapa tegur dalam kebaikan dan sabar. Ya Robb, Engkau maha memenuhi janji, tiadalah satu janjipun teringkari. BErikanlah kami teman, keluarga, saudara dimana mereka akan mejadi motivator kebaikan kami, dimana mereka akan mampu mewarnai jiwa kami dengan nilai- nilai luhurMu. Sungguh kami sadar, lidi akan begitu mudah terpatahkan bila terpisah sendiri. Namun, jika semua lidi menyatu dalam suasana persaudaraan atas namaMu, satu rangkai dan bingkai atas RidloMu, maka tiadalah mampu untuk diputar patahkan. Ya Robb, jadikan kami sebagai satu rangkaian saudara yang terjalin dalam bingkai ridloMu, jadikan kami menjadi satu keluarga yang terhimpun dalam rahmatMu, janganlah Engkau biarkan diri kami lepas dan terkoyak jauh dari ma’rifat kepadaMu, sehingga kami laksana anak ayam terlepas dari induk, bingung kami mencari arah dan rizki.

Berikan kami tekad dan kekuatan mengatakan iya..bila itu sesuai kataMu, dan berkata tidak, atas segala nahyMU...jauhkan kami dari sipat menjilat dan membaguskan bibir atas segala yang bisa melenakan dan melalaikan kami daripada Engkau. Amieen

Semoga kami tersatukan dalam bingkai hasanah, bingkai ukhwatun al tilawah..amieen

Sri_susuhunan ma’a ashabuhu At Tilawah

.L.

qudsy (Jihad)

RISALAH SRI SUSUHUNAN MAGELANG HADININGRAT KEPADA JAMAAH TILAWAH

Alhamdullillah, laysa kamitslihi syaiun fi haqqihi aw dzatihi aw asmaihi aw af’alihi. Usholly wa usallimu ‘ala khoiri kholqihi, Muhammadin wa alihi wa ashabihi wa sallam wa ba’d

emoga berkah, kemuliaan dan keteguhan iman senantiasa tercurah atas kita semua, ummat terbaik dari segala ummat. Demikian kita tertuntun dengan segala keindahan koridor islam, dengan kesejukan kalamNya, dengan adab- adab panutan kita, Muhammad sang pembuka cahaya, dialah yang menerangi dunia, cahaya di atas cahaya, penawar hati gundah, ansyuduhu nasyidan mahabban…

Ikhwah, kita simak sebuah hadist qudsy yang berhasil mengusik benak ane sore ini, “ man lam yaskur ala an na’mai wa lam yashbir ala al balai fal yathlub robban siwai”…Siapa saja yang tidak bersyukur atas ni’mat- ni’matKu, dan tiada sabar atas uji cobaKu, maka carilah olehnya Tuhan selain Aku!”

Cobalah ikhwah renung sejenak, apa maksud gerangan kalam ini???

Tepat sekali!!!! Hadist qudsy ini memuat inti iman, bahkan ada sebuah hadist “ al imanu nishfani, nisfun ala syukrin wa nisfun ala shobrin”,….insyaAlloh jika tidak salah seperti itu atau antum coba cari redaksinya. Iman itu terbagi dua bagian, setengahnya atas syukur, dan setengah lagi adalah sabar.

Yaaa,….syukur dan sabar.

Dua kata yang ampuh, tiada lagi kekuatan yang menandingi keimanan. Siapa saja yang beriman akan berani berkorban demi apa yang ia imani, untuk apa yang ia yakini. Berkorban dengan segala kemampuan dan harta benda miliknya, termasuk satu nyawa yang ia bawa. Itulah jihad, jihad mengorbankan apa yang ia punya, demi apa yang ia cinta, siapa yang ia cintai maka akanlah ia besertanya dalam surga nanti. “ Anta ma’a man ahbabta” engkau bersama dengan yang kau cintai”….Beberapa ulama memberikan pendapat mengenai jihad.

- jihad terbesar…..yaitu jihad menundukan gejolak nafsu. Segala nafsu, apa bila terturutkan tanpa kendali, akan mengakibatkan hinanya derajat kemanusiaan kita, hal ini senada dengan firman

“ Inna kholaqna al insane fi ahsani taqwiim, tsumma rodadnahu asfala safilin”…sungguhlah Kami telah bercipta akan manusia itu dalam keadaan sebaik- baik rupa/ bentuk, (akan tetapi )kemudian Kami kembalikan ia dalam serendah- rendahnya tempat (tempat terendah/ hina)”.

Ayat ini menyinggung kita, resiko dimana bila kita kurang pandai memegang kendali nafsu, maka nafsu itulah yang akan membawa kita menuju jurang sengsara. Ingat, Kita diingatkan dalam qur’an

“ Inna annafsa la ammarotun bi as su’”…sesungguhnya nafsu itu mengajak kepada keburukan.

Nafsu disini adalah nafsu yang memperturutkan segala keinginannya, yang mengumbar diri tanpa ada batas kerisauan atas dampak nantinya. Tanpa ada control keimanan, maka poros utama pengontrol nafsu adalah iman. Tepat hadist qudsy diatas, intinya mengatakan “ siapa saja tidak beriman, cari saja lain Tuhan” …..bagaimana nasib manusia coba, ketika ia telah dikucilkan oleh Tuhan, bahkan kita disuruh mencari tempat berteduh di mana tempat itu tidak dimiliki oleh Alloh…manalagi ada tempat seperti itu. Artinya bahwa, kemurkaan Allohlah yang didapat, kekallah dalam keadaan hina selama- lamanya di neraka, asfala safilin,,,,sehina- hinanya tempat yang hina, wal ‘I yadzubillah…Bahkan ketika rasul berpulang dari perang Badr, Beliau bersabda kepada para sahabat “ Roja’na min jihad al ashghor ila jihad al akbar” maa jihad al akbar ya rasul? Qola “ jihad an nafs....Kita telah berpulang dari jihad kecil menuju jihad besar” sahabat Tanya “ apa itu jihad besar ya rasul?? Jawab nabi “ jihad atas nafsu”.

- jihad ‘am (a’wam) : sebuah kategori jihad dimana jihad ini mempunyai batasan ta’rifat yang luas, di mana setiap gerak tindak anggota tubuh bisa menjadi alat jihad. Dengan segala kemampuan dan kesempatan, segala profesi bisa menjadi ajang jihad. Asalkan landasan adalah iman kepada Alloh dan hari akhir, juga beramal sholih. Dijanjikan dalam al qur’an : 62,

“ Sesungguhnya orang- orang yang beriman dan orang – orang yahudi dan nashrani dan shobiin, yang beriman kepada Alloh dan hari akhir, dan beramal sholih maka bagi mereka pahala mereka di sisi Tuhannya. Dan tiada kekhawatiran atas mereka dan tiadalah bagi mereka kesusahan”.

Intinya dalam ayat ini semua mengacu kepada iman dan amal sholih, dalam segala bentuk amal sholih bisa menjadi jihad, itulah pengertian jihad ‘am. Adapun ayat di atas tadi telah lampau ane urai dalam kajian dan muhadastah di tilawah. Apabila masih mengganjal insyaAlloh bisa didiskusikan kembali.

- Jihad muthlaq : sebuah bentuk frontal dan fisik atas reaksi ummat muslimin terhadap tindakan yang betul- betul merongrong keutuhan dan kewibawaan Islam. Jihad ini disebut juga secara ma’lum sebagai jihad harby...yaitu berperang li I’lai kalimatihi subhanahu wa ta’ala ham dan yaliqu bijalalihi wa a’dzimi shulthonih. Meninggikan keluhuran kalimat tauhid, mempertahankan diri dari musuh- musuh islam, yang kian lama kian berulah, membuat kekacauan dengan mengatas namakan islam, atau bahkan mencoba secara frontal berhadapan dengan muslim. Ketika telah terpukul dan tertabuh genderang jihad harby, maka pintu surga siap terbuka, jihad berpahala surga, karena jiwa jihad adalah ruh dari perjuangan. Akhir- akhir ini sering ada faham yang menggembosi semangat jihad kaum muda muslim, bahkan mulai mengaburkan arti / ahammiyah al jihad. Maka, bukan tidak mungkin seorang muslim di masa mendatang akan asing dengan kata jihad, dan malah parahnya lagi akan asing mendengar kata “Islam”. Ketahuilah wahai ikhwah, Islam datang dalam keadaan asing, dan akan kembali dalam keadaan asing. Maka beruntunglah ia yang terasingkan di tengah- tengah hingar bingarnya kerusakan dunia, akibat meninggalkan kelaziman para ahlus sunnah, sehingga mereka yang senantiasa mengaplikasikan diri sesuai sunnah akan dianggap asing. Namun keprihatinan kita, jihad sendiri menjadi trik penggembos kalangan muslim sendiri, menjadi pemicu tindakan yang di luar koridor jihad sebenarnya.Sehingga islam terkesan horror, seram dan menakutkan. Seharusnya ummat muslim kudu pandai bersikap, tiadalah sesuatu yang gegabah tanpa ilmu dan pertimbangan itu akan ada guna. Di mana kita mengenal “ Mencegah mafsadat adalah jauh lebih baik, dari pada menghadirkan mashlahat”......sedang dalam realita akhir- akhir ini, justru Islam dirundung sedih, wajahnya tercoreng dengan adanya isu- isu yang mengatasnamakan jihad disepadankan dengan aksi terror. Tentulah ikhwah mengerti, sehingga tiada perlulah ane menyinggungnya. Yang jelas, semua berdasar iman dan amal sholih. Amar ma’ruf nahyi an al munkar, bukan nahyi an al munkar bi ath thoriq alladzy lahu sababun li al mafsadat”....mengajak kepada perkara ma’ruf, mencegah atas yang munkar....bukan mencegah munkar dengan jalan yang menimbulkan kerusakan.

- Semoga manfaat

- Wassalamu’alaikum wr wb Sri_Paniti_laksana Kasuhunan Magelang Hadiningrat

.L.

Selasa, 22 November 2016

figur

RISALAH SRI SUSUHUNAN MAGELANG HADININGRAT KEPADA JAMAAH TILAWAH

Bismillahi al hamdulillah ash sholatu wa as salamu ala rasulillah wa ahli baytihi wa ashabihi wa man walahu, wa ba’d

khwah, lama tiada ghiroh untuk menorehkan isi benak, namun kali ini ane coba menghidupkan kembali nasyhtoh yang selama ini lesu. Baik, kita coba dengan mengingat dan mengambil ibroh dari beberapa kisah yang digambarkan oleh Al Qur’an sebagai pancang pandang kita dalam berperilaku. Mari kita berfikir sejenak, mentadabburi apa yang telah Alloh kisahkan dalam Al Qur’an. Tentunya hanyalah diri pribadi ini berusaha mengambil manfaat dari isinya, bukanlah semata ingin congkak dan pongah atas tulisan kecil ini. Jauhlah diri dari rasa takabbur, ingin menggagahkan diri, menunjukan sebagai yang ter…dan ter..paling dan paling…, namun adalah sebuah harapan untuk mewujudkan pertemanan dan ukhuwwah dalam landasan yang hakiki, mencoba merajut tali kasih persaudaraan yang sejati. Satu kita dalam namaNya, satu kita dalam tujuan menggapai ridloNya, satu kita dalam mencapai ma’rifatNya. Satu kita dalam ukhuwwah tilawah, amiien.

Artikel kali ini ane coba untuk mengambil pelajaran dari apa yang telah sering kita dengar, sering kita baca, atau bahkan sering kita acuhkan. Kadang dalam hati tak terlintas untuk mengkajinya, tak terpikir untuk menelaahnya, bahkan jauh dari rasa ketertarikan atasnya, sehingga pantaslah tak pelak lagi kita kurang bisa mengambil ibroh atas nasehat yang terkandung di dalamnya. Artikel ini akan sedikit banyak mengurai beberapa figure kepemimpinan dalam keluarga, kebersamaan dalam keluarga, keluarga yang taat ataukah keluarga yang makshiyat. Maka tiada berlebih jika artikel ini ane judulkan “ Rasmun al usrah”..dimana diartikan sebagai “Penggambaran Keluarga”. Mari kita simak…

Dalam beberapa kesempatan telah lalu, kita telah sering menyinggung bahkan mengajukan masing2 argumen dalam bab Ahkam An nikah Wa Azzifaf”, maka kisah kali ini akan menjadi gambaran bagi ikhwah untuk maju dan membentuk azam apakah bentuk dan motip keluarga yang akan antum usahakan. Tentunya dengan mengambil sumber yang haq, yaitu Al Qur’an dan As sunnah.

Dalam suatu saat, ane teringat sebuah materi yang telah disampaikan oleh seorang ustadz, beliau mengambil tema tentang penggambaran figure keluarga. Menurut beliau al qur’an telah menggambarkan figure tsb dalam 4 macam :

Figur Keluarga dengan kepala keluarga yang salih, sedang istri yang salah.

Al ustadz memberikan sebuah contoh, dimana sebuah keluarga harus mempunyai kesekufuan antara sang suami dan sang istri. Hal itu akan mampu menjadi satu motor untuk menentukan bagaimana kendali kendaraan berupa keluarga akan terarah, menuju satu tujuan visi misi yang sama. Yaitu keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah. Hal ini sejalan dengan firman Alloh dalam QS. Arrum :21

“ Dan dari tanda2 kuasaNya kami ciptakan bagi kalian dari jenis kalian pasangan, supaya sakinah kalian padanya dan Kami jadikan diantara kalian mawaddah dan rahmah. Sesungguhnya pada hal demikian adalah sungguh satu tanda kuasa (Tuhan)bagi kaum yang berfikir”.

Namun, ada kalanya kesekufuan dalam visi dan misi ini tidaklah diperhatikan dan dihirau oleh sebagian dari kita, sehingga pada pertengahan jalan goncanglah kapal keluarga itu. Sebuah figure dimana si suami salih, dan tidak sekufu dengan visi misi sang istri yang hanya mementingkan cinta mulhaqy/ semu. Dimana sang suami betul2 ingin mendirikan sebuah bangunan rumah tangga yang berpaku pada landasan syariat, namun berkebalikan dengan visi istri, yang hanya menganggap bahwa keluarga adalah cukuplah hanya di dunia saja. Sehingga sang istri pun terang2an berani membangkang pada apa kata suami, dengan tanpa landasan yang logis dan syar’ie. Sebuah contoh misal dalam Al Qur’an adalah figure keluarga nabi LUth a.s dan Nabi Nuh a.s. Dimana sang suami merupakan figure panutan ummat, menghimpun ummat menuju ketaatan kepada ilahy, sementara sang istri terang2 an membagkang bahkan menjadi motor yang terdepan sebagai penentang dakwah suaminya. Maka bagi suami adalah merupakan konflik batin terbesar, jika hal ini betul2 terjadi pada masa sekarang. Adalah satu ketentuan dimana seorang suami merupakan panutan dalam keluarga, ia didengar nasehatnya, diperhatikan arahannya, dilaksanakan perintahnya. Namun, bagi figure seperti istri Nabi Luth a.s dan Nabi Nuh a.s ini lainlah soalnya. Mereka malah menjadi kerak neraka, jauh dari keselamatan di akhirat, karena mereka menjadi pemimpin front terdepan dalam menggugurkan dakwah sang suami yang haq. Kita ingat ketika nabi Luth hendak menyelamatkan tamunya, maka istrinya serta merta malah berkata “ akulah yang terang2an akan mengusirmu dari kampong ini”,,insyalloh begitu kisahnyaJ ….maka ibroh yag dapat kita ambil disini adalah, sekufu dalam iman, islam, satu visi satu misi membentuk keluarga yang Islami.

Figure keluarga dengan Kepala rumahtangga ahli ma’shiyat dan istri ahli taat.

Jikalaulah ada gambaran keluarga pada masa ini, maka sungguhlah terlampau berat sang istri itu untuk memperjuangkan keimanannya. Betapalah tidak, seorang suami yang seharusnya menjadi pemimpin keluarga, penentu arah dalam tujuan keluarga. Malah jauh menyimpang dari jiwa dan semangat yang baik. Justru sang suami malah memataharangkan tujuan keluarga semula, yakni membangun keluarga Islami. Type keluarga seperti ini telah Alloh gambarkan dalam keluarga Fir’aun. Asiyah si istri fir’aun, dengan gigih mencoba mempertahankan keimanan sejatinya, walau harus nyawa yang ia haturkan demi menebus keyakinannya. Namun, tiadalah bergrming ia dibuat Fir’aun. Fir’aun yang konon congkak, pantaslah ia congkak dan pongah karena memang sebetulnya ia tidaklah seperti manusia lumrah, dalam suatu kitab dikatakan Fir’aun tiadalah pernah menderita sakit, bahkan buang airpun berjangka 40 hari sekali. Namun, semua itu sebetulnya hanyalah sebagai batu uji Alloh atasnya. Apakah ia akan jumawah, ataukah akan semakin merunduk atas kuasa ALLoh. Malahan ia dicap oleh Al Qur’an sebagai sosok yang melampaui batas, artinya ia telah jumawah mengklaim dirinya sebagai sesembahan / Tuhan. Dan betul, seketika ia dikalahkan oleh anak angkatnya sendiri, Mosa a.s maka pupuslah kepongahannya. Namun, bukanlah pokok kajian kita membicarakan Musa a.s, hanyalah kita mencoba mengambil sisi penggambaran sang istri yang begitu tegar dalam perjuangan mempertahankan keimanan. Ya, istri seperti inilah sungguh surga baginya. Istri dengan pendirian iman yang kokoh, tak terpengaruh arogansi suami.

Figur Suami dan istri sekufu dalam ma’shiyat.

Gambaran keluarga seperti ini telah diterangkan dalam QS Al lahab (Gejolak Api), mari kita simak :

- binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya ia akan binasa.

- Tiadalah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan

- Kelak ia akan masuk kedalam api yang bergejolak

- Dan (begitu pula) istrinya, sipembawa kayu baker

- Yang lehernya ada tali sabut

Dalam sejarah hidupnya. Abu lahab dan istrinya adalah sejoli yang senantiasa senang dengan menebar gossip dan fitnah atas nabi, maka dikatakan si pembawa kayu baker, artinya adalah sang pembawa kabar isu/ fitnah atas rasululloh saw. Dan kata kedua tangan itu adalah penegas si Abu Lahab itu sendiri. Kekal mereka dalam neraka ALloh, bahkan oleh sang ustadz dikatakan bahwa kata “hammalata al khatthob” juga diartikan bahwa ia akan memikul kayu baker yang membara di neraka. Nau’dzubillah…

Kita berlindung dari sifat2 sedemikian kepada ALloh swt

Figur Suami dan Istri sekufu dalam iman.

Hal ini adalah sangat cocok dinisbatkan kepada diri rasul. Dimana beliau beserta seluruh keluarganya/ istri2 nya senantiasa dalam keadaan iman yang kokoh. Maka tiadalah berlebih jika Alloh menggambarkan rasul sebagai seorang yang luhur dalam berakhlak, “Wa innaka la a’la khuluqin A’dzim” dan sesungguhnya engkau dalam tatanan akhlak yang agung”…..apalagi dengan persaksian kita sebagai seorang mukmin, maka dengan jelas dasar hokum yang kita ambil adalah al Qur an dan sunnah nabi Muhammad saw, sunnah dalam segala lini kehiduoannya. Maka suatu saat ditanya A’isyah..seperti apakah akhlak rasul itu??Akhlak rasul adalah Al qur’an…..demikian dalam membimbing rumah tangga, ia sukses dan mampu memberi tauladan kepada siapa saja, ia memberi inspirasi kedalam jiwa sanubari tiap muslim di dunia, tokoh yang paling berpengaruh. Bahkan dalam bertata Negara pun ia adalah panutan sejati, dalam berkeluarga hingga khilapah. Kita bermohon kepada ALloh semoga dapat meneladani akhlak beliau dalam segala hal, hingga kita selamat dari dunia sebagai ladang kita memetik buahnya di akhirat, amiien.

Demikian tidaklah perlu diperpanjang lagi, kiranya antum telah banyak mengenal sosok mulia Muhammad bin Abdullah, Sholawat dan salam teruntuknya.

Segala khilap mohon dimaapkan, wal hamdulillahi robbil a’lamin

Sri_susuhunan

Kasuhunan Magelang Hadiningrat

.L.